Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Pulau Kura-kura
Diatas lautan yang luas, terbang seekor rajawali emas raksasa dengan kecepatan tinggi sedang mengangkut para murid sekte gunung emas menuju jantung benua teratai biru.
Para murid berusaha menikmati perjalanan tersebut dengan berbagai cara, ada yang tetap terjaga untuk melihat pemandangan, ada juga yang sambil berlatih termasuk Qing Ruo dan Qing Ling.
Dalam satu bulan ini, Qing Ruo sudah menerobos ke tingkat pendekar surga puncak dan akan menerobos ke tingkat raja, sedangkan Qing Ling dengan bantuan sumber daya dan teknik dari Qing Ruo sudah menerobos ke tingkat pendekar surga tingkat dasar.
"Senior Li Hao, sudah satu bulan kita di atas laut apakah perjalanan ini masih lama?" Tanya Lin Mo dengan penasaran.
"Saudara Lin Mo, perlu waktu satu bulan lagi bagi kita untuk melewati lautan ini, aku harap saudara bersabar dan menikmatinya" Jawab Li Hao.
Tiba-tiba dari arah depan tampak ada badai raksasa. "Harap tenang" ucap Zheng Li menenangkan para murid lalu mengibaskan tangannya.
swhus... perisai emas muncul lalu menaungi mereka semua.
Ting... ting.. ting... terdengar dentingan logam yang sangat keras saat badai bertabrakan dengan perisai.
"Tetua, sepertinya ada yang salah, mengapa ada bunyi dentingan logam?" kata Li Hao.
Qing Ruo yang sedang berlatih juga terbangun. "Mata emas" ucapnya.
"Senior, sepertinya kita diserang."
"Bagaimana kau bisa tahu"? tanya Li Hao.
"Senior lihat ke depan itu adalah serangan ribuan pisau. Itu sebabnya ada bunyi dentingan logam." jawab Qing Ruo.
"Putar ke bawah!" perintah Zheng Li pada rajawali emas yang segera menukik ke bawah menghindar serangan badai pisau.
Tiba-tiba dari bawah, seekor ikan raksasa membuka mulutnya untuk menelan rajawali emas.
"Mati !" teriak Zheng Li melancarkan serangan pada ikan.
Boom... Mulut ikan tersebut hancur. Darah ikan tersebut lalu mengubah air laut menjadi merah.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba muncul ratusan ikan dengan ukuran yang lebih besar dari ikan yang sebelumnnya.
"Tetua apa yang harus kita lakukan?" tanya Li Hao.
"Bagi orang-orang kita menjadi dua kelompok, satu bergerak ke arah kanan dan satu ke kiri, Aku akan mengalih perhatian serangan. " ucap Tetua Zheng Li memberi perintah.
"Masing-masing sudah mendengar perintah, Ayo bergerak. Ingat setelah melewati badai, lima kilo meter kita akan bertemu lagi." ucap tetua Zheng Li lalu melancarkan serangan pada badai pisau tersebut.
Qing Ruo mengeluarkan pedang langit biru, "Membesar!" ucapnya.
Pedang berwarna biru langit itu lalu membesar dan melebar menjadi belasan meter. Qing Ruo dan Qing Ling lalu melompat ke atas pedang lalu di ikuti yang lain.
"Pergi!" ucapnya. Pedang tersebut lalu membentuk pelindung transparan dan melesat dengan kecepatan tinggi.
Dalam beberapa saat, mereka sudah menjauh dari pusat badai sejauh lima kilo meter dari pusat badai.
"Saudara Ruo, pedangmu sungguh luar biasa." ucap Li Hao kagum.
Di arah yang berlawanan, Wu Dao juga menggunakan pedang raksasa untuk pergi, tetapi kecepatannya tidak seperti pedang langit biru.
Dari posisi Qing Ruo berada, sepuluh kilo meter ke arah selatan ada sebuah pulau kecil, "Senior, sepertinya dari arah selatan ada pulau apakah kita tetap menunggu di sini atau pergi ke pulau itu?" tanya Qing Ruo.
Li Hao ragu. dirinya tidak ingin yang lain akan kerepotan mencari mereka.
"Senior gunakan giok komunikasi untuk mengabari keberadaan kita pada yang lain." ucap Qing Ruo.
"Baiklah, aku akan menggunakan giok komunikasi." ucap Li Hao lalu mengabari yang lain.
