NovelToon NovelToon
Sahara Penghuni Rumah Angker Bagaskara

Sahara Penghuni Rumah Angker Bagaskara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Rumahhantu / Matabatin
Popularitas:780
Nilai: 5
Nama Author: Ridwan01

Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepulangan Lingga

Sahara masih menemani Gandra di dekat danau dan masih mendengarkan keluh kesahnya, juga sambil sesekali dia melemparkan batu ke dalam danau itu

"Sahara, kamu mau kan kasih aku kesempatan untuk dekati kamu, aku sudah minta ijin pada Rukmini dan dia bilang aku harus tanya langsung padamu" bujuk Gandra

"Sahara hanya milik Dimas" jawab Sahara tegas

"Kamu nggak perlu tinggalkan Dimas, hanya cukup mau saja kalau aku ajak kamu jalan jalan atau ke pasar gaib, kamu sudah pernah ke sana?" Tanya Gandra dan Sahara menggelengkan kepalanya

"Disana banyak makanan dari bangsa kita dan juga pakaian yang bisa langsung kamu pakai tanpa harus menunggu yang menyumbang atas nama kamu" bujuk Gandra

"Sahara mau tapi Sahara juga nggak mau" jawab Sahara yang berarti dia kebingungan

"Kamu jangan jawab sekarang, nanti saja saat kamu mau ikut ke pasar itu, kamu panggil aku ya" ucap Gandra

"Iya" jawab Sahara mengangguk

"Rambut kamu sangat indah dan parasmu ini, lebih mirip manusia Sahara" ungkap Gandra yang tanpa sadar menyentuh rambut Sahara

Rasanya dingin dan begitu halus, dia bahkan merasa damai saat menyentuhnya, seperti semua masalahnya hilang seketika

"Aku suka rambutmu ini Sahara" ungkap Gandra mencium rambut Sahara

"Jangan di cium, ini punya Dimas" ketus Sahara menarik rambutnya

"Sedikit saja masa tidak boleh" ucap Gandra cemberut

"Kamu kan sudah sering cium rambut banyak perempuan, kenapa harus punya Sahara juga kamu mau" ucap Sahara

"Karena kamu yang aku inginkan untuk jadi yang terakhir bagiku Sahara" jawab Gandra terus merayu Sahara

"Nggak mempan" jawab Sahara memainkan ikat rambut kelinci miliknya

"Aku bisa berikan kamu apapun Sahara, jadilah ratuku" bujuk Gandra

"Nggak mau, Dimas sudah kasih semuanya untuk Sahara" jawab Sahara

"Sahara pulang ya, kamu jangan nangis lagi, istri kamu kan masih banyak" ucap Sahara

"Istriku hanya Pipit dan dia sudah memutuskan ikatan itu dengan menikahi si Hala" jawab Gandra kesal

"Pipit istrinya Hala?" Tanya Sahara

"Iya, si Hala menikahi dia kemarin di kerajaannya" jawab Gandra

"Berarti sekarang Pipit jadi ratu di kerajaan itu?" Tanya Sahara dan Gandra mengangguk

"Kerajaan kamu masih belum sekuat kerajaan Hala?" Tanya Sahara

"Iya, kami masih kalah jauh dari pasukan miliknya, pasukannya terus di beri tumbal manusia sedangkan milikku hanya mengandalkan kekuatan dari alam dan makanan yang memang kami dapatkan dari kerja keras kami" jawab Gandra.

