" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."
Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.
Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.
" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.
" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga
Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara dan Mafia 08
" Mil, kamu yakin ngomong gitu ke Bimo. Bukannya kemarin kamu baru aja cerita sama aku kalau Bimo itu udah punya tunangan?"
" Mereka udah putus Kok, San."
" Iya tau udah putus. Tapi ini lho Mil, dia yang putus kan baru. Itu berarti selama ini pas dia deketin kamu, statusnya masih tunangan orang."
Sani tampak gemas kepada temannya itu. Jelas-jelas Mila sendiri yang bercerita kepadanya demikian. Tapi sekarang apa, dia malah meminta pria itu menikah dengannya.
" Tapi dia kan udah putus, San. Dia sekarang single. Dia bukan pria yang punya kekasih ataupun apapun itu."
" Astagfirullah Mila. Memang benar dia single. Tapi saat dia deketin kamu, statusnya masih tunangan orang. Itu tetep aja namanya selingkuh. Mil, emangnya kamu nggak mikir apa kalau dia bakalan lakuin hal yang sama ke kamu."
Mila terdiam. Ucapan Sani sudah cukup keras terhadap sahabatnya itu. Semua itu ya karena semata-mata dia menyayangi sahabatnya dan jangan sampai Mila mengalami hal yang sama seperti wanita yang sudah ditinggalkan oleh Bimo.
" Aku cinta sama dia, San. Dan setelah aku pikirin, aku nggak bisa kehilangan dia. Lagian kan mereka masih tunangan kan, makanya A' Bimo begitu. Kalau udah nikah nggak mungkin dia akan begitu. Dan aku yakin dia juga sangat mencintaiku. Makanya aku minta dia langsung nikahin aku."
Sani menghembuskan nafasnya kasar. Dia sungguh tidak bisa berkata-kata lagi. Sepertinya sahabatnya itu benar-benar udah dibutakan oleh cinta. Dia sudah sangat mencintai Bimo sehingga tak acuh dengan kemungkinan Bimo melakukan hal yang sama dikemudian hari.
Namun, Sani tentu tidak mau bicara banyak. Dia hanya sahabat, tidak berhak ikut campur lebih dalam tentang urusan pribadi dan hati dari Mila.
" Ya udah, kamu udah ngambil keputusan kayak gitu. Aku nggak bisa ngomong banyak. Kalau kamu yakin ya jalanin saja, semoga kamu bener-bener tepat buat ngambil keputusan ini, Mil."
" Thanks San, bismillah aku yakin kok. Aku yakin A' Bimo bakalan setia sama aku."
Meskipun dalam hati terdalam Sani dia tidak yakin dengan ucapan Mila, namun dia tidak perlu mengatakan isi hatinya itu. Sahabatnya tampak tengah senang, jadi dia tidak mau mengganggu kesenangannya.
Sebagai sahabat Sani sudah berusaha untuk mengingatkan, tapi Mila tetap bersikukuh terhadap apa yang dia yakini, jadi ya sudah. Semuanya selesai, Sani juga enggan untuk bicara apapun lagi sekarang.
Entah dia denial dengan apa yang terjadi dan juga dibutakan oleh cinta atau dia memang bodoh karena seorang pria, Mila benar-benar tidak melihat Bimo dari sisi Alna. Mila sungguh tidak mau melihat sisi Bimo yang dikatakan oleh Sani.
Perkataan Sani semuanya benar, bahwa ketika Bimo mendekatinya, posisinya pria itu masih bertunangan. Dan Bimo sama sekali tidak pernah mengatakannya. Bimo juga tidak memakai cincin sehingga Mila tidak pernah berpikir hingga kesana.
" Aku yakin kok, aku yakin kalau A' Bimo akan setia sama aku. Mungkin dia kemarin begitu karena belum ketemu sama wanita yang tepat. Ya aku yakin begitu. Kalau dia sudah ketemu wanita yang tepat, dia tidak akan melakukannya."
Keyakinan Mila sungguh sangat tinggi. Dia yakin betul bahwa dirinya merupakan wanita pilihan Bimo yang terakhir untuk saat ini. Namun, siapa yang akan tau bagaimana kedepannya nanti.
