SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
janji setia Syafira.
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa malam pun sudah tiba. Setelah selesai menghabiskan waktu bersama, kini Alfaro dan Syafira sedang berjalan menuju meja makan untuk makan malam terlebih dahulu sebelum mengantarkan Syafira pulang.
Ternyata Daddy Satria sudah menanti mereka di meja makan untuk makan malam bersama.
"Yah bagus anak bringas!... Sembunyikan terus menantuku di dalam kamarmu, hingga aku sulit untuk bersamanya!." Sindir sang Daddy pada Alfaro. Sedari tadi sore Daddy Satria tak bisa menemui calon mantunya karna Alfaro terus menguncinya di kamar bersama Alfaro, padahal Daddy Satria ingin sekali mengobrol banyak hal bersama calon mantunya itu,namun sepertinya Alfaro tak mengizinkan sang Daddy untuk bersama calon mantunya.
Alfaro tak menghiraukan sindiran sang Daddy, dia memilih langsung duduk di kursi meja makan di temani Syafira yang duduk di sampingnya. Syafira sendiri hanya terkekeh melihat Alfaro dan sang Daddy seakan akan memperebutkan dirinya, entah mengapa kedua orang tersebut ingin sekali jika Syafira menghabiskan waktunya bersama salah satu dari mereka saja, dan mereka tak ingin sekali membagikan waktu Syafira pada salah satunya.
"Daddy harap anak bringas itu tak berbuat sesuatu padamu nak... Jika dia melakukan hal yang membuatmu tak nyaman, katakan saja pada Daddy, biar Daddy yang memberi pelajaran pada anak bringas itu" ucap sang Daddy pada Syafira sambil terus menatap sinis pada putra semata wayangnya.
"Daddy gak perlu khawatir, kak Al baik kok sama Sya, dia gak berbuat aneh Aneh sama Sya." Ucap Syafira sambil terkekeh mencoba menenangkan sang Daddy.
Sedangkan Alfaro hanya memutar bola matanya malas, ia malas sekali mendengar ucapan daddy-nya yang menurutnya terkesan lebai. Alfaro juga tak ingin membuat kekasih nya tak nyaman jika berada di sampingnya, meskipun ia ingin sekali melakukannya, namun iya berusaha menahan hasratnya agar tak melakukan hal itu sebelum Syafira memperbolehkannya.
Tadi di dalam kamar, Alfaro sempat merayu Syafira agar ingin melakukan hal itu bersamanya, meskipun ia hanya berniat bercanda saja, karna ia tahu jika kekasihnya itu ercandabaka tak mungkin memberikan haknya sebelum dirinya terikat setatus sebagai suami istri. Awalnya hanya bercanda merayu sang kekasih namun di balas tendangan serius dari sang kekasih tepat di pusaka berharga miliknya, yang membuat dirinya tak ingin meminta nya lagi sebelum mereka sudah menikah.
"Terus kalian dari tadi ngapain aja di dalam kamar berdua?" Tanya sang Daddy merasa penasaran.
"Gak ngapa-ngapain kok dad, cuma ngobrol bareng sambil bercanda aja, terus kita tidur." Jawab Syafira santai sambil tersenyum tipis menatap sang Daddy.
Daddy yang mendengar itu langsung menghentikan makan malamnya sejenak lalu menatap tajam ke arah Alfaro yang masih makan.
Alfaro yang menyadari sang Daddy menatapnya meminta penjelasan pun langsung menjawabnya dengan santai.
"Gak usah liat Al kaya gitu deh, kita tidur terpisah kok, Al tidur di sofa Karan mantu Daddy lebih bringas dariku... Dia juga hampir saja memacahkan salah satunya." Ucap Alfaro menjelaskan dengan nada yang sangat lemas.
Daddy yang mendengar itu langsung tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jari jempolnya ke arah Syafira. Sedangkan Syafira sendiri hanya terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Mereka kembali menikmati makan malamnya dengan nikmat dan tenang.
Setelah selesai makan malam Syafira pun langsung pamit pada sang Daddy untuk segera pulang Karan hari sudah cukup malam, Syafira mencium tangan sang Daddy dengan sopan, setelah itu Syafira langsung meninggalkan sang Daddy di ruang keluarga sendiri, sedangkan Alfaro akan mengantarkan Syafira kembali ke rumahnya. Awalnya Daddy ingin sekali kedua anak itu menginap di rumahnya Karan ia merasa kesepian. Namun ia juga tak bisa egois Karna tahu betul jika putra putrinya itu memiliki kesibukannya sendiri. Namun ia meminta kepada Alfaro dan Syafira untuk menginap di akhir pekan nanti, Alfaro dan Syafira hanya bisa menyetujui, mereka juga tahu sang Daddy pasti sangat kesepian di sini.
Sepanjang perjalan pulang Syafira dan Alfaro terus mengobrol sambil sesekali mereka bercanda agar suasana tak terasa jenuh. Hingga tak terasa akhirnya mereka pun sudah sampai di depan gerbang rumah Syafira.
