NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:27M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Langkah Awal

***

Elang menatap tajam wajah Sherin yang terlihat

tersenyum getir, dia menggeleng lemah.

"Owhh.. kapan kalian menikah.? Adakah sesuatu

di balik pernikahan settingan ini.?"

Elang mengeluarkan suara nya dengan nada

yang terdengar berat dan jelas sekali tidak terima.

Devan menyeringai tipis sambil kemudian duduk

tenang di sofa sambil tumpang kaki.

"Itu bukan urusanmu Tuan Elang."

"Jelas itu urusanku Mr Elajar yang terhormat.!

Selama ini dia ada di bawah pengawasan ku.!"

"Sekarang tugasmu sudah selesai.! Kau tidak

perlu lagi merasa harus mengawasinya.!"

"Ya.. tentu saja.! Tapi aku harap kalian tidak

terlalu lama memainkan sandiwara ini.!"

"Semuanya akan berjalan sesuai dengan apa

yang sudah aku rencanakan.!"

"Mr Elajar.. aku yakin, anda tahu dengan pasti

apa yang sedang menimpa istrimu saat ini.!"

"Tentu saja..dan aku juga tahu pasti, apa yang

terbaik untuk istri ku Tuan Elang. Kau masih

bisa menemuinya kalau mau, tapi hanya untuk

urusan penting saja!"

Wajah Elang tampak memerah, dia menarik nafas panjang sambil menatap tajam ke arah Devan

yang terlihat cuek dan acuh tak acuh.

"Setelah anda selesai dengan drama pernikahan

ini, aku harap segeralah bebaskan dia.!"

"Kak Elang.. sudah cukup.! Dan maaf.. karena

aku harus menyembunyikan semua ini darimu.!"

Sherin menatap wajah Elang penuh rasa bersalah.

Namun, gurunya itu tampak nya sudah terlanjur

kecewa. Dia memalingkan wajahnya yang kini

terlihat berubah sangat dingin.

"Baiklah.. nikmati waktu kalian.!"

Akhirnya Elang beranjak pergi dengan langkah

sedikit gontai. Dia benar-benar tidak menyangka

kalau murid kesayangannya yang sudah mengisi

hatinya bertahun-tahun lamanya itu rela menjadi

wanitanya seorang Devan Kanigara Elajar..Ya..

dia yakin, pria berkuasa itu hanya menjadikan

Sherin sebagai istri simpanannya saja.!

Sherin menghela nafas panjang, mencoba untuk

menghilangkan ganjalan karena rasa bersalah

yang kini bersarang di dalam hatinya. Dia tahu,

Elang akan sangat kecewa dengan fakta ini.

Tapi dirinya harus segera mengakhiri penantian

Elang terhadap dirinya, agar pria itu bisa fokus

pada masa depannya sendiri.

Devan menarik tubuh Sherin hingga terjatuh di

atas pangkuannya. Tangan pria itu langsung

membelit pinggangnya. Keduanya kini saling

pandang lekat, tangan Sherin berada di dada

bidang Devan, menahannya agar mereka tetap berjarak.

"Seberapa besar dia mencintaimu.?"

Alis Sherin bertaut, dia menatap Devan sedikit

bingung, pria itu mendekatkan wajahnya.

"Entahlah..aku tidak tahu.. Mungkin saja sebesar

rasa percayaku padanya.!"

"Apa kau pernah menyimpan namanya di dalam

hatimu.? Kau pernah menyukai laki-laki itu.?"

Sherin terdiam, hatinya tiba-tiba di paksa untuk

bertanya dan mencoba menelaah perasaan nya

selama ini. Perasaannya terhadap Brian, ataupun

pada Elang yang selama ini selalu ada untuknya.

"Mungkin saja.. tapi..itu tidak lebih dari perasan

kagum, karena dia pria yang penuh perhatian

dan selalu ada untukku.!"

