NovelToon NovelToon
Sayap Patah Milik Melodi

Sayap Patah Milik Melodi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Persahabatan / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Apa ... jangan-jangan, Mas Aldrick selingkuh?!”

Melodi, seorang istri yang selalu merasa kesepian, menerka-nerka kenapa sang suami kini berubah.

Meskipun di dalam kepalanya di kelilingi bermacam-macam tuduhan, tetapi, Melodi berharap, Tuhan sudi mengabulkan doa-doanya. Ia berharap suaminya akan kembali memperlakukan dirinya seperti dulu, penuh cinta dan penuh akan kehangatan.

Namun, siapa sangka? Ombak tinggi kini menerjang biduk rumah tangganya. Malang tak dapat di tolak dan mujur tak dapat di raih. Untuk pertama kalinya Melodi membuka mata di rumah sakit, dan disuguhkan dengan kenyataan pahit.

Meskipun dirundung kesedihan, tetapi, setitik cahaya dititipkan untuknya. Dan Melodi berjuang agar cahaya itu tak redup.

Melewati semua derai air mata, dapatkah Melodi meraih kebahagiaan? Atau justru ... sayap indah milik Melodi harus patah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPMM18

"Mas," suara Melodi terdengar lirih, nyaris seperti bisikan. "Aku mau minta sesuatu."

Aldrick menoleh, matanya menatap penuh perhatian. "Apa, Dek? Kamu mau apa?"

Melodi menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan tenaga untuk bicara. "Aku pengen banget kita pergi ke tempat pertama kali saat kita ketemu. Kamu inget, kan?"

Aldrick mengerutkan kening. Ia ingat. Tentu saja ia ingat. Sebuah taman kecil di pinggir kota, di bawah pohon flamboyan yang sedang berbunga. Saat itu, Melodi duduk di bangku taman dengan buku di tangannya. Hanya dengan sekali lihat, Aldrick tahu, ia jatuh cinta pada wanita itu. Tapi, kenapa sekarang Melodi ingin kembali ke sana?

“Kita ke sana?” Aldrick mengulang, memastikan ia tidak salah dengar.

Melodi mengangguk pelan. “Iya, Mas. Aku pengen kita ke sana. Cuma sebentar aja. Aku janji nggak akan capek-capek.”

“Dek, kamu sekarang ini lagi di rawat loh.” Aldrick berusaha menahan suaranya agar terdengar tenang, meski dalam hatinya ia sudah panik. “Kamu harus istirahat. Kesehatan kamu lebih penting. Apalagi, dalam beberapa hari kedepan, kamu harus operasi.”

Melodi tersenyum kecil. Senyumnya lembut, tapi, ada kesedihan yang menyelip di sana. “Mas, aku tau aku sakit. Aku tau, mungkin ... waktuku nggak lama lagi.” Ia menatap Aldrick dengan mata yang basah. “Tolong ya, Mas. Aku nggak minta apa-apa lagi. Aku cuma pengen ke sana, sekali aja.”

Aldrick terdiam. Tenggorokannya tercekat. Ia ingin menolak, tapi bagaimana caranya? Melodi adalah segalanya baginya. Dan permintaan itu ... bagaimana ia bisa bilang tidak?

Akhirnya, ia mengangguk. “Oke, Dek. Kita ke sana. Tapi, aku yang atur semuanya. Kamu nggak boleh capek, ya. Dan tentunya, harus setelah kamu selesai operasi.”

Melodi tersenyum, kali ini sedikit lebih lebar. “Beneran ya?”

Aldrick mengangguk sambil menikmati rasa perih yang menusuk di dadanya. Bagaimana bisa wanita yang dulu begitu ceria dan penuh energi kini terlihat begitu rapuh?

“Mas, nggak usah keliatan sedih gitu, dong,” Melodi bercanda, mencoba mencairkan suasana. “Aku kan masih hidup, bukan hantu.”

Aldrick menoleh, menatap istrinya dengan senyum tipis. “Kamu nggak lucu, Dek.”

Melodi terkekeh kecil. “Buat aku lucu kok.” Ia menatap keluar jendela, menikmati pemandangan jalan yang sudah gulita. “Lama ya, Mas, kita nggak jalan-jalan bareng. Terakhir kapan ya?”

Aldrick berpikir sejenak. “Kayaknya waktu anniversary tahun lalu. Kita makan di restoran Jepang, inget?”

“Oh iya!” Melodi tersenyum. “Kamu waktu itu makan wasabi kebanyakan terus batuk-batuk. Mukamu merah banget. Aku sampe ngakak.”

Aldrick tertawa kecil, meski tawanya terdengar getir. Ia tahu Melodi sedang mencoba membuat semuanya terasa normal, tapi ia juga tahu ini jauh dari normal. Saat ini, setiap detik bersama Melodi terasa seperti hadiah yang tak ternilai.

Melodi tersenyum tipis. “Mas ... aku pingin kamu tau ... kalau nanti aku nggak ada, aku mau kamu bahagia. Aku mau, kamu nemuin orang yang bisa bikin kamu senyum lagi.”

“Apa-apaan kamu ngomong gitu?” Aldrick memotong, suaranya bergetar. Ia menatap Melodi dengan mata yang mulai memerah. “Kamu nggak boleh ngomong gitu, Dek. Aku nggak mau denger.”

“Mas, dengerin aku dulu,” Melodi memegang tangan Aldrick erat-erat. “Aku tau, mungkin ... hidup aku nggak akan lama lagi. Aku udah terima itu. Tapi, aku nggak mau kamu terus-terusan sedih. Aku mau kamu terus hidup, terus bahagia.”

