NovelToon NovelToon
My Beautifull Ugly Wife

My Beautifull Ugly Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Siska

Jelita Parasnya, wanita cantik yang berpura-pura tampil jelek agar suaminya tidak mencintainya.

Sakura Lerose, pria tampan yang tak pernah tahu bahwa istri jeleknya sedang menjebaknya untuk berkencan dengan wanita cantik.

Siapakah yang akan terjebak dalam jebakan cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

029 - Siapa Yang Bodoh

Saka memastikan bahwa tidak ada orang lain selain ia dan Jelita begitu memasuki dapur.

Ia benar-benar harus memberi siraman rohani kepada wanita yang dianggapnya tidak tahu diri itu.

"Kau!" kata Saka.

Jelita mengabaikan Saka karena ia sedang mencuci piring.

"Hei, kau mendengarku tidak?!"

"Bicaralah," ucap Jelita.

"Kau berani memunggungiku seperti ini?"

Jelita memejamkan matanya, ia berbalik dan mendapati Saka yang sudah melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kau jangan terlalu arogan! Kau harus sadar diri bahwa kau hanyalah barang jaminan sedangkan aku memiliki kuasa atas kau!" tandas Saka.

"Kau sungguh akan menerima akibatnya jika kau sampai berani mempermalukanku di depan teman-temanku!" ancam Saka.

Jelita hanya diam dan mendengarkan.

"Huh! Keberadaanmu saja sudah memalukan untukku!" kata Saka.

"Kalau kau sungguh merasa malu dengan kehadiranku, mengapa kau tidak melepaskanku saja?" tanya Jelita.

Saka mendekat ke arah Jelita, tubuh Jelita terdorong hingga ke pinggir bak cuci piring.

Jelita menunduk, ia tidak mau Saka terlalu dekat dengannya seperti ini.

Bagaimana jika pria itu menyadari riasan Jelita?

"Kau itu hanya barang jaminan! Keluargamu benar-benar bisa langsung bangkrut jika aku menuntut mereka!"

Saka mendorong-dorong kepala Jelita dengan telunjuknya.

"Mungkin ayahmu berpikir dengan menyerahkan anak angkat sepertimu, urusannya denganku bisa selesai. Sepertinya ayahmu sungguh salah besar, karena proses hukum tetap akan berjalan sebagaimana mestinya," kata Saka.

"Entah apa yang ada dalam pikiran ayahmu yang bodoh itu! Apa dia pikir, dia bisa menipuku dengan cara bodoh seperti ini?"

"Haha! Kau dan keluargamu itu sungguh bodoh sekali!" Saka tertawa sinis.

Jelita benar-benar merasa kesal dan tak terima dengan hinaan yang dilontarkan oleh Saka, terlebih pria itu sudah menghina ayahnya.

Namun ia memilih diam karena teringat permintaan Rupa untuk tidak mencari masalah dengan pria ini.

"Kenapa kau hanya diam saja? Ke mana perginya sikap aroganmu itu?" tanya Saka.

"Semua yang kau katakan itu adalah benar. Dan aku hanyalah barang jaminan, aku tidak punya hak untuk bicara dan bersikap arogan," ucap Jelita sambil menahan rasa kesalnya.

"Bagus! Memang sudah seharusnya kau seperti itu!" ucap Saka dengan nada penuh keangkuhan.

"Oh ya, ngomong-ngomong, malam ini kau harus tidur di lantai, karena tempat tidur di kamar atas hanya ada satu," kata Saka sebelum pergi dari dapur.

Baiklah, kalau begitu kita lihat, siapa yang akan tidur di tempat tidur? batin Jelita sambil menyembunyikan senyumnya saat mengetik sebuah pesan.

...***...

"Lho, Saka, di mana Jelita?" tanya Nancy.

"Dia sudah kembali ke kamar," jawab Saka.

"Oh, kalau begitu aku mau istirahat juga," kata Nancy.

"Nanti aku menyusulmu, Sayang," kata Toby.

Saka duduk di samping Toby.

"Di mana Ezra?" tanya Saka pada Toby.

"Katanya Ezra dan Caty mau mencari wine," jawab Toby.

"Mencari wine? Di tempat seperti ini?" tanya Saka.

"Ya, siapa tahu di vila sebelah ada," jawab Toby.

Udara malam terasa makin dingin.

Tring..

Sebuah pesan masuk, membuat Saka membuka gawai cerdasnya.

Saka terkejut karena pesan yang masuk itu berasal dari Pretty.

Saka..

Apa urusanmu sudah selesai?

Sepertinya aku tersesat.

"Apa?!"