Wajah Devan tampak berubah sedikit keras, dia

semakin mengunci pinggang Sherin hingga tubuh mereka terpaksa merapat membuat dada sintal

Sherin kini menempel ketat di dada Devan dan

nafas mereka pun mulai tidak beraturan.

"Mulai sekarang.. hapus nama pria manapun

dari hati dan pikiranmu Nyonya El..Selama kita menikah, aku tidak ingin ada yang mencemari jiwamu.!"

Wajah Sherin memerah, apa maksud pria ini

sebenarnya ? Bolehkah dia mengartikan kalau

suaminya ini sedang cemburu.? Aahh.. tapi

mana mungkin.! Apa alasannya dia cemburu.!

"Apa kau mau membelenggu kebebasanku..?

Termasuk juga hati dan perasaan ku Tuan Dev.?"

"Kalau itu di butuhkan, aku akan melakukannya.!"

"Kau sangat egois kalau begitu..!"

Decak Sherin sambil kemudian melepaskan diri

dari kekuasaan Devan dengan mendorong dada

pria itu dan segera berdiri lalu berpindah tempat

duduk karena ke dalam ruangan muncul 3 orang pelayan yang membawa semua pesanan Sherin. Hidangan laut yang serba komplit dan sangat menggoda..

Untuk sesaat mereka bertiga tampak gugup,

menatap bengong ke arah Devan yang terlihat

anteng-anteng saja memainkan ponselnya.

"Yang kalian lihat adalah benar, Tuan Elajar. Tapi

yang ada dalam pikiran kalian, itu tidak benar.

Jadi aku minta.. kalian cukup tahu saja.!"

Tegas Sherin sambil menatap ketiga pelayan

pria yang selama ini selalu melayani dirinya tiap

kali dia datang ke tempat ini.

"Ba-baik Mbak Sherin.. kami mengerti."

Sahut mereka kompak sambil menundukkan

kepala di hadapan Devan dan segera menata

hidangan di atas meja. Setelah itu, mereka pun

berpamitan lalu keluar dari tempat itu.

Akhirnya Dev dan Sherin mulai menikmati makan malam mereka. Walaupun Sherin harus sedikit mengatur porsi makannya, tapi dia sangat puas

saat melihat Devan makan dengan lahapnya,

apalagi saat dia menyuapinya. Entah kenapa,

kegiatan suap menyuapi ini seolah jadi sesuatu

yang menyenangkan untuk mereka lakukan..

***

Pagi hari yang hangat penuh semangat..

Tapi tidak bagi Devan..dia harus menelan pil

pahit semalam. Keinginannya untuk mengulang

segala kenikmatan dan keindahan seperti malam

sebelumnya harus hancur dalam sekejap.

Semalam...

Devan terlihat sudah berbaring di ranjang dengan

mengganjal punggungnya memakai bantal dan

sibuk mengecek ponselnya. Dia terus saja melirik

ke arah pintu kamar mandi. Sudah sekitar 25 menit Sherin ada di dalam sana, tapi anehnya, belum ada tanda-tanda kalau istrinya itu akan keluar.

Devan benar-benar tidak sabar lagi. Dia ingin

secepatnya menguasai tubuh indah istrinya itu. Menyentuhnya, menjelajahi, serta merasakan

segala kehangatan dan kenikmatannya yang tiada batas. Aahh..tubuh bagian bawahnya sudah

terbangun dari tadi, bahkan sejak mereka masih

di perjalanan.

Habis kesabaran, akhirnya Devan beranjak, turun

dari atas tempat tidur. Dia melangkah cepat ke

arah kamar mandi.

"Sherin.. kenapa kamu lama sekali di dalam.?

Adakah sesuatu yang lebih menarik daripada

aku di sana.? Aku menunggumu sekarang.!"

Devan menggedor pintu kamar mandi dengan

sedikit keras untuk menyadarkan Sherin agar dia

cepat keluar dari dalam sana. Sherin yang ada

di dalam memejamkan matanya kuat sambil

menutup mulutnya dengan sedikit meringis.

"Mmm..Dev.. bisakah kamu menolongku..?"

