Kebangkitan Suami Yang Tertindas

Rayan baru saja keluar dari gerbang sekolah. Ia disambut oleh dua orang bodyguardnya yang sudah menunggunya sejak tadi.

Ia memasuki mobil dan meninggalkan sekolah untuk pulang kerumah.

Mobil yang dikemudikan oleh pria itu melaju membelah jalanan. Akan tetapi mobil mendadak kehilangan keseimbangan karena seseorang menyeberangi jalan dengan sembarangan.

Sopir membanting setir ke kiri, dan menabrak sebatang pohon pisang yang tumbuh tegak dipinggir jalan.

Buuum....

Suara dentuman begitu keras, hingga membuat suara yang sangat mengerikan.

Orang-orang yang melintas mencoba melihat peristiwa yang terjadi begitu cepat. Rayan yang berada didalam mobil terlihat memukul-mukul kaca untuk meminta pertolongan.

Akan tetapi, kaca yang sangat gelap membuat ia tidak terlihat.

Orang-orang sibuk menghubungi polisi dan menyelamatkan sopir serta bodyguard yang terjepit didalam mobil.

Dan terlihat percikan api karena mengalami korsleting listrik. Terlihat asap mulai mengepul.

Jasmine yang kebetulan melihat kejadian tersebut, berhenti untuk melihat proses evakuasi.

Sesaat ia melihat kaca bagian tengah seolah digedor. Lalu ia turun dari motornya dan menghampiri badan mobil. Ia melihat kedalam dan ternyata ada seorang anak kecil didalamnya.

Ia memberikan isyarat sang bocah menjauh, lalu memungut batu dan memecahkan kacanya.

Setelah berhasil memecahkan kaca, ia membuka pintu, lalu meraih bocah itu dan mendekapnya.

Jasmine membawa bocah itu menjauh dari mobil, sebeb percikan api semakin membesar, dan ia sempat melihat jika pria yang terjepit sulit dilepaskan, dan terdengar suara ledakan yang sangat dahsyat dan membuat orang-orang menjauh dari tempat tersebut dan berhamburan keluar.

Entah apa yang ada dibenak Jasmine. Ia membawa bocah itu menggunakan motornya dan meninggalkan tempat itu dengan cepat.

*****

Wanita muda nan cantik berhijab itu membawa bocah laki-laki yang terdapat luka ringan dibagian keningnya kedalam rumah.

Ia membawanya kedalam kamar, dan mengobatinya dengan begitu perhatian.

"Ayah," isak sang bocah dengan raut wajah trauma dan terisak menangis.

Jasmine mendekapnya, dan membelainya dengan lembut. "Tenanglah, aku akan menjagamu," wanita itu mencoba menghilangkan trauma sang bocah.

Ia melihat dengan jelas jika ayah sang bocah terjepit dibadan mobil sebelum mobil meledak dan terbakar.

Ia memastikan jika orangtua sang bocah sudah tewas terpanggang.

Akan tetapi ia terlalu egois untuk menjaga bocah itu dan menjadikannya milikinya. "Kamu akan aman bersamaku, kamu bisa memanggilku 'Bunda'," Jasmine menatap sang bocah. Ia meyakinkan jika akan aman bersamanya.

Ia membelai lembut punggung sang bocah, dan membuat ketakutan yang tadinya begitu besar kian memudar.

Rasa rindu akan belaian seorang ibu, membuat sang bocah merasa nyaman, perlahan menghentikan isakan tangisnya, dan tertidur dalam dekapan wanita asing tersebut.

Melihat bocah itu terlelap, ia tersenyum bahagia, lalu menggendongnya dan membaringkannya diatas ranjang.

Ia memesan pakaian bocah laki-laki berusia 5 tahun dan melakukannya secara online. Entah apa yang ada dibenaknya, ia sangat menyukai bocah itu.

*****

Arya yang mendapatkan kabar jika mobil yang membawa puteranya pulang dari sekolah mengalami kecelakaan bergegas menuju lokasi.

Ia tiba disana saat mobil sudah dievakuasi. Tidak ada yang tersisa, hanya abu dan puing-puing badan mobil yang menyisakan kengerian.

Pria itu diam terpaku. Bahkan tak mampu mengatakan apapun.

