Li Mei, putri sah dari Jenderal Besar, dijebak oleh saudara tirinya dan selir ayahnya atas tuduhan pengkhianatan.
Di tengah hujan deras, di hadapan rakyat yang mencemoohnya, Li Mei berlutut di atas panggung eksekusi, menunggu algojo mengayunkan pedangnya. Keluarganya hanya menatap dingin ke arahnya.
Namun, saat bilah tajam hampir menyentuh lehernya, suara dingin dan mekanis tiba-tiba menggema di kepalanya:
[“Sistem Reinkarnasi Aktif. Apakah Anda ingin hidup kembali dan membalas dendam?”]
Ya!
Saat Li Mei membuka mata, dirinya terbangun di saat usianya masih 17 tahun. Di mana ia belum bertunangan dengan putra mahkota. Li Mei bersumpah untuk tidak mengejar cinta keluarga dan putra mahkota.
INGAT! KALAU TIDAK SUKA SILAHKAN SKIP! TIDAK PERLU MEMBERIKAN RATING BURUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Terancam
Di paviliun kecil yang jauh dari kemewahan, Li Mei duduk di dekat jendela, menikmati udara segar yang berembus pelan. Cadar tipisnya berkibar, memperlihatkan sedikit lekuk wajahnya yang semakin cantik setelah racun dalam tubuhnya hilang.
Xiao Lan berdiri di sampingnya dengan penuh penasaran. “Nona, bagaimana Anda bisa mengetahui bahwa pelayan Li Zhu yang mencuri perhiasan itu?”
Li Mei tersenyum tipis, menyesap tehnya sebelum menjawab, “Semalam, aku merasakan seseorang masuk ke kamarku.”
Xiao Lan terbelalak. “Apa?! Kenapa tidak membangunkan saya, Nona?!”
“Terlalu merepotkan.” Li Mei mengibaskan tangannya dengan santai. “Lagipula, aku sudah tahu siapa dalangnya.”
Xiao Lan masih merasa bingung. Namun, Li Mei tidak menjelaskan lebih lanjut. Ia tidak bisa memberitahu bahwa sesungguhnya, di malam itu, sesuatu yang lain terjadi…
Saat langit gelap dan Li Mei hendak beristirahat, suara sistem tiba-tiba bergema di kepalanya.
[“Misi Kedua: Bertahan dan Menghindari Jebakan dari Saudari Tirimu, Li Zhu.”]
Li Mei mengerjapkan matanya. Jebakan?
Belum sempat ia bertanya lebih lanjut, suara langkah kaki yang sangat pelan terdengar dari luar kamarnya. Li Mei langsung menutup matanya, berpura-pura tidur, tetapi telinganya tetap waspada.
Tak lama kemudian, seseorang mendorong pintu kamarnya secara hati-hati. Bayangan samar menyelinap masuk, lalu terdengar suara gemerisik kain. Li Mei tahu bahwa orang itu sedang meletakkan sesuatu di kamarnya.
Jadi ini jebakannya.
Dengan tenang, Li Mei tetap berpura-pura tidur. Saat bayangan itu pergi, ia bangkit perlahan dan menatap sudut kamar. Matanya menyipit saat melihat sesuatu yang berkilauan di lantai.
Perhiasan milik Li Zhu.
Li Mei tersenyum sinis. Kau ingin menjebakku, Li Zhu? Baik, aku akan membuat jebakan ini berbalik menimpamu.
Dengan hati-hati, Li Mei mengambil perhiasan itu dan menyembunyikannya. Setelah itu, ia duduk di tempat tidur, merencanakan langkah berikutnya.
Malam itu, Li Mei tidak tidur. Ia hanya menunggu saat yang tepat untuk membalas rencana licik Li Zhu dengan mengembalikan perhiasan itu di kamar Chun Tao pelayan pribadi Li Zhu.
Li Mei menatap Xiao Lan yang masih menunggu penjelasan darinya. Namun, alih-alih mengatakan kebenaran, Li Mei hanya tersenyum samar.
“Sudahlah, Xiao Lan. Yang penting sekarang, kita harus bersiap untuk langkah berikutnya. Dan aku ingin kau terus berhati-hati," peringat Li Mei.
Xiao Lan mengerutkan kening, tetapi akhirnya mengangguk. Ia tidak tahu apa yang sedang direncanakan oleh nona mudanya. Tapi, apapun yang dilakukan oleh gadis cantik di depannya ini, dirinya berjanji akan selalu menemani sang nona. Meski nyawa taruhannya.
"Nona! Kalau begitu saya akan menyiapkan teh untuk Anda," kata Xiao Lan sambil melangkah keluar paviliun kecil milik Li Mei.
Saat Xiao Lan pergi untuk menyiapkan teh, tiba-tiba suara dingin sistem bergema di kepala Li Mei.
]“Selamat! Misi Kedua telah diselesaikan. Hadiah: Kekuatan dasar meningkat dan Ketahanan tubuh meningkat.”]
Li Mei merasakan gelombang energi mengalir di seluruh tubuhnya. Otot-ototnya terasa lebih kuat, tubuhnya lebih ringan, dan ada sensasi panas yang menyebar, membuatnya merasa lebih bertenaga dari sebelumnya.