Alis Devan mengernyit bingung, dia semakin

khawatir sekarang.

"Apa yang terjadi dengan mu.? Kalau kau tidak

keluar juga, aku akan masuk sekarang.!"

"Tidak, tidak ! Jangan masuk Dev, aku mohon.!"

"Sherin ! Jangan membuatku cemas.! Cepat

keluar sekarang juga.!"

Sherin menutup wajahnya dengan air muka

yang terlihat bingung campur malu.

"Emm..Dev..bisakah kau menyuruh seseorang

membelikan..pembalut untuk ku.?"

Wajah Devan tampak bengong, pembalut.? Apa

itu.? dan untuk apa.? Apakah Sherin terluka atau..

Raut wajah Devan berubah aneh, antara kesal,

bingung dan harap-harap cemas. Tidak, tidak !

jangan sampai hal itu terjadi !

"Jangan bilang kamu sedang mencoba untuk

menghindari keinginan ku malam ini Sherin.!!"

Sherin semakin memejamkan matanya sambil

menggigit bibir bawahnya, dia tersenyum getir.

"Deevv sayaang...aku mohon..aku bukan tipe

manusia yang suka menghindar. Aku serius

saat ini, aku tidak punya stock pembalut, dan

aku lupa membelinya.!"

Bluk.!

Devan menjatuhkan dirinya di balik pintu sambil

meremas kepalanya kuat. Kacau.! hancur sudah

segala khayalan indahnya yang dia susun dari

tadi siang. Oohh.. Sheriiinn...kenapa datangnya

harus sekarang sih ?

"Dev.. kau masih di situ.? Aku mohon..aku tidak

bisa keluar sekarang. Keadaannya sangat urgent."

"Kenapa harus sekarang datangnya Nyonyaaa..."

Umpat Devan sambil kemudian berdiri, masih

dengan tampang wajah anehnya.

"Mana aku tahu Tuaann... tapi memang sudah

waktunya datang. Sudah cepat, suruh siapapun

yang bisa di suruh.!"

"Owhh Sherindaa.. kamu akan membuatku

menderita kalau begini.!"

Decak Devan sambil kemudian beranjak dari

depan pintu kamar mandi. Dengan tergesa-gesa

dia mengenakan mantel tebalnya, lalu menutup

wajahnya dengan masker full dan menyambar

ponsel serta dompetnya.

"Merk apa yang biasa kamu pakai.?"

Sebelum melangkah keluar kamar Dev berteriak. Sherin kini tertegun sesaat, jangan bilang...

"Apa saja yang penting bagus dan nyaman.."

"Tunggu sebentar.! jangan keluar dari dalam sana

sebelum aku kembali, aku tidak akan lama..!"

Brug !

Pintu kamar sudah tertutup rapat. Sherin hanya

bisa bengong sendiri sambil memegangi dadanya.

Apakah mungkin Devan sendiri yang pergi..??

Hahaa... impossible..! itu sangat mustahil.!!

Seumur-umur.. ini adalah pengalaman pertama

bagi Devan. Mencari dan membeli perlengkapan

wanita. Tapi dia terlihat semangat melakukannya.

Roman yang ikut menemani Tuan Muda nya itu

tampak membelalakkan matanya saat melihat barang-barang yang di ambil oleh bos nya itu.

Dia pasti sedang bermimpi kan.?

Devan memasukan pembalut dari merk terbaik

dan termahal ke dalam troli yang di bawa oleh

Roman dalam jumlah yang sangat banyak, lalu minuman dan obat-obatan pereda nyeri bagi

wanita yang sedang datang bulan. Dia sengaja

googling terlebih dahulu sebelum berbelanja

sembari berkeliling di dalam toserba itu.

"Maaf Tuan Muda..kenapa anda tidak menyuruh

saya saja, anda tidak perlu turun langsung."

Roman akhirnya mengeluarkan suara karena

tidak tahan dengan rasa penasarannya .

"Agar kamu tahu ukuran pembalut istriku.?"