“Melodi!” Aldrick hampir berteriak. Ia menarik istrinya ke dalam pelukannya, memeluknya erat seperti takut kehilangan. “Jangan ngomong kayak gitu lagi! Aku nggak akan biarin kamu pergi. Kamu denger aku? Aku nggak akan biarin kamu nyerah!”

Melodi terdiam, membiarkan dirinya tenggelam dalam pelukan Aldrick. Air matanya mengalir, tapi, ia tidak bersuara. Ia tahu Aldrick mencintainya, tapi ada hal-hal yang tidak bisa ia lawan. Kanker di otaknya sudah terlalu parah. Bahkan, ia selalu dapat merasakan keraguan dari penjelasan dokter.

Perlahan, Melodi melepaskan pelukan itu. Ia menatap Aldrick dengan mata yang penuh cinta, tapi, juga penuh kesedihan. “Mas, hidup itu nggak selalu seperti yang kita mau. Kadang kita harus menerima apa yang nggak bisa kita ubah.”

Aldrick tidak menjawab. Ia hanya menunduk, mencoba menahan air matanya. Malam itu, suasana yang tadinya sunyi, kini penuh isak dan sesak. Aldrick tak kuasa, ia memilih keluar dari kamar. Membiarkan dirinya tenang sejenak di kursi tunggu di luar kamar.

Sedangkan Melodi, ia duduk di tempat tidurnya dengan sebuah buku di tangannya. Itu adalah buku harian yang ia bawa sejak beberapa hari terakhir. Di dalamnya, ia menulis semua kenangan yang pernah ia lalui bersama Aldrick — dari awal mereka bertemu, hingga saat ini.

Melodi tersenyum tipis, menulis dengan tenang. Ia merasa, ingatannya perlahan memudar. Itu membuatnya takut. Jadi, ia menulis. Ia ingin meninggalkan sesuatu, agar Aldrick tahu betapa ia mencintainya.

Malam semakin merayap, suasana di ruangan itu semakin sunyi. Tak ada lagi suara goresan pena di atas buku harian Melodi.

Derit pintu memecah kesunyian. Aldrick yang mulai merasa tenang, kini masuk ke dalam ruangan. Ia melangkah dengan tenang. Namun, tiba-tiba langkah itu berhenti, seolah telapak kakinya terpaku di lantai.

Aldrick merasa sekujur tubuhnya membeku. Di atas ranjang, Melodi tak sadarkan diri. Dapat ia lihat dari kejauhan, noda merah memenuhi area philtrum.

Aldrick berlari kencang, tubuhnya menabrak ranjang hingga berderit.

"Dek?! Kamu kenapa?" Aldrick menepuk-nepuk pelan kedua pipi Melodi. "Dek? Bangun! —MELODI?!"

*

*

*

1
Juhairiah
Tor 😭 Karyamu satu ini bikin aku 😭😭😭😭
bagus banget.
Aku setiap baca 😭🤣😭🤣😭🤣😭
Sukses terus kak othor/Determined/
Juhairiah
memang binatang kau vina
Juhairiah
😭😭😭😭😭😭😭😭😭🥲🥲🥲🥲🥲🥲
Juhairiah
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Juhairiah
SETANNNNN
Juhairiah
😭😭😭😭😭😭😭
Juhairiah
/Cry/
vj'z tri
bener bener Vina lampir satu ini biang Lala nya 😤😤😤😤
Dae_Hwa💎: Biang lala 😄
total 1 replies
Cookies
up
Dae_Hwa💎: Asiappp
total 1 replies
Riaaimutt
gampang meninggal ini kamsud nya apa sih nad.. q kok gagal memahami kata-kata mu..
Dae_Hwa💎: ah sudahlah 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
😭😭😭😭😭😭
Dae_Hwa💎: 😭😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
kaylla salsabella
ya Alloh Thor semoga ibu Ajeng dan melody selamat .....awas aja klu di buat sad ending.....aku mutung pokok nya 😭😭😭🏃
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣😭😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
vj'z tri
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭 thorrrr novel ini kamu buat dengan campuran bawang merah berapa ton 😭😭😭😭😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Dae_Hwa💎: 10 ton kak 😭😭😭😭😭 Biar mata pembaca pada kewer²😭😭😭😭😭
total 1 replies
istianah istianah
kadang seorang suami tidak merasa kalau sang istri lg kesepian ,apa lg blm pnya anak ,dan seorang suami akan sadar apa bila istri tak ada di sampingnya , kalau sudah tak ada baru terasa 😭😭😭
Dae_Hwa💎: betul.
Sifat suami yang selalu berulang itu ya, tidak peka.
total 1 replies
Baek chanhun
,, menunggu,, membuat emosi.
,, penyesalan,, membuat sesak di
di dada, dalam penyesalan hanya
dua kata sering di ucapkan,
,, andaikan dan misalkan,, dua
kata ini tambah penyesalan.

thanks mbak 💪 💪
Dae_Hwa💎: betul.
Andaikan, misalkan. Berujung nyesal
total 1 replies
Raa
Semoga tidak seperti yang ada dalam benakku 🥹
Dae_Hwa💎: Semoga 🙃
total 1 replies
Raa
Nggak ada kata ampun sih untuk Vina & Karin. Jahat banget.
Dae_Hwa💎: Pake bangeeeet
total 1 replies
Raa
Kan ... bener dugaan ku, wajib dimasukkan bui dah dua titisan Dajjal ini🔥
Dae_Hwa💎: Wajib 🥺🥺🥺
total 1 replies
Raa
Kalau nggak ada si Setan Vani, pasti hubungan mertua dan menantu ini manis banget ❤️
Dae_Hwa💎: Manis banget, kalah gulali
total 1 replies
Raa
Nggak tahu mesti komen gimana, yang pasti melow, ikutan deg"an🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!