Dunia bernama Gaia, di penuhi hewan iblis yang di sebut sebagai Enigma. Manusia harus berjuang antara hidup dan mati untuk melawan kelompok Enigma yang melakukan Genosida. Tidak ada yang tau, sampai kapan kehancuran ini akan berakhir, dan sampai kapan manusia bisa bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DenEmma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34 - Pertempuran Kedua
Di desa Majaren.
Anna pun sampai disana bersama dengan truck pembawa barang. Tentu itu membuat Kenta dan May sangat terkejut.
"Paman." teriak Lisa yang keluar dari mobil Anna.
"He, Lisa.?" sahut Kenta dengan terkejut.
"Kau dari mana saja Lisa.?" sahut May.
"emm itu...
"Kita bicarakan di dalam rumah." sahut Kenta sambil melirik ke arah Anna.
"Nona, mau di taruh dimana barang-barangnya." sahut petugas disana.
"Taruh di depan rumah itu saja. Jika tidak muat, taru di depannya." kata Anna.
"Siap Nona."
Anna pun masuk kedalam rumah Dion. Tentu Lisa sangat menyambut kedatangan Anna disana.
"Silahkan duduk kak." sahut Lisa sambil mempersilahkan Anna disana.
"Terimakasih Lisa."
"Jadi, dari mana saja kau Lisa, kakakmu sangat khawatir dan mencarimu kesana sini. ini juga sudah larut malam. Apa kau tidak tau bahaya di luar seperti apa.?" kata Kenta
"Itu kan salah paham saja paman. Aku di ajak oleh kakak ini ke kota, lihatlah aku belanja barang-barang yang sangat banyak." sahut Lisa
Kenta pun hanya menggelengkan kepalanya disana.
"Apa kau lupa dengan janjimu pada kakakmu.?" sahut May.
"Eh.?" Sahut Lisa dengan terkejut.
"Apa kau tau, bagaimana perasaan kakakmu saat ini.? Kita semua jadi cemas Lisa. Setidaknya berikan kabar dulu sebelum pergi." kata May.
"Maaf nyonya, akulah yang mengajaknya. Jadi biar aku yang menanggungnya." kata Anna.
"Hmm, Sampai detik ini, mungkin Dion dan temannya masih mencarimu. Sebaiknya kau menghampirinya besok pagi." kata Kenta.
"Teman? apa dia punya teman disini.? tidak bisa di percaya."
"Aku jadi merasa bersalah." sahut Lisa.
"Mungkin sudah tidak ada Enigma disini, tapi lebih baik besok saja aku antarkan kau kesana." kata Kenta.
"Aku ingin kesana sekarang. Aku takut kak Dion akan mencari ku sampai pagi." sahut Lisa.
"Tapi Lisa, ini sudah malam. ini juga demi kebaikanmu sendiri. Bagaimana jika kau di serang Enigma.? kakakmu benar-benar akan hancur melihatnya." kata Kenta.
"Tapi, aku ingin kesana sekarang."
"Hm, kalau begitu, biar aku saja yang mengantarkannya. Aku bisa menjaganya." kata Anna.
"Tapi Nona. Apa tidak merepotkan mu.?"
"Aku sedang tidak bertugas sekarang. Jadi aku masih punya waktu. Tidak apa-apa, aku akan mengantarkan Lisa kesana." kata Anna.
"Apa ini baik-baik saja. Tujuan Dion tinggal disana adalah untuk menghindari mereka. Malah kita disini mengiringinya kesana." kata Kenta dalam hati.
"Benarkah.?" sahut Lisa dengan tersenyum.
"Tunjukan saja tempatnya, aku juga ingin bertemu dengan kakakmu." kata Anna.
"Uhm." sahut Lisa dengan tersenyum.
...
"Aku hanya ingin bertanya, kenapa dia tau sesuatu yang seharusnya orang-orang tidak tau." kata Anna dalam hati.
[Sampai jumpa lagi, Rachel Lawrence]
Kata-kata terakhir Dion kepada Anna saat ia memasuki portal waktu itu.
Kenta disana benar-benar sangat ragu dan takut. Dia bahkan tidak bisa mencegah Lisa disana, apalagi Anna menawarkan dirinya. Tentu Kenta tidak punya alasan lain lagi.
"Baiklah, kalau begitu, aku juga akan ikut bersama kalian." kata Kenta.
"Sayang.?" sahut May.
"Tidak ada alasan lain lagi, aku harus menjelaskannya pada Dion." kata Kenta.
"Tidak perlu repot-repot Tuan. Biarkan saya saja yang mengantarkan Lisa. Aku akan menjamin keselamatannya." kata Anna dengan tatapan yang serius.
Itu membuat Kenta sedikit ketakutan. Ia benar-benar tidak punya alasan lain lagi. May pun memegang tangan Kenta, dan meyakinkannya kalau Dion akan baik-baik saja.
"Baiklah Nona. Tolong jaga Lisa." kata Kenta.
Ia merasa pasti akan terjadi hal yang sangat berbahaya bagi Dion. Dan dia yakin, Dion pasti bisa menyelesaikannya, tapi berbeda dengan Lisa. Kenta tidak ingin Lisa ikut terjerat masalah disana.
"Kalau begitu kami akan pergi sekarang." sahut Anna yang langsung berdiri dari sana.
Lisa pun langsung keluar dari rumah dan diikuti Anna di belakangnya.
"Nona, semua barang sudah kami keluarkan."