Hahh.?! Roman menganga. Tuan Mudanya ini

seperti nya sedang terganggu otaknya. Ukuran

pembalut itu tidak sedetail ukuran pakaian dalam

Tuan Mudaa...Huuh aneh-aneh saja.!

"Anda sangat baik ya Tuan..mau membelikan

perlengkapan pribadi istrinya, apalagi sampai

selengkap ini !"

Puji sang kasir dengan wajah yang terlihat merah

dan tersipu sendiri. Mungkin sedang berkhayal

andai itu terjadi pada dirinya. Sementara Devan

sendiri terlihat acuh dan tidak peduli. Setelah

selesai, dia segera kembali ke lantai paling atas apartemen paling elite di kota ini.

"Apa ada yang anda butuhkan lagi Tuan.?"

Roman bertanya saat mereka tiba di depan pintu

kamar dan meletakkan barang belanjaan yang di

beli oleh Tuannya itu. Devan tampak mengibaskan tangannya, sebagai tanda bahwa tidak ada lagi

yang dia butuhkan.

"Kalau begitu saya permisi. Kalau ada yang anda

butuhkan, silahkan hubungi saya langsung."

"Romaan.. apa kamu mulai berani mengaturku.?"

"Saya tidak berani Tuan Muda.. permisi."

Roman membungkukkan badan, setelah itu dia

berlalu turun dari lantai atas masih dengan isi

otaknya yang kusut. Sementara Devan masuk membawa barang belanjaannya.

"Dev.. apa kau sudah kembali.?"

Sherin bertanya dari dalam kamar mandi. Devan

membuka otomatis pintu kamar mandi tersebut. Tanpa kata, dia mengulurkan sebungkus besar pembalut ke hadapan Sherin yang melebarkan matanya.

"Dev.. apa kau tidak salah ? Kenapa sebanyak ini.?

Aku hanya datang bulan, bukan habis melahirkan.!"

Gumam Sherin sambil meraih bungkusan itu

dengan wajah memerah. Mata Devan mengerjap.

Melahirkan..?? Ada kilatan cahaya aneh yang kini

terpancar dari bola mata coklat pekatnya. Dia

menatap tajam wajah Sherin yang terlihat hanya

mengenakkan bathrobe saja. Bibirnya tampak

menyeringai tipis.

"Bulan depan..kau sudah tidak boleh kedatangan

tamu seperti ini lagi, cukup kali ini saja.!"

Tegas Devan dengan tatapan penuh intimidasi

yang membuat wajah Sherin memucat seketika.

Apa dia tidak salah dengar.? Devan melangkah

tenang meninggalkan Sherin yang masih terlihat

terpaku di tempat, setengah syok.

Pagi ini...

Sherin tampak sibuk di dapur, dia menyiapkan

sarapan sendiri di bantu oleh Tami. Ada banyak

menu yang dia buat hari ini. Sedang asik-asiknya

menata hidangan di atas meja makan, ponselnya berdering. Dan nama Vincent yang tertera di layar.

"Hallo Tuan Vincent...ada apa pagi-pagi.."

"Sheriiinn... Sherin my dear.. kamu lihat berita

besar hari ini sekarang juga.! Gebrakan mu sudah

meledak sekarang.!!"

Sherin menjauhkan ponselnya sambil menutup

telinganya yang hampir saja berdenging. Dia

segera menutup teleponnya sepihak. Namun

tidak lama ada notif dari privat nomber.

Misi pertama sudah saya selesaikan.. Akan ada

babak kedua nanti sore..

Bibir Sherin tersenyum tipis. Dia segera meraih

cangkir kopi yang ada di atas meja kemudian

berjalan menuju lantai atas.

Saat ini Devan tengah duduk santai di kursi yang

ada di balkon. Dia baru saja selesai membersihkan

dirinya dan masih memakai jubah mandi warna

putih dengan kondisi rambut setengah basah.

Matanya saat ini sedang fokus ke layar laptopnya,

dimana di sana ada ledakan berita baru yang kini

menggegerkan jagat dunia maya. Sementara

berita tentang dirinya sudah tidak ada jejaknya

sama sekali.

