NovelToon NovelToon
Suamiku Bukan Untukku

Suamiku Bukan Untukku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Janda / Cerai / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah Karena Anak / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: santi.santi

Clarisa hanya bisa menyesal setelah diceraikan oleh Arga, suaminya yang dua tahun ini menikahinya karena sebuah perjodohan.
Arga yang sudah berusaha mencintai Risa sepenuh hati sudah tidak tahan dengan sikap Risa yang susah di atur, keras kepala, kekanakan dan suka menghamburkan uang. Bahkan Risa masih sering pergi bersama teman-temannya ke club malam untuk berpesta.
Tapi setelah resmi bercerai, Risa baru tau kalau dia sedang mengandung anak dari Arga. Penyesalan tinggallah penyesalan saat Risa mengetahui Arga sudah menikah lagi dengan mantan pacarnya setelah menceraikan Risa.

"Mama, apa Papa nggak sayang sama Tiara? Kok Papa nggak pernah pulang?"

"Bukannya tidak sayang sama kamu Tiara. Tapi Papa sudah bahagia dengan keluarganya!" Risa hanya bisa menjawab pertanyaan anaknya di dalam hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mama bohong kan?

Risa berlari memasuki IGD mengikuti Wak Husein yang menggendong Ara. Wak Husein adalah suami Wak Umi, orang yang sudah menganggap Ara seperti anaknya sendiri.

"Suster tolong anak saya Sus!" Risa terus menangis karena melihat keadaan Ara yang tidak juga membuka mata dari rumah sampai ke rumah sakit.

"Ibu tenang dulu ya, kami panggilkan dokter untuk memeriksa pasien!"

Risa terus menggenggam tangan Ara yang tergolek di atas brankar.

"Gimana ini Wak, Ara nggak bangun-bangun Wak!"

"Tenang dulu Neng, terus beroda dalam hati. Ara pasti nggak papa!" Husein sendiri sangat menyayangi Ara karena sejak kecil Ara selalu berada di rumahnya ketika Risa sedang sibuk memasak untuk jualan.

Risa menuruti apa kata Husein, dia hanya diam di sisi Ara ketika dokter mengambil tindakan pada Ara. Hatinya juga tidak pernah berhenti untuk berdoa demi putrinya itu.

Hanya Ara yang ia punya, hanya Ara harta satu-satunya yang ia punya. Di saat seperti itu, tentu saja Risa begitu ketakutan. Berbagai pikiran negatif terus menghantui pikiran Risa.

"Gimana dokter?" Tanya Risa setelah Ara selesai di periksa.

"Keadaan putri Ibu baik-baik saja. Dia sampai terus memejamkan matanya karena demamnya yang terlalu tinggi. Tapi untung saja tidak sampai kejang dan Ibu cepat membawanya ke sini sehingga langsung mendapatkan pertolongan"

"Syukurlah, Terima kasih dokter" Risa merasa sedikit lega.

"Sama-sama Bu, saya permisi"

"Wak" Risa menatap Husein yang sejak tadi masih berada di sana.

"Syukurlah kalau Ara tidak papa. Sekarang Wak pulang dulu, biar Wak Umi siapkan baju untuk Ara, nanti kami antar ke sini"

"Iya Wak, terima kasih sudah tolong saya bawa Ara ke rumah sakit"

"Sama-sama Neng, jangan sungkan. Wak sudah anggap kamu seperti adik sendiri!"

Mata Risa berkaca-kaca karena ada orang yang mau menganggap dirinya keluarga meski mereka bukan siapa-siapa.

"Ya udah Wak pergi dulu!"

"Iya Wak hati-hati!"

Setelah kepergian Wak husein Risa segera menghampiri Ara yang saat ini sudah membuka matanya meski masih begitu lemas.

"Ara?" Risa mengusap kepala Ara dengan lembut.

"Papa..." Lirih Ara membuat Risa membuat hatinya semakin nelangsa.

"Sayang, Mama di sini!"