"Bagus, jangan seperti mereka, karena Sahara tidak suka daging manusia, Sahara sukanya daging sapi dan bentuknya bulat" jawab Sahara pergi dari sana

"Kamu unik dan aku menyukaimu, tunggu saja aku juga akan masuk ke dalam hatimu Sahara" gumam Gandra menatap Sahara yang terbang ke rumah Bagaskara kembali

Di rumah Bagaskara

"Gue balik dulu ya, gue mau urus perceraian gue dan juga nunggu keputusan keluarga angkat gue" pamit Lingga

"Iya Lo hati hati di jalan, ini hadiah dari nenek Rukmini, dia bilang mungkin kamu sudah di tandai jin jahat disini, jadi kamu pakai ini untuk jaga jaga, buka saat Lo mandi dan shalat" ucap Bintang memberikan gelang rambut Rukmini

"Terima kasih, tapi ko gue nggak lihat nenek Rukmini lagi? Dia kemana bin?" Tanya Lingga

"Dia ada di luar rumah kalau jam segini" jawab Bintang

"Untuk kalian selamat ya atas pernikahannya, dan semoga sakinah mawaddah warahmah, nanti kado untuk kalian nyusul" ungkap Lingga

"Aamiin, terima kasih sebelumnya mas Lingga" jawab Herman

"Motor kamu di bakar warga kan kemarin, saya akan kasih kamu kado motor baru, mumpung saya masih bisa atur showroom milik saya" ungkap Lingga

"Kalau Lo punya masalah di sana, jangan sungkan Langsung hubungi gue" ucap Bintang

"Pasti" jawab Lingga

Lingga pulang dan suasana rumah kembali sepi, Sahara masih setia mengikuti Dimas kemanapun, dan sekarang di tambah Herman yang ikut tinggal disana, meski dia tidak bisa melihat keberadaan Sahara dan Rukmini, tapi dia bisa merasakan Aura mereka di rumah itu

"Mas Herman kenapa?" Tanya Sumi saat mereka berada di dalam kamar Herman yang di siapkan Bintang di bawah

"Ko aku merasa di rumah ini banyak yang lewat ya, padahal kan jendela tertutup semua tapi sering ada angin dingin yang lewat di samping atau di depanku" jawab Herman

"Mungkin itu cuma perasaan akang saja, selama tinggal di sini Sumi nggak pernah tuh di ganggu" balas Sumi

"Kamu nggak takut sum, rumah ini kan banyak hantunya" ucap Herman merinding

"Pas pertama datang sih takut, apalagi pas den Bintang pertama bilang salam, penghuni disini Langsung pada keluar" jawab Sumi dan semakin membuat Herman merinding

"Kamu jangan nakutin akang dong sum" protes Herman

"Akang yang tanya tadi, ya Sumi jawab, lagian kan akang tahu sendiri, rumah dan tanah disini sekarang sudah di pegang pemiliknya jadi tidak perlu takut" bujuk Sumi

"Akang nggak takut ko" jawab Herman

"Nggak takut tepi gemetar" ledek Sumi

"Itu karena aku sudah Sah sama kamu sum, makanya gemetar, mau pegang kamu, boleh kan?" Tanya Herman

"Kan sekarang Sumi sudah jadi milik akang, tentu saja boleh, tapi lebih bagus nanti saja kalau paviliunnya sudah siap di tempati" jawab Sumi lembut

"Iya, akan lebih bebas kalau disana" jawab Herman memeluk Sumi

"Aku bahagia sum, maaf ya aku cuma bisa kasih kamu maskawin perhiasan dari mendiang ibu" ucap Herman

"Nggak apa apa mas, Sumi juga bahagia" jawab Sumi

"Kita akan mulai hidup baru kita disini ya sum, semoga nanti pernikahan ini jadi berkah, dan kita punya anak anak yang Soleh dan Soleha" ungkap Herman

"Aamiin,... Ayo kita ke belakang, kita cek kamar mandinya sudah sampai mana pembuatannya" ajak Sumi

"Kamu juga sepertinya Sudah tidak tahan ya sum" bisik Herman meledek

"Jangan samakan Sumi dengan akang ya" cibir Sumi

"Iya deh iya" jawab Herman meremas bongkahan milik Sumi yang menggoda

"Akang! Genit ih" keluh Sumi cemberut

"Sedikit sum, nyicil" jawab Herman terkekeh

"Nyicil nyicil hihihi" ledek Sahara tertawa

"Sumi... Suara siapa itu" panik Herman

"Itu suara bunyi handphone den Dimas, akang jangan kaget kalau tiba tiba ada suara tertawa atau menangis, itu suara handphone miliknya" jawab Sumi berbohong

