Jangan lupa follow Instagram author ya : @elaretaa
Hidup Kiara digunakan hanya untuk bekerja dan bekerja menghasilkan uang untuk orangtuanya yang begitu kejam pada Kiara, tidak ada tempat mengadu hingga sang sahabat memintanya untuk bertemu dan saling melepas rindu karena lama tidak bertemu.
Niat awal yang ingin bertamu itu justru membuat hidup Kiara berubah, karena salah paham yang terjadi dimana Kiara tidur bersama Rafa Kakak dari sahabatnya dan membuat keluarga sang sahabat meminta agar Kiara dan Rafa menikah padahal Kiara tidak mengenal pria tersebut dan Kiara juga tidak tau bagaimana ia bisa berada di kamar Rafa dan tidur dengannya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa yang akan terjadi pada Kiara?
Kenapa Kiara bisa ada di ranjang tersebut bersama Rafa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur
"Bude Siti bilang apa ke Kiara?" tanya Rafa.
Mama Natasha pun menceritakan semuanya tanpa ada yang ia tambah-tambahi atau ia kurangi, "Harusnya Mama bilang langsung ke Rafa, Mama gak usah ikutin kata Kiara," ucap Rafa.
"Mama gak mau bikin Kiara sedih, tapi dia gak bilang apa-apa ke kamu soal ini?" tanya Mama Natasha.
"Gak, Ma. Rafa baru tau masalah ini dari Mama," ucap Rafa.
"Kamu tau kan gimana baiknya istri kamu itu, kalau Mama jadi Kiara pasti Mama udah bilang ke semua orang biar orang-orang tau gimana jahatnya. Kamu coba bicara baik-baik sama istri kamu," ucap Mama Natasha.
"Sekarang Rafa masih mau sendiri dulu, Ma," ucap Rafa.
"Yaudah, kamu pikirkan dulu ya," ucap Mama Natasha lalu pergi meninggalkan Rafa.
"Mama gak tau gimana keras kepalanya dia, aku bisa sabar hadapi dia kalau bahas soal dia yang mau kerja. Tapi, apa dia bilang tadi? dia pikir hubungan ini sekedar hubungan biasa, mudah sekali di bilang soal cerai. Apa sikapku terlalu berlebihan? gak, dia harus di kasih pelajaran kayak gini biar gak seenaknya bilang pisah, dia harus hilangin keras kepalanya dan juga pikiran negatifnya," gumam Rafa.
Disisi lain, Kiara yang ada di dalam kamar harap-harap cemas, ia takut Rafa marah dengannya. "A-aku harus gimana ini, Kak Rafa pasti marah banget sama aku, a-apa aku bakal dibalikin ke Ibu sama Ayah," gumam Kiara.
Kiara benar-benar meras takut saat ini, bahkan perasaannya sudah tidak tenang, tubuhnya sudah panas dingin. Yang ia pikirkan saat ini hanya meminta maaf pada Rafa, semoga saja Rafa memaafkannya.
Kiara memutuskan untuk keluar kamar dan menghampiri Rafa yang ada di halaman belakang, meskipun takut, Kiara tetap mendekat.
"Ka-kak, maafin aku. Aku gak maksud bilang kayak gitu tadi, aku cuma takut aja," ucap Kiara yang menunduk tidak berani menatap Rafa yang ada di sampingnya.
"Aku masih ingin sendiri, bisa kamu pergi," ucap Rafa.
Kiara berusaha tegar menerima penolakan dari Rafa, "I-iya, Kak. Maaf Kak," ucap Kiara lalu berjalan masuk ke dalam rumah dan ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.
"Kak Rafa pasti mau balikin aku ke Ibu sama Ayah, seharusnya aku gak kayak tadi. Aku harus gimana supaya Kak Rafa maafin aku, benar apa yang pernah Ibu bilang, mau dimanapun aku berada, aku akan jadi parasit di tempat itu dan aku gak akan diterima dimanapun. Harusnya aku gak terima semua ini, kasihan Kak Rafa dan juga keluarga Kak Rafa harus menanggung malu karena aku," gumam Kiara.
Rafa begitu marah kali ini dengan Kiara, bagaimana tidak. Saat makan malam, Rafa menolak untuk dilayani oleh Kiara bahkan tidak ada obrolan apapun di meja makan karena suasana mencekam yang di tunjukkan Rafa pada Kiara.
Setelah makan malam, semuanya kembali ke kamar begitupun dengan Kiara dan Rafa. "Kak," panggil Kiara.
