"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Ingin Kehilangan Menantunya
Kantor Cabang Perusahaan Killian di Negara Bambu.
Sonia menatap tumpukan foto Lucifer yang di kirimkan oleh seorang mata-mata yang di tugaskan nya.
Tumpukan foto tersebut memperlihatkan kedekatan dan kemesraan Lucifer dengan Rose selama beberapa bulan terakhir. Dan yang terakhir di lihatnya adalah foto Daisy bersama Zyran.
Sonia memijat pangkal hidung nya dengan frustasi. Melihat semua kegilaan itu dia tidak bisa duduk diam lagi.
"Apa Bibi memanggil ku?"
Seorang pria berjas coklat muda masuk. Pria tampan dengan kaca mata yang membingkai mata indahnya itu tersenyum sopan, kemudian duduk di sofa yang ada di ruang kantor Sonia.
Yohan Lorenzo adalah keponakan Sonia. Putra dari kakak perempuan mendiang suaminya.
"Sebagian besar urusan di kantor cabang ini sudah beres. Yohan, kamu bisa mengurus sisanya. Aku akan mengatur penerbangan kembali ke Negara Konoha."
Yohan melepas kacamatanya, lalu bertanya dengan ragu, "Bibi besok masih harus menghadiri rapat. Memang ada masalah apa yang membuat Bibi buru-buru untuk pulang?" tanya Yohan.
Sonia mengusap wajahnya dengan gusar, kemudian menggelengkan kepala dan mendecak kesal.
"Kalau aku tidak kembali, sepupumu yang bodoh itu akan mendorong menantu ku ke tangan orang lain!"
Yohan memasang kembali kacamatanya sambil terkekeh pelan. Sonia yang melihat hal itu pun menghela napas pasrah.
"Kenapa? Apa dia membuat masalah lagi?" tanya Yohan.
Sonia bangkit dari duduknya bersama dengan se-amplop penuh foto Lucifer. Kemudian meletakkan nya di atas meja untuk Yohan lihat.
"Wanita gila itu benar-benar tidak punya malu!" ujar Sonia.
"Aku masih tidak habis pikir, kenapa anak itu sangat tergila-gila pada wanita rendahan itu?" gerutu Sonia sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.
Yohan hanya diam sambil melihat satu persatu foto di tangannya. Empat tahun yang lalu, Yohan adalah orang pertama yang mengetahui hubungan Lucifer dengan Rose. Dan dia sendiri tahu mengapa Lucifer begitu tergila-gila padanya. Meskipun dia sendiri juga tahu bahwa Lucifer telah keliru. Tapi dia tidak bisa mengatakan kebenaran nya begitu saja.
"Asisten ku sudah mengatur penerbangan untukku. Kau atur saja rapatnya atas namaku.." Sonia bangkit dari duduknya, meraih coat dan juga tas nya. Kemudian pergi meninggalkan ruangannya.
Yohan merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Dia membuat sebuah panggilan.
"Halo?" suara malas Lucifer terdengar dari seberang.
"Ibumu akan kembali, khusus untuk mu dan Daisy.." ujar Yohan.
"Aku tahu, aku akan berhati-hati,"
Mendengar nada bicara Lucifer yang tidak sabar untuk segera memutus panggilannya, Yohan mengingatkannya dengan tidak berdaya.
"Mengapa kamu harus menyinggung ibumu demi wanita itu? Tidak peduli seberapa besar keinginanmu untuk mengacau, Bibi tidak akan membiarkan Rose memasuki pintu rumahmu!"
"Aku tahu, dan aku akan membiarkan Ibuku menerimanya. Selama Ibuku melihat kejahatan Daisy yang sebenarnya, dia akan setuju kalau aku bercerai!" jawab Lucifer dengan percaya diri.
"Apakah kamu pernah memikirkannya? Apakah kamu melakukan ini karena kamu menyukai Rose, atau kamu hanya ingin membalas kebaikannya?"
Suasana menjadi hening setelah Yohan tiba-tiba mengajukan pertanyaan kritis seperti itu.
"Apa kamu pernah memikirkan hal ini juga? Bagaimana kalau sebenarnya penyelamat mu itu bukan wanita itu?" lanjut Yohan.
"Kau tidak perlu ikut campur! aku sangat yakin Rose adalah penyelamat ku. Dia juga mengakuinya sendiri dengan menunjukkan bekas lukanya!" jawab Lucifer dengan geram.
Yohan membelalak kan matanya mendengar jawaban itu dari Lucifer.
'Mengaku-ngaku masih bisa dimaklumi karena kejadian penculikan itu di muat di koran, dan hampir semua orang tau.Tapi bekas luka? Keluarga Killian bahkan menyembunyikan kebenaran bahwa penculikan itu melibatkan seorang gadis yang tak bersalah. Jadi bagaimana mungkin?' batin Yohan.
"Apa kau juga menyinggung hal itu didepan istrimu Daisy?" tanya Yohan kemudian.
"Meskipun aku menyinggung hal itu dihadapannya, dia tau apa?" seru Lucifer.
Yohan mengusap wajahnya dengan gusar. Dia sudah lelah terlibat dalam urusan keluarga saudara Ibunya yang rumit ini.
"Tunggu, Daisy dan Rose saudara tiri, kan?" tanya Yohan.
"Apa Rose pernah cerita kapan mereka mulai menjadi saudara tiri?" lanjutnya.
"Saat dia berusia 17 tahun. Kenapa kau begitu ingin tau, hah? Kalau tidak ada hal yang penting lagi aku akan menutup teleponnya!"
Sambungan teleponnya pun terputus dengan kalimat terakhir Lucifer. Meninggalkan Yohan berpikir sendiri dengan semua kemungkinan-kemungkinan yang terkumpul di kepalanya. Seperti para readers😌