Apa yang Ara ucapkan mengingatkan Risa pada saat Ara pertama kali bisa bicara. Setiap hari Risa mengajarkan Ara untuk memanggilnya Mama. Tapi kata yang pertama keluar dari bibir mungilnya waktu itu adalah "Papa"

Tentu saja tangis Risa pecah saat itu. Mungkin itu hanya celotehan seorang bayi yang baru bisa mengeluarkan sepatah kata untuk pertama kalinya, tapi kenapa harus Arga yang di sebut oleh Ara, bukan dirinya

"Papa.. Ara mau Papa Ma..." Tatapan layu dari Ara membuat Risa tak kuasa menahan tangisnya.

"Ara, Papa kan lagi kerja di..."

"Di tempat yang jauh kan Ma?" Potong Ara membuat Risa bungkam.

Benar apa katanya jika Ara pasti sudah hafal dengan alasan yang Risa berikan.

"Tapi kenapa Papa nggak pernah telepon Ara? Apa sebenarnya Mama bohong sama Ara? Jangan-jangan benar apa kata orang-orang kalau Ara ini nggak punya Papa, iya kan Ma?"

Harus bagaimana lagi sekarang? Apa Risa harus menutupi kebohongan yang selama ini ia buat dengan kebohongan lainnya?

"Permisi Bu, kami pindahkan Ara ke ruang rawat dulu ya?"

"Silahkan suster" Risa buru-buru mengusap air matanya. Kali ini dia selamat dari pertanyaan Ara yang membuat lehernya terasa seperti tercekik itu.

Risa juga beruntung karena Ara kembali terlelap saat brankar miliknya di dorong dari IGD menuju ruang rawat inap kelas dua di mana ada beberapa bad di sana yang di batasi dengan selembar tirai.

"Terima kasih suster"

"Sama-sama Bu, kami permisi"

Kini hanya ada Risa di dalam bilik itu bersama Ara setelah dua orang perawat tadi pergi dari sana. Hati Risa hancur melihat Ara sampai sakit seperti itu hanya karena merindukan Papanya.

Ternyata kerinduan yang Ara pendam itu bukan hanya ucapan di mulut saja. Tapi Ara benar-benar menginginkan kehadiran Papanya dari dalam lubuk hatinya.

"Maafkan Mama karena tidak bisa bawa Papa ke sini sayang. Dulu, kamu pertama kali mendengar suara Papa justru meminta Mama untuk pergi, dan itu juga menjadi terakhir kali kamu mendengar suara Papa"

"*Hubungan kita sudah selesai Risa. Tolong jangan seperti ini lagi, itu membuat istriku tidak nyaman*!"

Kalimat itu masih sangat jelas di kepala Risa. Bahkan Risa ingat kata demi kata yang Arga katakan. Pasalnya itu adalah kalimat paling menyakitkan yang pernah ia dengar dari Arga.

"Kalau Mas Arga tau, apa dia mau mengakui Ara sebagai anaknya?" Itu juga menjadi salah satu pertanyaan yang terus terngiang-ngiang di kepala Risa.

Dulu saat mereka bercerai, Risa sendiri belum tau kalau dirinya sedang hamil. Lalu, kalau tiba-tiba Risa datang ke hadapan Arga dan mengatakan tentang keberadaan Ara, bukan hanya Arga, tapi siapapun pasti akan meragukan Ara sebagai anak kandungnya.

Tapi Risa tidak akan melakukan itu, sampai kapan dia tidak akan membawa Ara ke hadapan Arga. Entah kebohongan apa lagi yang nanti akan ia katakan pada Ara tapi dia tidak ada niatan untuk membawa Ara pada Ayah biologisnya.

Kalaupun Arga percaya, Risa tidak bisa menghadapi Arga jika Arga menuntut hak asuh Ara kepadanya.

Lagipula sekarang Arga juga sudah bahagia bersama Fatma. Risa tidak mau di anggap sebagai perusak kebahagiaan orang. Belum tentu juga Fatma bisa menerima keberadaan Ara. Jadi lebih baik Risa memikirkan cara lain saja daripada harus kembali bertemu dengan masa lalunya.