"Ayo kita ke pulau terdebut!" ucapnya.
Pedang langit biru lalu melesat pergi mendekati pulau tersebut.
Tidak lama kemudian, merekantiba di pulau itu. Dengan perlahan pedang langit biru mendarat di pantai.
Mereka semua yang ada diatas pedanag itu lalu turun, "Aku akan ke dalam pulau untuk memeriksa. Senior Xia Sifa tolong jaga Qing Ling." ucapnya lalu menghilang ke arah pulau.
Di tengah pulau, Qing Ruo tidak menemukan satu orang pun. Hanya ada hewan kura-kura dengan jumlah cukup banyak.
"Pulau apa ini, mengapa tidak ada hewan lain selain kura kura?" tanya Qing Ruo dalam hati sambil terus bergerak hingga menemukan sebuah gua.
"Sepertinya ada sesuatu di dalam gua tersebut." batinnya sambil melepas mata Emas untuk memeriksa. Didalam gua terlihat tujuh ekor kura-kura emas melingkari sebuah pohon yang tampak sedang berkultivasi.
"Pohon perak hitam. Ini adalah tumbuhan langka. Aku harus mendapatkannya." ucapnya sambil mendekati arah gua.
"Senior maaf mengganggu." Sapa Qing Ruo membangunkan ketujuh kura-kura tersebut.
"Senior bolehkah aku memiliki pohon perak hitam tersebut?" tanya Qing Ruo.
Ketujuh kura-kura tersebut bergerak dengan sangat lambat lalu berubah menjadi manusia. Di belakang punggungnya menempel cangkang hitam seperti perisai.
"Sebutkan alasan mengapa anda ingin memilikinya?" tanya salah satu manusia kura-kura dengan suara serak.
"Senior, aku sangat membutuhkan bagian dari pohon perak hitam tersebut. Jika para senior berkenan, aku akan menukarnya dengan benda ini." ucap Qing Ruo lalu mengeluarkan sebuah tumbuhan berwarna biru. Daunnya seperti kristal dan mengandung kekuatan petir.
Mata ketujuh manusia kura-kura itu terbelalak. Mimpi apa mereka sehingga di datangi oleh pemuda dengan tanaman yang sangat mereka diperlukan.
"Pohon petir biru!, apakah anda yakin ingin menukarnya?" tanya salah satu kura-kura.
"Benar senior, jika senior tidak keberatan, aku ingin menukarnya, itupun kalau senior menyetujuinya." ucao Qing Ruo.
"Baiklah kita sepakat." ucap salah satu kura-kura sambil menyerahkan pohon perak hitam pada Qing Ruo tanpa ragu.
Selama ini ketujuh kura-kura emas di pulau itu terluka parah dan mereka bertahan hidup dari kekuatan roh pohon perak hitam. Itu adalah alasan mengapa mereka tidak menyerang Qing Ruo sebelumnya.
Sebelum terluka parah, tidak ada satu makhluk yang berani menginjakkan kaki di pulau ini karena mereka kura-kura itu akan membunuh siapa saja yang memasukinya.
Salah satu kura-kura yang mengambil pohon petir biru menatap Qing Ruo dengan penuh arti. "Junior, sekali lagi kami ingin meminta bantuanmu" ucapnya memohon.
"Apa yang dapat saya bantu?" tanya Qing Ruo.
"Apakah saudara junior memiliki kristal jiwa?, Jika ada kami ingin menggunakannya untuk memulihkan kekuatan kami." ucapnya.
Qing Ruo lalu meyerahkan dua ribu kristal jiwa pada kura-kura tersebut tanpa ragu.
"Apakah ini cukup?".
"Junior, terima kasih. Ini lebih dari cukup." jawabnya.
"Baiklah kami akan memulikan kekuatan kami, junior boleh pergi."
"Baiklah aku akan pergi." ucap Qing Ruo lalu kembali ke arah pantai.
Di pantai, Li Hao dan yang lainnya masih menunggu dengan waspada.
"Senior Li, senior Xia, apakah ada kabar dari yang lain?" tanya Qing Ruo.
"Saudara Ruo kami berdua ingin membantu sesepuh. Kami harap saudara Ruo tetap disini untuk melindungi yang lain" ucapnya.
"Baiklah" jawab Qing Ruo.
