"Karena kamu yang menggagalkan acara pernikahan ini, maka kamu harus bertanggung jawab!" ucap pria sepuh didepannya.
"Bertanggung jawab!"
"Kamu harus menggantikan mempelai wanitanya!"
"APA?"
****
Bagaimana jadinya kalau seorang siswi yang terkenal akan kenalan dan kebar-barannya menjadi istri seorang guru agama di sekolah?!?
Yah dia adalah Liora Putri Mega. Siswi SMA Taruna Bangsa, yang terkenal dengan sikap bar-barnya, dan suka tawuran. Anaknya sih cantik & manis, sayangnya karena selalu dimanja dan disayang-sayang kedua orang tuanya, membuat Liora menjadi gadis yang super aktif. Bahkan kegiatan membolos pun sangatlah aktif.
Kalau ditanya alasan kenapa dia sering bolos. Jawabnya cuma satu. Dia bolos karena kesetiakawanannya pada teman-teman yang juga pada bolos. Guru BK pusing. Orang tua juga ikut pusing.
Ditambah sikapnya yang seenak jidatnya, menggagalkan pernikahan orang lain. Membuat dia harus bertanggung jawab menggantikan posisi mempelai wanita.
Gimana ceritanya?!!?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 : Jika Dia Bukan Pengantin Prianya, Lalu siapa?
Liora bergerak secara diam-diam, mencoba mengintip dua pasang kekasih yang sedang bercengkerama dalam dekapan mesra di balik hotel. Lokasi yang mereka pilih cukup tersembunyi, menjaga mereka dari pandangan orang-orang yang tak sengaja melintas. Rasa ingin tahu Liora muncul, lantas ia berjalan mendekat secara perlahan, berharap dapat menguping pembicaraan kedua pasangan tersebut.
Mengamati dengan seksama, Liora terlihat mengerutkan dahi, "Kenapa mereka berpelukan seperti itu? Bukannya mereka seharusnya bersiap menikah?" bisiknya dalam hati.
Lalu ia menyadari sesuatu, "Eh, tunggu! Si pria tidak mengenakan baju pengantin. Apa... mungkin dia bukan pengantin pria yang sebenarnya?" ungkap Liora keheranan dan mulai menaruh curiga.
"Jika bukan dia pengantin prianya, lalu siapa?" monolognya.
"Kenapa kamu tega banget, Sayang? Harusnya aku yang jadi mempelai pria-nya? Kenapa harus orang lain?" ucap si pria mewek.
"Maafkan aku, Mas. Aku dipaksa papa menikah dengan pria pilihannya. Aku nggak kuasa menolak!" jawab pengantin wanita.
"Tapi, sayang....! Kita sudah saling mengikat janji, kita akan menikah!"
"Iya . Aku tahu. Tapi aku tidak kuasa menolak keinginan kedua orang tuaku. Mereka mengancam aku, Mas. Jika aku nggak menikah dengan pilihan mereka, maka aku dicoret dari daftar kartu pkh. Eh, maksudnya kartu keluarga. Aku takut, Mas. Aku takut nggak di akui keluarga. Kamu tahu, aku masih membutuhkan mereka. Selama ini, papa dan mama yang memenuhi semua kebutuhanku. Kalau aku menolak keinginan mereka, aku takut mereka mencabut semua fasilitas yang mereka berikan untukku. Uang saku, mobil, hape, dan semuanya. Aku takut diambil!"
"Aku bisa memberikannya. Aku akan bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan kamu! Bila perlu siang malam, aku akan bekerja. Asal kamu mau ya meninggalkan pria itu. Kita kawin lari saja!"
"Jangan bodoh kamu, Mas! Seberusaha apapun kamu kamu bekerja mencari uang, kamu tidak akan pernah bisa memenuhi kebutuhan ku yang sangat banyak. Aku juga nggak bisa hidup miskin atau sederhana. Aku nggak bisa! Kamu saja setiap harinya hanya bisa makan nasi dan tempe. Aku nggak mau makan nasi dan tempe!"
"Aku bisa belikan kamu telor, Sayang. Aku janji!"
"Alah, cuma telor. Lama-lama seluruh tubuh aku bisulan gara-gara setiap hari makan telor!"
"Memang, kamu sudah nggak cinta aku, Sayang?"
"Tentu saja aku sangat mencintaimu, Mas! Kita selalu menghabiskan waktu bersama. Bahkan kita juga sudah berbuat lebih jauh yang menentang syariat agama. Itu sudah membuktikan betapa besar cintaku padamu. Tapi tetap saja, aku tidak bisa bersama Kamu. Aku nggak mau hidup miskin. Yang tidur di rumah kontrakan, kasur keras, bantal apek bau jigong kamu, aku juga nggak bisa setiap hari hanya makan tempe dan tahu, bisa-bisa ee aku keras . Emmmm, Kecuali kalau kamu seorang yang kaya raya. Mungkin aku akan lebih memilihmu!"
"Apakah kebersamaan kita selama ini sangat tidak berarti bagimu, Sayang? Bahkan hubungan kita sangat intim loh. Kita sering na ni nu ne no. Masa kamu tidak merasakan ketulusan ku!" pria itu nampak frustasi.
"Aku janji akan berkerja mencari uang yang banyak untuk membahagiakanmu. Jadi, aku mohon, batalkan pernikahan ini!"
"Tetep nggak bisa. Sekarang sebaiknya kamu pergi saja. Lima menit lagi, acaranya akan dimulai. Aku harus masuk ke dalam!"
