NovelToon NovelToon
Istriku, Mantan Kekasih Abangku.

Istriku, Mantan Kekasih Abangku.

Status: tamat
Genre:Penyesalan Suami / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

"Pergi dari sini...aku tidak ingin melihat wajahmu di rumah ini!!! aku tidak sudi hidup bersama penipu sepertimu." Bentakan yang menggema hingga ke langit-langit kamar mampu membuat hati serta tubuh Thalia bergetar. sekuat tenaga gadis itu menahan air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata.

Jika suami pada umumnya akan bahagia saat mendapati istrinya masih suci, berbeda dengan Rasya Putra Sanjaya, pria itu justru merasa tertipu. Ya, pernikahan mereka terjadi akibat kepergok tidur bersama dikamar hotel dan saat itu situasi dan kondisi seakan menggiring siapapun akan berpikir jika telah terjadi sesuatu pada Thalia hingga mau tak mau Rasya harus bersedia menikahi mantan kekasih dari abangnya tersebut, namun setelah beberapa bulan menikah dan mereka melakukan hubungan suami-istri saat itu Rasya mengetahui bahwa ternyata sang istri masih suci. Rasya yang paling benci dengan kebohongan tentu saja tidak terima, dan mengusir istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siuman.

"Apa istri kamu tahu tentang hal ini???." salah seorang rekan seprofesi sekaligus sahabat baiknya bertanya pada Dokter Arfan, ketika pria itu meminta bantuan padanya.

Dokter Arfan menggeleng lemah. "Tolong rahasiakan hal ini dari siapapun, termasuk istriku!! Aku tidak ingin memberikan harapan sebelum tahu kebenarannya." pinta Dokter Arfan dan sahabatnya itu mengiyakannya.

Setelahnya, Dokter Arfan pamit undur diri, hendak kembali bertugas.

Di ruang ICU, hanya irama detak jantung yang terdengar nyaring.

"Kapan kamu akan bangun, Thalia??? Apa kamu tidak ingin segera melihat wajah anak kita..." bergumam di samping brankar istrinya, hanya itu yang bisa dilakukan Rasya setiap saat, selama hampir dua bulan terakhir dengan harapan sang istri segera sadar dari komanya.

Rasya yang tengah menggenggam tangan istrinya sontak mendongak, menatap wajah sang wajah istri ketika merasakan pergerakan tangan Thalia. benar saja, Rasya menyaksikan Thalia membuka matanya perlahan.

"Kamu sudah sadar, sayang....." Rasya beranjak dari tempatnya duduk, memastikan apakah ia tidak sedang berhalusinasi.

"Haus...."kata pertama yang terucap dari mulut Thalia ketika wanita itu terjaga dari tidur panjangnya.

"Sebentar sayang....!!!." Rasya menekan tombol darurat dan tidak berselang lama dokter dan beberapa perawat pun tiba di ruangan. Rasya tidak ingin salah dalam bertindak dan justru akan berakibat fatal pada kesehatan Thalia yang baru saja sadar dari komanya.

"Haus..." kembali, keluh Thalia.

Setelah di periksa oleh dokter, seorang perawat yang bertugas bersama dokter mengambil sebotol air mineral lengkap dengan sedotan. Sesuai anjuran dari dokter, dengan perlahan perawat tersebut membantu Thalia untuk minum.

"Alhamdulillah... kondisi pasien mulai stabil, detak jantung pasien pun sudah mulai normal." terang dokter Arfan, yang selama ini menjadi dokter yang bertanggung jawab atas perawatan Thalia.

"Terima kasih, dokter." ucap Rasya setelah melakukan sujud syukur.

"Tidak perlu berterima kasih pak Rasya, sebagai tim medis kami hanya berusaha melakukan tugas kami, selebihnya semua ini merupakan mukjizat dari yang maha kuasa, yang telah membangunkan istri anda dari tidur panjangnya." balas dokter Arfan. Entah mengapa, selama puluhan tahun menjadi dokter ini kali pertama pria paru baya tersebut tak sanggup menahan rasa harunya di depan pasiennya. terbukti dari tindakan pria itu yang terlihat mengusap sudut matanya yang mulai basah oleh airmata, sebelum sesaat kemudian pamit undur diri setelah memeriksa kondisi Thalia secara keseluruhan.