Starlight Management..ternyata melakukan

eksploitasi besar-besaran terhadap model-model

di bawah umur..

Itu adalah headline news dari ratusan akun yang

di sertai dengan bukti video perundungan pihak

management terhadap model-model yang masih

berumur di bawah 15 tahun..

Starlight Management menerapkan peraturan

mencengangkan yang mengharuskan setiap

calon modelnya melakukan audisi dalam

kondisi tidak berbusana..

Yang ini headline news lainnya di sertai dengan

bukti fhoto dan video yang di samarkan.. Dan yang

paling menghebohkan dari semua berita-berita itu adalah pelecehan seksual yang di lakukan oleh orang-orang management terhadap para model

yang bernaung di bawah management Starlight.

Semua pihak kini ramai-ramai angkat bicara.

Hujatan serta cacian langsung meluncur deras

di tujukan pada pihak Starlight management

secara masif dan besar-besaran. Bibir Devan tersenyum puas. Lumayan.. istrinya ini ternyata

cukup lihai juga.

Dia menghubungi seseorang yang menjadi otak

dari ledakan berita besar hari ini.

"Iya Tuan.. saya sudah merilis berita-berita itu.!"

Terdengar suara tegas dan besar dari seberang

sana. Devan menipiskan bibirnya dengan sorot

mata penuh kepuasan.

"Pastikan berita-berita ini bertahan cukup lama.

Dan kalian pastikan tidak ada satu hacker pun

yang bisa meretas jati diri kalian.!"

"Tuan tenang saja, kita sudah menerapkan sistem

keamanan yang bisa menahan berita itu."

"Hemm.. lanjutkan. Aku akan terus memantau.!"

"Baik Tuan.. saya pastikan, minggu ini juga, nasib

Starlight Management bakal ada di ujung tanduk.!"

Devan segera menutup telepon begitu Sherin

masuk ke dalam kamar dan langsung menuju

balkon, kemudian meletakkan cangkir kopi di

atas meja di hadapan Devan.

"Selamat pagi presdir El.."

Ucap Sherin sambil meraih handuk kecil yang ada

di atas kursi yang satu lagi. Dengan gerakan taktis namun tetap lembut, dia mengeringkan rambut suaminya itu perlahan dan hati-hati. Namun Dev

malah menarik tubuh Sherin untuk duduk di atas

pangkuannya.

"Dev.. lepaskan aku. Biarkan aku mengeringkan

rambutmu. Minumlah kopinya sebelum dingin."

Ucap Sherin sambil berusaha menjauhkan diri

dari rengkuhan kuat tangan Devan. Tapi tangan

pria itu malah semakin mengunci pinggang

ramping berbentuk gitar spanyol itu.

"Itu bisa di tunda, sekarang..berikan aku ciuman selamat pagi. Dan mulai hari ini kau harus selalu melakukannya."

Mata Sherin melebar cantik, apa-apaan dia ini.?

Dia masih mencoba melepaskan dirinya.

"Aku rasa itu tidak penting Tuan.."

"Tidak ada bantahan ataupun pilihan.!"

Cup !

Sherin mendaratkan ciuman lembut di bibir tipis

nan seksi milik suaminya itu karena tidak ingin

memperpanjang urusan. Devan tersenyum, tapi alih-alih membiarkan Sherin bebas, dia malah

semakin membelit tubuh istrinya itu.

"Kau sudah melihat berita hari ini.?"

Dev bertanya sambil meraih dagu lancip Sherin

dan mendekatkan nya hingga wajah mereka kini

hanya berjarak beberapa inchi saja. Sherin

menggeleng pelan, tatapannya mengunci wajah

super tampan suaminya itu yang terlihat segar

namun masih ada kekesalan yang tersisa.

Sepertinya kejadian semalam masih berefek

sampai pagi ini.