Li Hao dan Xia Sifa lalu bergegas pergi ke arah badai pisau sebelumnnya.
___
Di kedalaman pulau.
Ketujuh kura-kura itu di kelilingi cahaya petir dari pohon petir biru. "bersatu teriak mereka bersamaan". Boom.. Ledak keras terjadi.
Setelah debu hilang, berdiri seorang pemuda dengan rambut putih. Di belakang punggungnya ada cangkang emas. "Hahaha... Akhirnya aku pulih" ucapnya senang.
"Baiklah, aku harus menstabilkan pondasiku terlebih dahulu" ucapnya lalu mulai meyerap kristal jiwa.
___
Di pantai.
"Saudara Ruo, apa yang harus kita lakukan?" tanya Duan Chi.
"Kita hanya bisa menunggu, semoga sesepuh dan yang lainnya dapat mengalahkan badai tersebut." jawab Qing Ruo menenangkan yang lain.
Tiba-tiba dari arah kedalaman pulau cahaya keemasan dengan aura kuat dan ganas melesat ke arah mereka.
"Siapa yang berani menginjakan kakinya di pulau kura-kura emas." ucap suara keras menusuk gendang telinga mereka.
"Bersiap!" ucap Qing Ruo pada yang lain.
Boom... ledak keras terjadi saat cahaya tersebut menyentuh tanah.
Pada saat debu hilang, tampak seorang pemuda tampan berambut putih dengan cangkang emas di punggungnya dengan mata tajam dan ganas memandang Qing Ruo dan kelompoknya.
"Senior maaf kami tidak bermaksud mengganggu, hanya saja kami sedang menunggu teman-teman kami yang saat ini sedang melawan badai pisau sepuluh kilo meter dari arah selatan." ucap Qing Ruo menjelaskan .
"Junior, maaf menakut-nakutimu. Sebelumnnya aku belum mengucapkan terima kasih." ucap manusia kura-kura emas tersebut.
"Apakah senior mengenaliku?"
"Ya, aku adalah tujuh kura-kura emas yang junior tolong sebelumnya, junior terima kasih" ucapnya sambil menangkup tangannya dengan hormat, "Junior dapat memanggil aku Qiong Du." ucapnya mengenalkan diri.
"Senior Qiong, aku Qing Ruo dan ini istriku Qing Ling dan mereka semua adalah teman-temanku, "Senior maaf karena kami tinggal di tempat ini" ucap Qing Ruo.
"Junior Ruo dan yang lainnya silahkan beristirahat di pulau ini." ucapnya santai.
"Baik senior, terima kasih" ucap Qing Ruo.
Duan Chi dan yang lain hanya bisa dibuat ternganga, "Sungguh saudara Ruo luar biasa, dapat berteman dengan pemilik pulau ini." ucap Lin Mo berdecak kagum.
"Baiklah junior Ruo aku akan membuat perhitungan dengan badai kepa**t itu. Kalian tunggu saja di sini. Aku akan kembali." ucapnya lalu menghilang.
Saat Qing Du pergi, Qing Ruo juga pergi menyusul kearah pusat badai sebelumnya.
**
Di tengah perjalanan, Qiong Du melihat sekelompok pemuda sedang bertarung dengan hiu raksasa, "Pasti itu teman junior Qing Ruo." ucapnya.
Qiong Du langsung menyerang hiu-hiu itu dan menghancurkannya satu persatu dengan mudah.
Bangkai hiu-hiu itu mengapung dan mengubah air menjadi merah.
"Qiong Du, apa yang kau lakukan?" teriak raja hiu itu marah.
"Haha... Hiu pemakan bangkai!, Kau begitu lancang dengan memasuki wilayah ku." ucap Qiong Du acuh tak acuh.
"Apakah kau tidak tahu lima puluh ribu mil adalah wilayah kekuasaanku, atau kau pura-pura lupa?". Baiklah karena kau telah lupa, aku akan mengingatkannmu.
"Matii...!" teriaknya melesat menyerang pemimpin hiu tersebut. Boom ... Terjadi ledakan keras, tubuh pemimpin hiu tersebut hancur.
Qiong Du menatap tajam pada Wu Dao dan Chen Chen dan yang lainnya, sambil menggelengkan kepalanya.
"Hmph, Pergilah ke arah selatan, Junior Qing Ruo ada di sana." ucapnya lalu menghilang.