Dua orang asing yang terpaksa menikah kontrak hanya demi tujuan yang sama, pergi ke London!!!
Noah yang seorang CEO kaya, membutuhkan seorang istri agar sang kakek memberikan izin untuk pergi ke London? Why..? Sementara Hari membutuhkan uang untuk bisa pergi ke makam sang ibunda yang berada di London. Namun sifat keduanya benar-benar seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar dan saling mengejek.
Di saat hubungan keduanya semakin dekat. Kedatangan kekasih Noah di masa lalu membuat pernikahan mereka semakin renggang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMM! : BAB 32
SEBUAH PUJIAN!
Dengan cepat keduanya mulai bereaksi melihat ke arah pintu depan.
“Bagaimana?” tanya Noah panik.
Tanpa pikir panjang Hari langsung masuk kembali ke kamar lalu keluar lagi menghampiri Noah sambil menunjukkan lipstik merah dari bibi Amora, namun Hari tak pernah memakainya karena itu terlalu merah.
“Lipstik?”
“Ya! Kita bisa berpura-pura!” Hari memakai lipstik merah tadi di bibirnya, menempelkan dua jari telunjuk dan tengah ke bibirnya lalu menempelkan kedua jari tadi ke leher Noah sehingga tercetak lah sebuah bibir indah di leher eksotis Noah.
Wanita itu tersenyum lebar, di balas oleh Noah yang setuju akan rencana tadi.
Ting-tong! Bel masih berbunyi terus-menerus.
“Ayo cepat!” tegur Hari.
Noah mulai melepaskan kaosnya hingga telanjang dada, Hari kaget dan terdiam menatap dari leher sampai ke perut sixpack Noah—
'Itu sangat sexy! Hentikan hinata.' Dengan cepat Hinata menggeleng lalu memberikan kiss palsu di sekujur tubuh Noah tak lupa juga Hari mengusap bibirnya agar terlihat belepotan, mengacak-acak Surai masing-masing dan TADA! Keduanya sangat terlihat berantakan seperti dua sejoli yang baru saja melakukan hot kiss.
Cklekk! Pintu terbuka. Hari dan Noah saling berpelukan dengan senyuman teler seperti orang gila. “Hai/Hai!”
“Awww!”
Kedua mata Noah dan Hari terkejut bukan main ketika orang yang berdiri di hadapannya bukankah kakek Liam, melainkan Tiara!
Melihat itu tentu saja Tiara juga sama terkejutnya melihat dua pengantin palsu itu terlihat berantakan bahkan wajah serta tubuh mereka terutama Noah terlukis bentuk bibir.
.
.
.
Ketiga orang kini duduk di sofa tamu. Hari masih menunduk malu, dan Noah berpaling ke arah lain ketika Tiara masih memasang wajah marahnya. Marah karena ada arti!
“Ck! Percayalah Tiara, tidak mungkin aku memakai lipstik semerah ini, kau kan sudah mengenal ku.”
“Hm. Lagipula, kami tidak mungkin melakukannya. Kami masih tahu batasan.” Lanjut Noah masih bertelanjang dada.
“Lalu. Untuk apa kalian bersandiwara seperti itu? Membuatku kaget saja!” tanya Tiara sedikit emosi serta bingung.
“Kami pikir yang datang itu kakek, ternyata salah!” jawab Hari sambil membersihkan sisa lipstik di bibirnya dengan tisu.
Tiara bernafas lega, baginya tak masalah jika mereka dekat tapi... Masih ada hati lain yang harus Noah jaga. Yaitu hati Sakura!
“Baiklah, aku percaya. Dengar Noah, kau dan Sakura masih berstatus kekasih, dia masih menunggumu kau tahu.” Tegur Tiara penuh peringatan sambil menunjuk wajah Noah.
Sementara Hari kaget, reflek menoleh ke pria yang tengah duduk di sebelahnya, mendengar bahwa suaminya punya kekasih dan namanya Sakura membuat Hari mulai ingat sesuatu.
Sadar akan tatapan istrinya, Noah memastikan sejenak lalu berpaling dari tatapan Hari yang datar seolah penuh tanya, membuat Noah sungkan sendiri bak suami terpergok.
“Kalian bertiga adalah temanku! Aku tidak ingin sampai Sakura dan Hari tersakiti karena mu Noah!” lanjut Tiara.
“Aku mengerti.” Tanpa menatap Tiara, Noah malah menunduk.
“Sejak kapan Noah punya kekasih?” tanya polos Hari membuat Tiara saling pandang dengan teman prianya itu.
“Kau belum tahu Noah punya kekasih? Kau tidak memberitahunya Noah?” Tak ada suara hanya berupa gelengan kepala. Tiara menepuk jidatnya sendiri.