Di tempat ini Mila tengah memikirkan tentang bagaimana Bimo akan menjawab ajakannya menikah, sedangkan di tempat lain, wanita yang pernah bertunangan dengan Bimo sama sekali sudah tidak peduli dengan mantannya itu.
Alna tengah sibuk memerhatikan tentang segala hal yang berkaitan dengan misinya. Penjelasan sang komandan bahkan sampai dia tulis agar bisa ia pelajari lagi saat sampai di rumah.
" Nama Ahmed Yusuf Subrata, 30 tahun. Dia keturunan Indonesia Arab. Ayahnya Subrata juga merupakan keturunan yang sama. Lalu ayahnya menikah dengan wanita asli sana. Yusuf merupakan ketua klan Black Hunter, identitas lainnya adalah seorang pengusaha yakni CEO AYSoil. Dia bahkan termasuk jajaran pengusaha muda yang sukses. Nah dari ini dia disinyalir ikut mendanai perang di wilayah timur tengah. Jadi kita mendapat tugas untuk memastikan itu benat atau tidak. Keanehan yang dia miliki, dia selalu merekrut dokter pribadi secara berkala. Mayor Alna, Anda akan masuk ke sana untuk menjadi dokter pribadinya. Dan temukan kebenaran yang dimiliki."
" Siap Komandan!"
Secara garis besar Alna paham, orang yang akan dia selidiki ini jelas bukan orang sembarangan. Dia memiliki kekuasaan yang besar juga. Sebagai pengusaha dan tentunya sebagai ketua mafia ternama Black Hunter.
Sebenarnya trak record Black Hunter tidaklah terlalu buruk. Dia tidak menjual obat-obatan terlarang ataupun perdagangan manusia. Yang Alna pelajari, black Hunter hanya melakukan jual beli senjata dan juga menyediakan tentara bayaran.
Yusuf dicurigai menjadi penyokong perang karena ada sesuatu. Dalam sebuah rekaman pembicaraan yang bocor, bahwa nama Yusuf dibawa saat sedang ada pembicaraan tentang perang. Tentang dana, pengadaan senjata dan juga keikut sertaan Yusuf sebagai pendukung.
" Jadi, kamu beneran siap, Al?" tanya Irawan. Kini dia sudah dalam mode bukan atasan dan bawahan melainkan orang yang kenal secara personal.
" Udah Om, Om Irawan hanya tinggal ngirim surat pemberitahuan ke RS kalau aku sementara nggak dinas di sana dulu. Selebihnya aku udah sangat siap. Mayan lah Om, healing."
" Om beneran turut menyesal Al kamu yang putus dari Bimo. Tapi Om nggak akan nanya apa alasannya. Om tahu kamu lebih tau tentang hatimu. Ya udah kamu nggak usah khawatir tentang apapun. Semua data ke RS dan ke email AYSoil akan Om bereskan. Ah iya, namamu nanti hanya Alna. Kamu ada ide lain untuk nama belakangmu."
Alna terdiam sejenak, apa yang dikatakan oleh Irawan memiliki makna dia harus punya nama samaran untuk nama belakangnya.
" Eh Bellona, aku mau pakai nama tengah nenek aku, Om. Alna Bellona."
" Good, itu bagus kok. Ya udah nanti aku akan tulis nama kamu Alna Bellona. Siapkan diri Anda untuk segera berangkat Dokter Alna Bellona."
" Baik Tuan Irawan. Saya akan melakukan tugas daya dengan sangat baik dan pastinya juga hati-hati."
Alna memberi hormat sebelum pergi. Selesai dengan semuanya dia pun ingin cepat kembali pulang.
Ia mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Dia sungguh tidak menyangka akan pergi di waktu yang tepat. Apakah dia pengecut karena lari dari kenyataan? Tidak, jawabannya adalah tidak.
Alna juga merupakan wanita biasa yang merasakan sakit hati karena putus akibat diselingkuhi. Dia butuh untuk menjauh dan menata hatinya kembali.
" Sungguh momen yang pas, terimakasih Ya Allah atas semua yang Kau berikan padaku. Aku berharap rasa sakit hati ini tidak lah lama. Dan aku berharap rasa sakit ini akan sembuh saat aku pergi sesaat dari tempat ini."
TBC
kak alurnya berasa cepet deh
km salah lawan tuan yg km blng lemah itu hanya kamuflase saja