"Aku sudah tahu apa isinya, jadi tidak penting

untuk melihatnya lagi. Aku hanya menunggu

reaksi dari pria itu.!"

"Kau tahu management mu sebobrok itu, tapi

kenapa selama ini diam saja.?"

Sherin terdiam, wajahnya terlihat sedikit getir.

Keduanya kembali saling menatap, kuat dan

dalam.

"Semuanya karena cinta.. entah cinta atau apalah

namanya. Selama ini, aku hanya bisa menahan

segala rasa bersalahku karena memilih diam.!"

"Itu bukan cinta, itu kegilaan..kau telah di paksa

berada dalam bayang-bayang bajingan itu.!"

Desis Devan dengan suara berat menahan satu

hantaman perasaan tidak terima atas pernyataan

Sherin barusan, cinta.!! Dia menarik dagu Sherin

agar semakin mendekat.

"Mungkin itulah yang sebenarnya terjadi.. Dan

sekarang, aku rasa semuanya harus berakhir."

Lirih Sherin sambil kemudian mengelus lembut

wajah mulus Devan yang berhias sedikit bulu-bulu halus di sekitar dagu dan rahang nya. Tampak

sangat menawan dengan kesan maskulin yang

sangat kental.

Devan mulai memanas, dia menarik tengkuk leher Sherin. Dan dalam sekejap keduanya sudah saling menyergap, ******* kuat, saling mencicipi rasa manis dan lembut dari bibir masing-masing. Suara desahan lembut yang keluar dari mulut Sherin

mampu memantik gairah Devan hingga darahnya berdesir hebat. Sayang nya..dia harus berjuang

untuk bisa meredamnya...

***

Bersambung...

1
Anonymous
Maaf saya kurang nyaman membacanya spasi antar tulisan jauh menurutku, thor tolong d perbaiki ya
Jio
Luar biasa
Jio
Lumayan
Nova Nurdin
bager teiung ah si sherin na oon hahah
Rizka Susanto
pak presdir multitalenta ternyata...., 😂
Asmainiati Pelis
aku nggak tau kapan mulai terbit novel ini,tp aku mulai membaca novel ini dari th 2021,sampai sekarang aku berulang kali baca cerita ini(2025),nggak ada bosannya,
Rizka Susanto
ada ya ibu kandung yg kya gtu.., 😌
Selamet Turipno
sudahlah sampai disini sajalah kalian baca caritaPEPEK ini
Jati Rianingsih
aku baca novel mu ini setiap tahun thooor dulu masih 1 juta yg like sekarang aku liat sudah 2 juta subhanallah. sehat selalu thooooor udah gak ada lagi kah gebrakan 2025 untuk novel terbaru?
Rizka Susanto
jangan pingsan ya km pengharum ruangan 😆😅
Rizka Susanto
klo mng Brian bneran cinta sama serin
harusnya percaya dunk sama serin,kan udh liat sdri klo Arnold udh babak belur dihajar serin,
logikannya klo serin berkhianat pst mrk udh diatas ranjang dunk bri..., km ini gmn sih😁
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Resti Yuliani
sebenrnya aku ga nyaman banget dengan spasi antar tulisannya... kejauhan buat aku, ga nyaman gitu bacanya
Siti Nina
Gak pengen berhenti baca ni novel ceritanya gak ngebosenin Keren banget 👍👍👍
Nuryati Yati
banyak yg pingsan 😆
Indri as
author pindah lapak atau bagaimana? kenapa gak lnjut ta buat novel?
Aseyrah Butik
Luar biasa
Siti Nina
Ya ampun bener" keren ceritanya 👍
Anggraeni Leea: bener bener keren cerita nya mbak.,sampe saya gak tau udah berapa kali bolak balik baca cerita ini🤭.,emang semua karya author Syan the best lah.,semua cerita nya sudah saya baca bolak balik😁
total 1 replies
Siti Nina
Wadidaw mantap 👍 nyuksep" kn jdi nya jdi ngakak byangin mereka berdua nyuksep 😂😂😂
Siti Nina
waw amazing 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!