"Dimana anakku, mas..." tanya Thalia ketika tak kunjung melihat keberadaan bayinya.

"Anak kita, Thalia. dia anak kita." Rasya mengkoreksi kosa kata yang barusan terucap dari mulut Thalia.

"Dia baik-baik saja, kondisinya juga sehat. Sebaiknya kamu istirahat dulu, setelah dipindahkan ke kamar perawatan, kamu akan segera bertemu dengannya. Lagi pula dia masih sangat muda Thalia, kasian jika harus di bawa ke ruangan ini, sayang..."

Jika di awal tadi Thalia berpikir mungkin ia salah dengar, tapi kali ini kata sayang yang terucap dari mulut Rasya terdengar sangat jelas di telinganya.

Dengan gerakan lemahnya, Thalia berusaha menepis tangan besar Rasya yang sedang mengelus lembut puncak kepala. "Jangan membuatku salah paham dengan perlakuan kamu, mas!! Tidak perlu memaksakan diri untuk bersikap baik padaku!!."

"Please Thalia... jangan bicara seperti itu, kamu itu istriku!."

"Istri...???." Thalia tersenyum getir. "Memangnya sejak kapan kamu menganggap aku ini istri kamu, mas???."

Kalimat menohok Thalia mampu menghentikan pergerakan tangan Rasya. Pria itu tak mampu menepis, mengingat apa yang dikatakan Thalia benar adanya. selama mereka hidup bersama tak sekalipun ia memperlakukan Thalia selayaknya seorang istri, hanya sikap dingin yang selalu ditunjukkannya terhadap wanita itu. Bahkan setelah mengambil haknya sebagai suami, ia justru tega mengusir wanita itu dari apartemennya sehingga membuat Thalia menyusuri jalanan sepi di tengah malam. Apakah pria seperti itu pantas di sebut suami???? Rasya sendiri tidak bisa menjawabnya.

"Aku mohon, maafkan aku, Thalia..." dengan seribu sesal di hati, Rasya berharap mendapatkan pintu maaf dari sang istri atas perbuatannya.

"Aku mau beristirahat." Thalia memalingkan wajahnya ke samping.

"Baiklah...aku keluar!!." Tidak ingin berdebat, terlebih dengan kondisi Thalia yang baru saja sadar dari koma, Rasya memilih keluar.

Di depan ruangan, Rasya mendapati Riri yang tengah berdiri tak jauh dari pintu kamar ICU. "Menjalani kehamilan tanpa kehadiran suami di sisi merupakan hal terberat bagi seorang istri, maka wajar jika Thalia bersikap seperti itu." bukannya ingin menghakimi Rasya, namun Riri merasa pria itu harus sadar diri atas kesalahannya terhadap sang istri.

Rasya masih diam saja, sadar jika Riri belum selesai berbicara.

"Jika bapak benar-benar mencintai Thalia, maka tunjukkan semua itu!!! Berjuanglah hingga Thalia bersedia memberikan maaf pada bapak. tetapi jika bapak tidak mampu melakukannya, maka biarkan Thalia menjalani kehidupannya dengan tenang bersama putranya!!!." tegas Riri. Sebagai sahabat baik Thalia yang tahu betul bagaimana perjuangan Thalia menjalani kehidupannya selama kurang lebih sembilan bulan terakhir, Riri merasa perlu angkat bicara demi.

"Saya akan melakukan apapun demi mempertahankan keutuhan rumah tangga kami. Bagaimana pun caranya, saya akan berjuang untuk mendapatkan maaf dari istri saya."

Riri lega mendengarnya. Terus terang saja, jawaban demikian yang sebenarnya ingin didengarnya dari mulut bosnya sekaligus suami dari sahabat baiknya itu, memperjuangkan keutuhan rumah tangga mereka sehingga keponakannya tidak harus menjalani kehidupan broken home nantinya.

Setelahnya, Riri pun melanjutkan langkahnya memasuki ruangan ICU, hendak membesuk Thalia yang baru saja siuman.

Riri tidak dapat membendung air mata haru ketika melihat kedua bola mata sahabatnya yang hampir dua bulan lamanya terpejam di atas brankar kamar ICU, kini memandang kedatangannya dengan seulas senyum.