Li Mei mengepalkan tangannya. Dengan peningkatan ini, aku bisa berlatih lebih keras tanpa mudah kelelahan.
Li Mei berdiri dan melangkah ke luar paviliun kecilnya. Angin sore yang sejuk menerpa wajahnya, tetapi kali ini, ia tidak merasakan hawa dingin seperti biasanya.
Jadi ini efek dari ketahanan tubuh yang meningkat?
Dulu, tubuhnya lemah dan mudah sakit karena efek dari racun yang terus mengendap dalam tubuhnya, tetapi kini ia merasa lebih stabil. Jantungnya berdetak lebih teratur, napasnya lebih panjang, dan tubuhnya lebih fleksibel.
Dengan ini, aku bisa mulai melatih teknik bela diri yang lebih tinggi.
Saat Li Mei sedang merenung, Xiao Lan datang dengan membawa nampan teh. “Nona, kenapa berdiri di luar?”
Li Mei menoleh dan tersenyum tipis. “Aku hanya merasa segar hari ini.”
Xiao Lan menatapnya dengan heran, tetapi akhirnya tersenyum. “Itu bagus, Nona! Kalau begitu, mari minum teh dulu.”
Li Mei mengambil cangkir tehnya dan menyesapnya perlahan. Matanya berkilat dingin.
🍃🍃🍃🍃🍃
Malam itu, di paviliun utama kediaman Jenderal Li, Li Zhu berjalan mondar-mandir dengan ekspresi gelisah. Wajahnya yang biasanya penuh percaya diri kini dipenuhi amarah dan ketidakpercayaan.
Bagaimana mungkin rencananya gagal? Bagaimana bisa Li Mei membalikkan keadaan dengan begitu mudah?
Langkah kaki terdengar mendekat. Nyonya Ling Zhi, ibu kandung Li Zhu, melangkah masuk dengan anggun. Gaun sutra berwarna ungu tua yang ia kenakan memancarkan aura keagungan seorang istri sah seorang jenderal. Namun, alisnya berkerut saat melihat putrinya yang tampak resah.
“Kau sedang apa di sini, Zhu'er? Malam sudah larut.”
Li Zhu menoleh dan langsung berjalan mendekati ibunya. “Ibu, dari mana saja? Aku sudah menunggu.”
“Aku baru saja kembali dari pertemuan keluarga Ling,” jawab Ling Zhi seraya duduk di kursi kayu berukir. “Ada apa? Kau terlihat sangat gelisah.”
Li Zhu menggigit bibirnya, lalu dengan cepat menceritakan kejadian pagi tadi—tentang rencana untuk menjebak Li Mei, tetapi malah berbalik menyerang dirinya sendiri. Ia juga menjelaskan bagaimana Chun Tao, pelayannya yang paling setia, dihukum cambuk hingga mati.
Ling Zhi mengernyit. “Kau bilang Li Mei berhasil membalikkan tuduhan itu? Itu tidak mungkin. Dia hanya gadis bodoh yang selalu bertindak gegabah.”
“Tapi, Ibu! Aku melihatnya sendiri! Dia berbeda. Dia tidak lagi menangis atau berteriak seperti biasanya. Dia bahkan bisa memanipulasi situasi dan membuat kedua kakak mempercayainya.”
Ling Zhi termenung. Ini memang terdengar tidak masuk akal. Sejak kecil, Li Mei adalah gadis yang selalu mengejar perhatian keluarganya, bodoh dan mudah dipermainkan. Tapi sekarang? Jika perkataan Li Zhu benar, maka sesuatu pasti telah terjadi.
“Kau yakin tidak salah lihat?” tanya Ling Zhi.
Li Zhu menggeleng keras. “Tidak, Ibu. Tatapannya dingin, suaranya tegas, dan dia tahu caranya membuat orang percaya padanya. Aku bahkan merasakan sesuatu yang berbeda darinya, seolah dia… memiliki kekuatan.”
Ling Zhi terdiam. Jika Li Mei benar-benar berubah, maka ini bisa menjadi ancaman bagi mereka.
“Kalau begitu, kita harus lebih berhati-hati,” ucap Ling Zhi akhirnya. “Jangan lakukan apa pun tanpa berpikir matang. Jika Li Mei benar-benar berubah, maka kita harus mencari cara untuk menjatuhkannya tanpa membiarkan diri kita terseret.”
Li Zhu mengepalkan tangannya. “Aku tidak akan membiarkannya menang, Ibu. Aku akan membuatnya menderita.”
Ling Zhi menghela napas dan menatap putrinya. “Lakukan dengan hati-hati. Dan pastikan kali ini, kau tidak gagal lagi.”
Di luar paviliun, angin malam berhembus kencang. Bulan menggantung tinggi, menyaksikan rencana-rencana yang tengah disusun dalam kegelapan.
jangan pernah ada penyesalan di kemudian harinya
menyesal pun sudah tak ada artinya lagi buat keluarga Li😤😤😤😤😤
demi hasutan dari seorang selir and anak tiri, dengan tega nya membuang anak kandung nya😤😤😤😤😤😤😤
and jangan sampai menjilat ludah sendiri
karena tu akan sangat memalukan🤣🤣🤣🤣🤣
bikin ketagihan baca
update nya juga ngga pelitt