"Ini bayaran kalian." sahut Anna sambil memberikan kartu ATM disana. Tentu itu membuat petugas jadi bingung.
"Hm, itu ada isinya. jangan khawatir. kau bisa mengeceknya dengan sensor ponselmu." sahut Anna.
Petugas itu pun menempelkan kartu itu di belakang HP nya. Lalu, Tit. tertulis Saldo 100.000 Pon.
"Ini, ini terlalu banyak Nona."
"Ambil saja. aku masih ada urusan lain." kata Anna sambil menyusul Lisa yang sudah bergerak lebih dulu.
"Terimakasih Nona." kata orang itu sambil menundukkan badannya.
....
Beberapa saat kemudian. Diatas bukit, Dion masih berdiri di bawah pohon sambil melihat hutan dari sana.
"Kita perlu istirahat Dion, besok kita akan mencarinya lagi." kata Marco.
"Hmm, aku akan mencarinya lagi setelah ini. Kau tunggulah disini."
"Haissh. Kau selalu memaksakan diri Dion. Kau tidak akan berhenti sebelum kau mendapatkan sesuatu yang kau inginkan." kata Marco.
Namun Dion hanya terdiam disana. Tiba-tiba
"Kakak" teriak Lisa disana. tentu itu membuat Dion sangat terkejut.
"Lisa?" Dion pun langsung menghampirinya.
"Aku baik-baik saja, kakak tidak perlu khawatir." sahut Lisa.
"Dari mana saja kau.?" kata Dion.
Tiba-tiba, Anna pun menampakkan dirinya di depan Dion. Tentu itu membuat Dion dan Marco langsung terkejut bukan main.
Srep. Lisa pun langsung di gendong oleh Dion dan melangkah mundur dari Anna.
"Kenapa kak.? dia yang menyelamatkan ku.?" kata Lisa.
"Jadi, dia memanfaatkan anak kecil untuk mencariku ya. Sialan." kata Dion.
Anna yang melihat Marco ada disana pun langsung terkejut, raut wajahnya berubah dengan marah.
"Kalian pergi lah dulu. Ini adalah urusanku. Aku akan menyusul nanti." kata Marco yang memasang badan di depan Dion.
"He.?" Lisa benar-benar sangat kebingungan disana.
"Jadi, temanmu adalah Marco ya. Pantas saja kau tau rahasia itu. Apa kau murid atau anak angkatnya? Bajingan." kata Anna dengan marah.
Anna pun mengeluarkan aura putih dari tubuhnya.
"Ini gawat." sahut Dion.
"Ada apa kak.?" sahut Lisa yang langsung panik.
"Bersembunyi di belakangku Lisa. Dia akan menangkap kita semua disini." kata Dion.
"Eh.?"
Suing. Sebuah pedang pun keluar di depan Anna. Dia benar-benar sangat marah disana.
"Marco, ambil peti itu dan bawa Lisa bersamamu." teriak Dion.
"Bagaimana denganmu.?" sahut Dion.
"Buatlah sebuah portal menuju ke tempat Eva sekarang. Aku akan menahannya sebisa mungkin." kata Dion.
Marco pun langsung menelan ludah melihat Dion disana.
"Kalian tidak akan bisa kabur dari sini."
Swoosh. Anna pun langsung melesat kearah Marco.
"Cepat Marco."
Trang. Dion pun menangkis serangan Anna dengan sebuah pedang.
"Chik, kau menyimpan senjata yang cukup banyak ya.?"
"Diam Rachel. ini adalah salah paham. Dengarkan aku dulu." kata Dion.
"Berani sekali kau memanggil namaku seperti itu. Ini semakin jelas bukan.? orang didikan Marco, memakai nama yang sama dengannya. Bahkan kekuatan mu hampir setara dengan kami." kata Anna.
Siut. Brakk. Dion pun menendang perut Anna. "Uharrg. Arrh sialan."
"Berani sekali dion menendang di bagian perutnya. Apa dia tidak ingin punya keturunan. yaa itu jika mereka bersatu lagi sih." kata Marco dalam hati.
"Maaf Rachel, aku tidak menendang di bawah perutmu. Jadi kau tenang saja." kata Dion.
"Sialan kau."
Srlash. Trang Trang Trang Trang.
Mereka berdua pun bertarung di atas udara. Pertarungan mereka benar-benar sangat epik untuk di lihat, hanya terlihat siluet cahaya berwarna putih yang sedang terbang di atas langit.
"Ini salahku." sahut Lisa.
"Tidak Lisa, kau tidak salah. Biarkan Kakakmu menyelesaikan masalahnya. Itu adalah masalah pribadi mereka." kata Marco.
....
"HOAAAA." teriak Anna yang menyerang Dion dengan sekuat tenaga. Klang.
"Uuh." Dion pun memuntahkan darahnya.
KLANG Trang Trang Trang.
"Hebat juga kau, hanya seorang murid penghianat bisa menangkis semua serangan ku." kata Anna.
"Kau hanya menahan diri kan. Tunjukan wujud Aslimu Rachel Lawrence." sahut Dion
Bruok. "Arrgh." Dion pun terkena tendangan di perutnya dan langsung melesat kebawah sana.
Brdmm.
"Chik, baiklah. Aku tidak akan menyembunyikan sesuatu dari kalian." sahutnya.
Tubuh Anna pun bersinar disana. Lalu wujud dan pakaiannya berubah seketika. Dia benar-benar sangat mempesona di mata laki-laki.
Dion yang melihatnya hanya bisa tercengang dan menelan Ludah.
"Rachel."
....