"Hiks ....hiks....hiks....."

"Jangan cengeng seperti itu, aku belum mati.... kemari lah....!!!." Thalia merentangkan kedua tangannya dengan lemah.

"Jangan bicara seperti itu, aku tidak suka!!!." wajah Riri berubah garang, tak suka dengan ucapan asal sahabatnya itu.

Riri kemudian melanjutkan langkahnya, memeluk Thalia yang masih terbaring di atas tempat tidur. "Kau benar-benar membuatku takut, Thalia. melihat mu terbaring tak sadarkan diri membuatku takut." ungkap Riri di sisa tangisnya.

"Aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu." balas Thalia, terharu dengan sikap tulus sahabatnya itu.

Sesaat kemudian, Riri pun melerai pelukannya, lalu mendaratkan bobotnya di kursi samping tempat tidur pasien.

"Putramu sangat tampan, Thalia."

Di saat Riri tulus memuji ketampanan wajah putranya, Thalia justru teringat akan wajah sang putra yang begitu mirip sekali dengan wajah ayahnya, Rasya. Thalia yakin saat ini Riri telah mengetahui siapa sebenarnya ayah dari bayinya.

"Ri_."

"Tidak perlu menjelaskan apapun, aku sudah tau semuanya." potong Riri kala menyaksikan Thalia merasa tidak enak hati karena telah menyembunyikan hubungannya dengan Rasya, pria yang notabenenya merupakan pimpinan perusahaan tempat mereka bekerja.

"Tidak perlu merasa tidak enak hati Thalia, aku yakin kau melakukan semua ini ada alasannya." sambung Riri dan Thalia merasa lega mendengarnya.

"Terima kasih atas pengertian kamu, Ri." ucap Thalia, sekali lagi Thalia dibuat kagum dengan sikap bijak yang dimiliki oleh sahabatnya itu.

1
Alanna Th
gk takut dculik tuh sembarangan nongkrong d boncengn?
74 Jameela
mema'afkn emg harus,,tp melupakn blm tentu smua mampu..mungkin bs tersimpan di memori otak qt jg batin qt yg hrs qt lakukan demi kehidupan trs berjalan🙏
74 Jameela
tnpa dikomunikasikn dg baik..yows smua bermian dg ilmu kebatinan..ilmu gelap ghoib krn gk terucap tp ngrunthel dlm hati..waduuuhhh..ayo diskusikn omg"an scra terbukaaaa
74 Jameela
yooo kamulah suami kejamnya..wong mengusir tp gk berani ajukn berkas perceraian
74 Jameela
disilikidi..eeeh..diselidiki dlu jgn bermain dg pikiranmu yg kejam bin kotor itu sya rasya..drpd ntar menggethun alias menyesal..
Alanna Th
musti dksh pljrn tuh main" dg obat brbahaya
Alanna Th
perketat pngwln toek istri n putramu, bos rasya. Mertua zalim sdh ngintai
Alanna Th
bisakh pihak NT tdk mnayangkn komen" yg gk brbobot? kasian othornua yg muter otak bwt nulis he!!
Alanna Th
emank rasya tdk brperi+kswamian; stlh enak, mlupakn akibat prbwtnny! Sukurin nanti dslimpet anaknya
Alanna Th
aq lngsng zuka n pinisirin, thor
gunawan gunawan
trm kasih, sangat bagus..

ditunggu cerita faras dan inaranya..
3sna
itu gk np2 kandungnnya
3sna
ya ampun tega nian lg bunting digituin,mo jln aja susah kn
y kali bok rasya gk liat susahnya orng hamil disuruh lembur pula
3sna
situ jg tega bwt dia lembur
RithaMartinE
luar biasa
Nailott
senengnya punya anak ptuh pada kedua ortunya
Nailott
hati 2 mas rasya, jng ada orang ketiga ,sipelakor
Nailott
bahagia banget ayah dn ibu okta yg baru dapat cucu pertama mereka
Lina Herlina
gengsinya si Rasya...
Lina Herlina
harusnya Rasya kan sadar belum menceraikan thalia...kok menganggap thalia udah nikah lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!