“Kau bisa tanyakan sendiri padanya! Aku harus pergi, ini sudah malam.” Tiara mulai beranjak meninggalkan beberapa kantong plastik yang sengaja ia bawa untuk oleh-oleh Noah dan Hari.
“Ingat. Jangan pernah menyakiti temanku.” Sekali lagi wanita cantik bersurai pirang panjang itu memberi peringatan keras ke sahabat rubahnya tadi.
“Iya.” Jawab Noah malas.
Di luar gedung apartemen. Tiara berjalan menuju mobilnya sambil menggerutu pelan. “Huhhhh! Aku harap semuanya baik-baik saja. Sebentar lagi Sakura juga akan datang ke sini dan semuanya bertambah rumit.” Gumam Tiara pusing sendiri.
Bagaimana pun dialah yang memberikan saran bodoh lagi kepada dua temannya itu.
Langit semakin gelap saja. Setelah membereskan oleh-oleh yang di bawa oleh Tiara barusan, Hari segera menghampiri Noah yang berpindah duduk di sofa TV.
“Hahhh, aku tak percaya kau bisa mendapatkan wanita sepertinya!” ucap Hari duduk di samping Noah sambil terus melihat ke sebuah majalah yang tak sengaja Tiara selipkan di kantong plastik tadi.
Wanita itu masih bisa tersenyum lebar memberikan satu gelas ocha ke Noah.
“Jadi benar, ini bukan cincin pernikahan.” Sambil melihat ke jari manisnya menatap ke cincin yang dia pakai.
“Itu tetap cincin pernikahan— ”
“Tapi ini milik orang lain. Haisss, kau membuatku seperti wanita pelakor, jahat sekali!” ketus Hari tersenyum ejek dan balik menatap majalah.
Wanita itu tak mempermasalahkannya, dia sudah meminta maaf lebih awal jika sampai Noah punya kekasih.
Tak ada ekspresi di wajah Noah, bahkan ia masih memegang gelas berisikan ocha tanpa meminumnya.
“Aku yakin dia pergi karena kau terlambat melamarnya!” ejek Hari sengaja mencairkan suasana.
"....."
“Heessss! Dia sangat cantik! Pantas saja dia jadi model. Wajahnya mungil, matanya begitu indah wah! Tapi aku masih terkejut mendengar Sakura adalah kekasihmu.”
“Kau mengejekku?” gertak Noah menoleh tajam ke arah Hari.
“Aku tidak bilang. Dia wanita yang sangat cantik, bahkan sangat sempurna kecantikan naturalnya!”
“Hey!” panggil Noah.
Hari menoleh ketika suara bariton Noah menjadi serius. Noah dapat melihat ke dalam mata Hari, wanita itu selalu memuji kecantikan wanita lain tanpa dia sadari ia merendahkan dirinya sendiri.
Sementara jantung Hari mulai berdetak kencang, perasaan lain yang asing telah masuk.
“Kapan terakhir kali kau memuji dirimu sendiri?”
“Apa? Untuk apa aku memuji diriku? Aku bahkan tidak pandai mencari uang, juga— teman-teman ku selalu bilang aku seperti monster dingin dan susah bergaul!" wanita itu tersenyum kecil saat mengingatnya. Hari masih sibuk membolak-balik halaman majalah.
”Tapi diam mu terlihat cantik sepertimu.” Balas pelan Noah dan jelas lalu menyeduh ocha hangatnya.
Jujur saja hatinya gugup saat mengatakan berupa pujian untuk seorang wanita apalagi istrinya.
“Apa? Kau mengatakan sesuatu?”
Noah menoleh malas saat harus bicara dengan orang tuli. “Haisss, dasar wanita tuli.”
“Apa?”
“BUKAN APA-APA, AKU MAU TIDUR! TIDUR!” Jawab Noah bersuara tinggi dengan gerakan sleeping agar Hari jelas mengetahuinya.
Karena kesal pria itu langsung masuk kamar setelah meletakkan gelas ocha nya.
Hari menatap punggung Noah lalu tersenyum lebar. “Kau pikir aku tuli, aku mendengarnya!" gumam Hari sangat senang ketika masih ada seseorang yang memberikan pujian kepada nya, meski dia Noah.
Hari menatap kembali majalah tadi, tiba-tiba ada perasaan aneh di hatinya yang terasa sakit, sambil mengingat tentang Noah.
Tapi jika di lihat terus, model Sakura Kato sangat cantik juga. Hari menutup majalah tadi dan mematikan lampu-lampu di sana lalu segera masuk ke kamar dimana suaminya sudah terlentang di atas kasur.
...🛫📍🛬...