Saka langsung berdiri, sementara Toby yang duduk di samping Saka langsung tersungkur ke lantai lantaran terkejut.

"Saka? Ada apa? Kenapa histeris begitu?" tanya Toby.

"Toby, aku harus pergi sekarang, nanti aku akan kembali," jawab Saka.

"Hei, Saka! Kau mau ke mana?!"

Toby berseru melihat Saka berlari seperti orang melihat hantu dan dikejar gerombolan waria.

Saka segera mengemudikan mobil menembus gelapnya malam sambil berusaha menghubungi nomor telepon Pretty.

Jelita yang berada di balkon kamar tersenyum melihat kepergian Saka.

"Lihat! Siapa yang bodoh sekarang?" gumam Jelita.

...***...

Saka masih mengemudikan mobilnya dalam kecepatan tinggi sambil mencoba menghubungi Pretty.

Panggilannya terhubung namun wanita itu tidak menjawabnya.

Entah mengapa Saka merasa bersalah karena sudah meninggalkan Pretty.

Ia yang mengajak wanita itu ke luar kota, ke tempat yang menurut pengakuan Pretty belum pernah dikunjungi wanita itu.

Dalam benak Saka, tiba-tiba terlintas banyak kemungkinan mengapa Pretty tidak menjawab teleponnya.

Pretty yang begitu cantik membuat komplotan preman terpikat pada kecantikannya lalu melakukan tindakan asusila terhadap Pretty.

Para preman itu bergiliran menuntaskan hasrat biologis mereka di atas tubuh Pretty yang terkulai lemah dan hanya bisa menangis tersedu-sedu.

Kemungkinan kedua, Pretty tiba-tiba diculik oleh organisasi perdagangan manusia. Mereka menculik Pretty dan menjual Pretty ke luar negeri untuk dijadikan pekerja seks komersial.

"Tidak! Tidak!!" seru Saka membuyarkan imajinasi liarnya.

"Pretty! Tidak, Pretty! Kumohon jawab aku, Pretty!"

Saka berseru putus asa di depan gawai cerdasnya.

Ia sungguh tidak bisa memaafkan dirinya jika sampai terjadi sesuatu pada Pretty.

...***...

“Selamat pagi.”

Jelita menyapa Nancy yang keluar dari kamarnya.

Jelita sudah berada di dapur, menyiapkan sarapan berupa sandwich dan juga menyeduh kopi.

"Selamat pagi, Jelita," balas Nancy. "Wah, rajin sekali pagi-pagi begini kau sudah menyiapkan sarapan.”

"Aku sudah terbiasa seperti ini," kata Jelita.

"Jelita! Jelita!"

Toby berseru sambil keluar dari kamar, membawa gawai cerdasnya.

"Sayang, ada apa teriak-teriak?" tegur Nancy.

"Jelita, gawat!" kata Toby begitu panik.

Toby menggedor pintu kamar Ezra.

"Ezra! Ezra! Gawat, Ez!" seru Toby.

"Aduh! Ada apa sih?! Berisik sekali kau, Toby!" keluh Ezra yang muncul di ambang pintu kamarnya.

"Ini sungguh gawat, aku dapat kabar dari Saka, dia mengalami kecelakaan di Kota S!"

"Apa?!" seru semua orang.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang!" ajak Toby.

"Hah?! Kok bisa?!" seru Ezra.

"Aku juga tidak tahu! Semalam dia tiba-tiba pergi begitu saja. Apa Saka mengatakan sesuatu padamu, Jelita?" tanya Toby.

"Aku tidak tahu. Semalam aku sudah tidur lebih dulu karena lelah," jawab Jelita.

"Ayo kita ke pergi," ajak Toby.

...***...

“Astaga, Saka! Apa yang sudah terjadi padamu?!"

Ezra dan Toby terkejut saat melihat Saka terbaring di ruangan vvip. Pria itu memakai penyangga leher dengan kepala yang dibalut perban, wajah nampak lebam, serta tangan kanan yang dipasangi gips.

"Kalian bisa lihat sendiri kan?" sahut Saka.

"Ya, tapi, bagaimana bisa kau sampai kecelakaan seperti ini?" tanya Ezra.

"Memangnya semalam kau pergi ke mana? Kenapa terburu-buru seperti itu?" tanya Toby.

Jelita melemparkan tatapan tanpa ekspresi ke arah Saka.

Jelita tak tahu harus bersimpati pada pria itu atau justru bersorak senang karena pria itu sudah terkena karma akibat mengatai Jelita dan keluarganya begitu bodoh.