"Sayang.... Tunggu!"
"Please. Pergilah jika emang kamu mencintaiku maka pergilah. Setelah acara selesai, aku akan menemuimu lagi!"
"Tapi, Sarah.....!"
"Pergi...!"
******
Liora bersembunyi di semak-semak dengan tangan tergantung di samping tubuh, matanya membelalak lebar, mulut pun menganga tak percaya. Baru saja, dia mendengarkan percakapan pengantin wanita dengan pacarnya itu. Pikirannya tak dapat menerima bahwa ada wanita setidak tahu malu dan seegois itu, meninggalkan kekasihnya hanya karena takut makan tempe dan tahu.
"Bagaimana bisa dia melakukan hal seperti itu?" desis Liora kesal sendiri.
Beberapa menit kemudian, senyum jahil Liora muncul di wajahnya. Dia baru saja berhasil merekam dan memvideo percakapan keduanya. Tangannya gemetar kegirangan, perasaan bangga menyelimuti hatinya karena berhasil mengabadikan momen langka dalam sejarah percintaan yang dianggap tidak bermoral itu. Pikiran Liora melayang pada lucunya kisah cinta pasangan tersebut.
Sejatinya, niat Liora hanyalah mendokumentasikan rekaman itu saja. Namun, begitu mengetahui identitas mempelai prianya, rasa syok dan terkejut menyergap Liora..
"Pak Agam!" pekik gadis itu, "Kok bisa?" matanya tak berkedip melihat Agam sudah duduk dimeja ijab, di depan pak penghulu dengan muka datar seperti biasa.
"Dari mana saja sih, Dek. Dari tadi papa dan mama mencari kamu?" tanya Satya pada adik semata wayangnya.
"Dia pengantin prianya, Bang?" tanya Liora dengan wajah yang masih terkejut.
"Iyalah dia. Memang siapa lagi? Lah wong yang duduk di depan pak penghulu dia ...!" sahut si Abang. Membuat Sarah, istri Satya, terkekeh.
"Duduk, Dek!" ucap Sarah pada adik iparnya.
Liora mendudukkan bokongnya di kursi, namun mimik wajahnya tidak berubah. Masih dengan memasang wajah syok, tidak percaya kalau yang menikah ternyata guru agamanya di sekolah.
Mengingat sebuah rahasia besar tadi, tiba-tiba Liora merasa kasihan pada sosok Agam. Meskipun Liora tidak suka dengan guru agama itu, tetap saja dia adalah guru agamanya di sekolah. Ada perasaan tidak rela, kalau guru agamanya menikah dengan seorang wanita yang tidak bermoral dan bermartabat seperti wanita tadi. Tapi dia bingung harus melakukan apa.
Gadis itu menggigit bibir bawahnya sendiri. Otaknya terus bekerja, memikirkan bagaimana cara mengatakan pada Pak Agam soal wanita itu.
"Ma-na papa dan mama?" tanya Liora pada abangnya.
"Di sana. Ikut duduk sama keluarga Pak Yai. Tadi disuruh pak kyai pindah ke sana!" jawab Satya, "Kenapa?"
"Nggak apa-apa!" Liora hanya nyengir kuda.
Duh, gimana caranya gue kasih tau Pak Agam?
Kasian kalau dia nikahin cewek modelan begitu!
Meskipun gue nggak suka sama Pak Agam, tapi dia kan guru disekolah, guru disekolah gue lagi .
Gimana ya?!? Saking stress-nya mikirin masalah Pak Agam, Liora mengacak rambutnya sendiri.
Tak berapa lama, mempelai perempuan datang. Wanita itu didampingi dua Bridesmaids berjalan diatas karpet merah menuju meja ijab dengan sangat anggun dan tersenyum sangat lebar. Liora berdecak muak melihat kepalsuan pengantin perempuan.
"Bang, Mana yang namanya Kyai Ahmad?" tanya Liora tiba-tiba.
"Kenapa kamu nanyain kyai Ahmad? Kamu mau minta di ruqyah?"
"Ih, sembarangan banget Abang kalau ngomong. Emang gue kesurupan apa?" sewot gadis manis itu.
"Hahahaha. Yeay, kirain kamu kesurupan. Kamu kan emang sering kesurupan, Dek!" ujarnya terkikik geli.
"Ish, Ayo kasih tahu. Yang mana yang namanya Kyai Ahmad?" jengkel Liora.
"Mau ngapain?"
"Cepetan Abang. Urgent nih....!"
Satya celingukan mencari pria sepuh yang merupakan Kyai Ahmad.
"Ah, yang duduk di sebelah papa!" tunjuk Satya pada seorang pria sepuh yang memang duduk di sebelah papanya. Mereka duduk di barisan paling depan.
"Ah, Thanks!" Liora lekas pergi, berjalan cepat menuju pria sepuh itu.
"Woii, mau kemana?" Satya merasa ada keanehan pada diri adiknya. Sayangnya Satya sudah terlambat untuk mencegah sang adik berbuat konyol di pesta orang.
"Duh, gimana ini?"
"Ada apa sih, Mas?" tanya sang istri merasa heran dengan tingkah laku suaminya.
"Itu si Liora kayaknya mau berbuat konyol deh. Dari tadi tuh sikapnya aneh....!"
"Aneh gimana?"
"Nggak tau ah, Mas bingung mau cerita. Tapi yang penting sikapnya aneh...!"
Bersambung....
Komen ya....😂