Bahkan Rafa tidak merespon Kiara, bahkan Rafa tidak menatap Kiara, Kiara yang tidak mendapat respon pun diam. Ia hanya menatap Rafa yang masih fokus pada laptopnya di sofa, sedangkan Kiara berada di atas ranjang.
"Maaf Kak, aku tau harusnya aku gak bilang kayak tadi," ucap Kiara yang menghampiri Rafa dan duduk disamping Rafa.
"Kita bahas itu nanti, aku sedang tidak ingin membahasnya," ucap Rafa.
"Tapi, Kak...," ucapan Kiara harus terhenti lantaran Rafa yang mendorong pelan tangan Kiara yang hendak menyentuh tangan Rafa hingga akhirnya tangan Kiara mengenai gelas yang ada di meja tersebut lalu gelas berisikan air tersebut pun jatuh ke lantai dan pecah.
"Ma-maaf Kak, aku bersihkan dulu," ucap Kiara dan mengambil pecahan gelas tersebut.
Rafa terlebih dahulu menahan tangan Kira yang akan mengambil pecahan gelas tersebut, "Jangan ambil pecahan gelas dengan kayak gitu, nanti tanganmu bisa luka. Sebentar, aku cari kain dulu, ingat jangan di pegang," ucap Rafa.
'Kayak gini aku biasa Kak, bukan dulu Ibu teken tanganku sampai pecahan kacanya menancap di tanganku,'
Tak lama setelah itu, Rafa pun datang dengan membawa kain. Lalu mendekat pada Kiara, "Mana Kak biar aku yang bersihkan," ucap Kiara.
"Gak usah, aku saja. Kamu lebih baik tidur aja sebelum semua barang yang bahannya kaca hancur," ucap Rafa.
Mendengar hal itu, Kiara pun segera menuruti apa yang dikatakan Rafa. Kiara melihat setiap pergerakan Rafa hingga Rafa membuang serpihan kaca tersebut pada tempat sampah dan kembali ke sofa.
"Tidur," ucap Rafa tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.
Kiara pun akhirnya mencoba untuk tidur, meskipun susah namun akhirnya Kiara pun bisa tidur. Melihat Kiara yang sudah terlelap, Rafa menghentikan kegiatannya dan melihat kearah Kiara dan perlahan mendekat pada Kiara.
"Kenapa keras kepala banget sih, aku gak mau kamu kerja karena aku gak mau kamu capek, aku bisa biayain hidup kamu sampai nanti. Aku tau kamu udah kerja dari dulu, tapi bisa gak sih setelah nikah kamu fokus sama aku aja gak usah fokus kerja. Aku juga gak suka kamu bilang kayak tadi, cerai? siapa yang mau cerai? aku nikah itu sekali seumur hidup. Saat aku nikahin kamu artinya aku serius dengan hubungan ini, tapi kamu justru anggap hubungan ini cuma bercanda dan seenaknya bilang kayak gitu. Huh, emang susah sih debat sama bocah kalau kamu, masih keras kepala kayak Rachel," gumam Rafa.
Rafa tetap menatap lekat wajah damai Kiara. terlihat jelas luka di wajahnya yang mulai memudar. Rafa pun melihat tubuh Kiara yang tidak tertutup pakaian dan juga selimut, dimana tangannya masih terdapat luka yang sangat terlihat jelas disana.
"Apa yang sebenarnya terjadi? apa kamu ikut pertandingan karate atau bagaimana? kenapa tubuhmu banyak luka? salah satu alasan aku gak mau kamu kerja karena aku takut kamu dirundung di tempat kerjamu, semua luka ini pasti dari tempat kerjamu bukan. Aku akan menunggu sampai kamu mau cerita, aku memang belum cinta sama kamu, tapi aku harap kamu mau mengerti tentang semua ini, hubungan ini akan berhasil kalau kita sama-sama kerjasama, kalau aku atau kamu doang yang berusaha juga gak akan berhasil," gumam Rafa.
Kiara memang tidak cantik bahkan banyak perempuan yang lebih cantik yang mendekati Rafa, namun Rafa tidak pernah melihat mereka dan anehnya begitu dengan Kiara, Rafa seakan bukan dirinya. Rafa mau berbicara panjang lebar seperti saat ia berdebat dengan Kiara tadi, bahkan saat ini Rafa terlihat peduli pada Kiara, namun Rafa tetap menyangkal kalau dia mulai perhatian dengan Kiara karena menurut Rafa ia memang harus perhatian pada Kiara karena bagaimanapun Kiara sekarang adalah istrinya.
.
.
.
Bersambung.....