"Den Dimas ini ada ada saja, ko nada suara handphone pakai suara mbak Kun Kun sih" ucap Herman ketakutan

"Akang mau lihat Kun Kun asli?" Tanya Sumi

"Nggak ah nanti akang pingsan" jawab Herman

"Bi jangan pacaran terus dong, sini makan bareng kami" ajak Dimas meledek

"Den Dimas seperti tidak tahu saja, kami kan pengantin baru" jawab Herman

"Iya deh, pengantin baru ayo makan supaya tenaganya kuat" ajak Dimas

"Sahara juga makan supaya kuat" ucap Sahara menempel di gendongan Dimas dan pindah ke Bintang

"Jangan tiba tiba begini Sahara, aku jadi kaget" ucap Bintang

"Cah bagus kaget, cah bagus kaget" ledek Sahara

"Kamu ngomong jadi mirip burung beo pak RT Sahara" ledek Dimas tertawa

"Kalian bicara dengan siapa?" Tanya Herman saat selesai mencuci tangan, dia heran karena keluarga itu seperti sedang berbincang dengan seseorang

"Dengan Sahara dengan Sahara" jawab Sahara menampakan dirinya di depan Herman dan Herman Langsung pingsang

"Yahh.. Cemen, malah pingsan" gerutu Sahara

"Kamu yang bikin dia pingsan Sahara" jawab Dimas

Setengah jam kemudian

"Eungh.." Herman mulai sadar

"Kang.. akang ini minum dulu supaya akang nggak haus" ucap Sumi khawatir

"Sum.. ini dimana kenapa akang ada disini?" Tanya Herman

"Di kamar tamu kang, akang tadi pingsan" jawab Sumi

"Benarkah?" Tanya Herman berusaha mengingat apa yang terjadi hingga matanya mulai terbelalak dengan mulut yang terbuka

"Sumi, aku tadi lihat mbak Kun Kun!" Teriak Herman ketakutan

"Tenang kang, itu memang penunggu rumah ini, dia nggak jahat ko, cuma sering lewat saja" jawab Sumi mencoba menjelaskan

"Kamu tahu dia ada disini?" Tanya Herman dan Sumi mengangguk

"Kenapa kamu nggak bilang dari awal, Kan kita bisa menginap di rumah Yana saja" keluh Herman

"Kang Herman tenang saja, Sahara itu tidak menggangu, dia hanya usil saja arwahnya" bujuk Sumi

"Sahara?" Tanya Herman yang merasa pernah mendengar nama itu

"Iya Sahara, arwah istri dari almarhum pak Bagaskara yang sudah meninggal, dia terikat di rumah ini" jawab Sumi serius

Dia mulai menceritakan awal mula Sahara bisa mereka lihat di rumah itu dengan ijin dari Bintang, dia tidak menceritakan semuanya dan hanya menceritakan kalau Sahara adalah penunggu rumah itu saja, agar Herman tidak merasa terlalu takut dan tidak merasa terancam tinggal di rumah itu

Bersambung

1
Antoni Indri
lagi seru2 nya eh tubi kontinyu
Antoni Indri
keren..lanjut ampe tamat
Antoni Indri
Sepi
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye
Ridwan01: terima kasih kak 🙏☺️
total 1 replies
Chindy Natasya
lanjut thorrr
Chindy Natasya
hayuuuk lanjut update thorr
Ridwan01: siap kak terima kasih
Ridwan01: siap kak terima kasih 🙏☺️
total 2 replies
Ridwan01
terima kasih sudah mampir 🙏☺️
TheNihilist
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
Ridwan01: terima kasih kak 🙏☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!