"Yah sampai.... Padahal masih ingin terus baru kamu" keluh Alfaro sambil menatap sendu wajah Syafira.
Syafira hanya tersenyum lalu mengelus lembut pipi Alfaro, mencoba menenangkan kekasihnya yang merasa berat untuk berpisah dengannya.
"Jangan lemes gitu dong... Kan masih banyak waktu buat kita bersama lagi, masih ada hari esok, lusa, dan hari hari yang akan datang pun bisa kita manfaatkan untuk bersama." Ucap Syafira menenangkan.
"Huftt.. kita cepat nikah aja yah.... Aku gak mau pisah sama kamu terus, aku mau secepatnya kita tinggal serumah." Ucap Alfaro dengan nada lemas, lalu memeluk Syafira dengan lembut.
"Sabar yah kak.... Jangan terburu-buru, kita persiapkan semuanya matang matang, Kakak juga belum ketemu sama orang tua aku, kakak juga belum minta restu dari orang tua aku" jelas Syafira yang tak ingin terburu-buru mengambil keputusan. Mengingat jika pernikahan itu sangat sakral yang di lakukan sekali seumur hidup, Syafira juga tak ingin jika mengalami kegagalan dalam rumah tangga hanya karna keputusan yang terlalu mendadak.
"Yaudah kalo gitu, aku sangat menghargai dan memahami keputusan kamu" ucap Alfaro di balik ceruk leher Syafira. Lalu ia perlahan melepaskan pelukannya, dengan lembut Alfaro menangkup pipi Syafira dengan kedua tangannya.
"Kalau begitu, aku akan bekerja sedikit sibuk satu Minggu ini, agar Minggu depan aku bisa ambil cuti buat pergi kerumah calon mertua aku... Aku akan meminta izin untuk mempersunting mu.." ucap Alfaro sambil mengelus lembut pipi Syafira.
"Terus bagaimana dengan Daddy?.. Kitakan sudah berjanji untuk menginap di rumah Daddy akhir pekan nanti." Ucap Syafari yang teringat dengan janjinya pada sang Daddy.
"Tidak masalah, kita nanti akan tetep nginap di sana, paginya kita akan ke desa kamu bersama Daddy, kita ajak Daddy jalan jalan sekalian memperkenalkan orang tua kamu sama orang tua aku... Kamu setuju kan?" Ucap Alfaro menyarankan.
"Aku setuju sama saran kamu tapi....." Ucapan Syafira tergantung. Lalu seketika matanya berkaca kaca merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Alfaro yang melihat kekasihnya akan menangis seketika di buat panik dan khawatir dengan perubahan yang terjadi pada Syafira, dia berusaha menenangkan Syafira dengan lembut
"Sayang kenapa tiba-tiba kamu nangis hmm?" Tanya Alfaro dengan lembut. Mencoba mencari tahu apa yang membuat kekasihnya tiba tiba menangis.
Syafira tak menjawabnya dia hanya menatap lekat wajah Alfaro, sedangkan Alfaro menatap Syafira dengan rasa penuh pertanyaan dan penasaran sembari terus menghapus Air mata yang terus keluar dari kelopak mata indah Syafira.
"Kak....apa kakak benar benar mencintaiku" ucap Syafira yang akhirnya membuka suara.
"Sayang...kenapa tiba tiba kamu menanyakan hal itu hmm?.... Sudah jelas aku sangat mencintaimu, sangat sangat mencintaimu, sampai kapanpun itu" ucap Alfaro penuh ketulusan.
"Apa kakak akan menerima segala kekurangan yang ada pada diriku" ucap Syafira lirih Deng bahu yang masih sedikit bergetar.
" Sayang dengerin aku baik baik yah....aku tidak mempermasalahkan semua kekurangan kamu, aku tidak perduli kamu memiliki kekurangan dalam segi apapun itu, yang pasti, aku sangat mencintaimu, aku juga sangat menyayangimu, aku terima semua kekurangan dan kelebihan kamu, Dimata aku kamu itu wanita yang sepesial, wanita yang istimewa dan sempurna. Itulah dirimu dimataku." Ucap Alfaro menjelaskan betapa berartinya Syafira di dalam hidup Alfaro.
"Terimakasih kak, terimakasih karna Kakak sudah mau terima aku apa adanya, aku sangat beruntung di pertemukan dengan kakak, aku sangat bahagia karna mendapatkan cinta dan kasih sayang dari kakak, sekali lagi terimakasih karna kakak udah jadikan aku wanita yang paling beruntung di dunia ini. Aku sangat mencintai kakak, sampai kapanpun itu aku akan selalu mencintai kakak, aku akan selalu berusaha untuk selalu ada buat kakak dan tak akan pernah neminggalkan kakak dalam kondisi apapun, aku janji" ujar Syafari dengan lirih sembari memeluk erat Alfaro.
"Aku juga janji, sekarang udah yah jangan nangis lagi, aku gak mau liat kamu nangis kaya gini, sudah yah sayang." Ujar Alfaro berusaha membuat Syafira agar berhenti menangis.