"Ehem, permisi semuanya. Tolong tenang dan jangan mengganggu ketenangan Pak Saka!"

Semua orang langsung terdiam begitu melihat sosok pria berwajah kaku dengan kacamata besar yang bertengger di wajahnya.

"Oh, maaf, Asisten Milan," kata Ezra.

"Kami hanya cemas pada Saka," kata Toby.

"Mohon maaf sebelumnya, namun saya harus membatasi jam besuk Pak Saka, karena sebentar lagi tim dokter akan melakukan pemeriksaan,” kata Milan.

"Asisten Milan, jangan terlalu kaku begitu, kami baru saja datang, masa iya harus langsung pulang," keluh Ezra.

"Iya, lagipula semalam Saka masih baik-baik saja saat berkumpul bersama kami," kata Toby.

"Mohon maaf, saya hanya melakukan tugas saya," kata Milan dengan sangat tegas.

Ezra dan Toby keluar dari ruangan sementara Jelita masih berdiam diri memandangi Saka.

"Mengapa Anda masih di sini?" tanya Milan ke arah Jelita.

Jelita menatap ke arah pria kaku yang baru pertama kali dilihatnya.

"Apa Anda tidak paham dengan apa yang sudah saya sampaikan? Anda harus pergi bersama rombongan Anda," kata Milan.

"Saya tidak akan pergi sebelum saya bicara dengan bos Anda," tolak Jelita.

"Jika Anda tidak mau pergi, saya akan memaksa Anda pergi, meski harus memanggil pihak keamanan," kata Milan.

"Aku tidak akan pergi sebelum suamiku ini menjelaskan apa yang sudah terjadi," Jelita bersikeras.

"Apa? Suami? Bagaimana bisa wanita berpenampilan gila seperti Anda mengaku Pak Saka adalah suami Anda? Anda jangan mengaku-ngaku!" cecar Milan.

"Memang apa masalahnya wanita berpenampilan gila sepertiku menjadi istri Saka?" tanya Jelita.

"Anda sungguh lancang!" geram Milan.

"Ehem, Milan, cukup!" Saka menyela.

"Apa?! Tapi Pak…," kata Milan.

Saka melemparkan pandangannya pada Jelita.

"Aku rasa tidak ada yang perlu kujelaskan, kau sudah bisa melihat sendiri," ucap Saka.

Air mata merembes di pelupuk mata Jelita tanpa diminta.

Mengapa pria ini begitu bodoh? Bagaimana dia bisa sampai kecelakaan hanya karena Jelita mengirimkan pesan iseng?

"Hiks…," Jelita mulai menangis.

"Hei, kenapa kau malah menangis?" tanya Saka.

Jelita cepat-cepat menghapus air matanya.

"Tidak, aku tidak menangis."

"Saka!"

Mira dan Maryam langsung menerobos masuk menghampiri Saka.

"Saka! Apa yang terjadi padamu?! Bagaimana kau bisa kecelakaan?!" seru Mira histeris.

"Aduh, Cucuku! Bagaimana bisa?!" tanya Maryam.

"Yah, ini sudah resiko Bu, karena semalam istriku minta dibelikan mangga muda yang ada di Kota S," jawab Saka.

"Apa?! Mangga muda?!" Mira terbelalak.

"Kenapa beli mangga sampai jauh-jauh begitu?” tanya Maryam.

"Yah, sebagai suami, mana bisa aku menolak keinginan istri," jawab Saka.

Hah?! Aku minta mangga muda?! Jelita terbelalak.

"Aduh, Jelita! Kau ini benar-benar ya! Minta sesuatu itu jangan yang aneh-aneh! Wanita sepertimu ini yang bisa bikin suaminya mati muda!" omel Mira.

Milan benar-benar tak bisa berkata-kata. Apa tidak salah wanita itu sungguh istri bosnya?

"Sudahlah, Mira, percuma marah pada Jelita, yang penting Saka masih selamat, meski terluka seperti ini," kata Maryam.

"Ibu, sudah, tidak apa-apa. Yang penting aku masih hidup. Lukaku akan sembuh sendiri dalam beberapa minggu ke depan.”

"Ibu dan Nenek pulang saja, biarkan aku beristirahat agar lekas pulih," kata Saka.

"Ya sudah, kalau begitu, Ibu dan Nenek pergi dulu," kata Mira.

"Iya Bu," sahut Saka.

"Jelita, ikut kami!" ajak Mira.

"Maaf Bu, Jelita harus berada di sisiku untuk merawatku," ucap Saka.

...----------------...

1
Uthie
coba mampir 👍
Diny Julianti (Dy)
jelita berarti udah ngga perawan dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!