Ia memeriksa dipuing badan mobilnya, dan tak menemukan apapun disana. Ia meyakini jika puteranya tidak tewas dalam insiden kecelakaan itu, tetapi ada seseorang yang menculiknya.

Hatinya sangat terpukul. Hidupnya seolah hancur saat seseorang yang begitu berharga bagi hidupnya menghilang begitu saja.

Ia ingin menyalahkan dirinya yang terlalu ceroboh karena membawa puteranya kembali dengan resiko yang cukup besar.

Andaikan ia bersikeras melarang puteranya untuk tetap diluar negeri, maka hal ini tidak akan terjadi.

Hidupnya terasa begitu sangat hancur dan seketika membuatnya takdir tidak adil buatnya.

Ia menghubungi untuk membereskan masalah yang terjadi, dan dua orang bodyguard yang mengalami musibah itu akan mendapatkan kompensasi untuk ahli waris mereka.

Arya meninggalkan lokasi kejadian dengan rasa sakit yang begitu sangat membuatnya terguncang.

Ia mengemudikan mobilnya dengan hati yang kacau. Ia tiba disebuah rumah mewah. Lalu menghubungi pemiliknya dan terlihat seorang wanita keluar dari rumah.

Ia menyambut pria yang berwajah kusut itu dengan tatapan penuh penasaran.

"Masuklah. Aku akan membuatkanmu segelas teh melati," ucapnya, lalu pergi memasuki ruang tamu dan meninggalkan Arya yang saat ini sangat begitu hancur.

Wanita berhijab yang tak lain adalah Jasmine menyeduh segelas teh panas dengan aroma melati yang menjadi khas untuknya.

Ia menghidangkannya pada pria yang saat ini terlihat begitu patah hati, ia begitu sangat penasaran, siapa yang sudah membuat pria dingin itu begitu sangat hancur.

Arya meneguk teh panas tersebut. Lalu meletakkan gelasnya diatas meja ia terlihat sangat begitu kacau, yang mana tampak sorot matanya begitu nanar dan ia tak menghabiskan suguhan tersebut, lalu berpamitan pulang tanpa mengatakan apapun.

Bahkan Jasmine saat ini tidak berani untuk bertanya, sebab tamunya tersebut sangat frustasi, dan pergi tanpa berpamitan.

Jasmine hanya menatap bingung dan mengamati punggung pria itu hingga menghilang didalam mobil dan pergi begitu saja.

Wanita muda itu menutup kembali pintu rumahnya lalu bergegas pergi menuju kamar dilantai dua karena ingin melihat bocah yang ia ambil saat kecelakaan siang tadi.

Ia menapaki anak tangga dengan langkah yang tergesa-gesa dan mendapati sang bocah sedang mengigau memanggil ayahnya.

Wanita itu bergegas menuju ranjang dan membelai lembut rambut sang bocah sembari melantukan shalawat nabi dengan nada suara lirih yang mana ia begitu menikmati perannya sebagai ibu pengganti bagi sang bocah.

Ia menatap wajah polos nan tampan itu dengan begitu iba. "Kasihan sekali kamu, Nak. keluargamu harus pergi dengan cara tragis," gumannnya dengan raut wajah penuh kesedihan. Perlahan sang bocah kembali tidur dan melanjutkan tidurnya.

Sejak bertemu dengan bocah itu. Ia merasakan dunianya bagai teralihkan. Sedangkan sang bocah merasa jika ia menemukan sosok ibu yang sudah sangat ia rindukan.

Keduanya saling begitu melengkapi satu sama lainnya.

"Aku berjanji akan merawatmu dan membuat kamu memiliki orangtua," janjinya pada bocah yang tertidur pulas tersebut.

Sementara itu, Arya mengemudikan mobilnya dengan perasaan yang campur aduk dan ia harus meminta bantuan untuk menemukan puteranya.

Ia akan mencari sang penculik sampai ke lubang semut sekalipun.

"Rayan, ayah akan menemukanmu. Kamu baik-baik disana ya." pria itu menambah kecepatan mobilnya dan akan menemui seseorang untuk menyewa detektif swasta agar puteranya segera ditemukan.

Ia tampak begitu gusar, meskipun sudah berusaha untuk bersikap tenang, akan tetapi kehilangan puteranya serasa jiwanya tak lagi bersama raganya. Ia terus berdoa sepanjang perjalanannya, agar puteranya dalam kondisi baik-baik saja.