Hidupnya sudah tenang bersama Ara, dia tidak mau kebahagiaannya itu terusik gara-gara segelintir masa lalu.

Karena terlalu lama melamun, Risa mulai tertidur dengan menelungkupkan kepalanya di atas tangan Ara.

"Emmhh" Ars melenguh hingga membuat Risa tersadar dari lamunannya.

"Ara, udah bangun sayang?" Risa menarik kursinya semakin mendekat.

"Mama, kepala Ara pusing"

"Itu karena Ara sedang sakit. Ara dari tadi juga belum makan dan minum obat. Sekarang ayo bangun dulu, Mama suapin habis itu minum obat biar nggak pusing ya?" Ara melihat makanan dari rumah sakit sudah ada di nakas samping ranjang Ara. Mungkin saat dia tertidur tadi ada yang meletakkannya di sana.

Ara mengangguk lemah mematuhi ucapan Mamanya. Risa jiga lega karena saat ini Ara sudah tidak mengingat tentang Papanya lagi.

Risa mengatur bad milik Ara agar putrinya bisa duduk setengah bersandar.

"Nah sekarang Mama suapin ya?"

Ara mengangguk pelan hingga cairan berwarna merah mulai turun dari hidung Ara.

Tes..

Tes..

"Ara!!!" Risa kembali panik.

1
Hanima
lanjut kk
Ita rahmawati
kamu bener fatir kalo risa emang mencintai arga
Ita rahmawati
tp dokter elga ini hebat loh bisa mengakui dg segera perbuatan salahnya,,masih boleh lah dia dijadikan istri fatir 😅
Rabiatul Addawiyah
seruu neh.. dokter yg kasih obat depresi datang.
neng ade
salut juga sama Elga karena dia mengakui perbuatan nya
Jua Lie
Luar biasa
Hera
semoga Fatir bisa jadi jalan buat Arga sembuh, bisa kembali sama Risa jg Ara
Agnezz
Bagus Risa jangan gentar dan main cantik si Fatma jadi kelimpungan sendiri, panik sendiri😂😂Kasihan Arga kok jadi sinting begitu , mudah² bisa disembuhkan jangan sampai keterusan. Bener² biadab Fatma mencuci otak Arga dengan memutar balikan fakta😡😡
Nartadi Yana
padahal Elga dr yg disuruh fatma
The Blacksky
good
Fani Indriyani
Bener kan....siap2 aja Fatma kamu meringkuk di penjara
Fani Indriyani
Jangan bilang kalo dokter Elga adalah teman Fatma yg selama ini memberikan obat2an itu ya thor...
Wirda Wati
yg jelas udah bertanggung jawab dg perbuatannnya.
maunya diterangkan dg fathiir..
Wirda Wati
semoga sehat sll thort
Syee💥💫
ayo Thor penjarakan Mak lampir itu...udh GK sabar mau baca yg romantisnya Risa & Arga nih..🤭
BundaneAyaFitri
Fatma cuma berambisi untuk mendapatkan Arga, bukan cinta, kasian bang Arga Risa juga Ara 😔 sama2 jd korban, begitu juga Keysha masih kecil tp otaknya sdh dicuci sm si Fatma 😡😡 lanjut aja deh Thor 👍👍🏻😘
Rubyred
duh kasihan arga jahat benar si fatma inj
Idewa Ayu
bagus lahh.. dr elga.menyadari kesalahnx. tinggal menyadarkan dan menyembuhkan arga. itu PR. buat om dokter
sryharty
ajak Risa dan ara buat tinggal di apartemen dokter Fatir
biara si Fatma ga bisa macam2
dan pr buat kamu Fatir
ngomong ke dokter Elga
jangan Sampe memberi tau keberadaan Arga ke Fatma
Zheyreen
lah mamanya arga kemana? kok ga bisa diandalkan buat menyelamatkan anaknya dsri mak lampir fotmoo
Agnezz: mamanya Arga si Ibu Lusi sudah meninggal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!