Nadia melihat secara langsung perselingkuhan sang suami. Dan di antara keterpurukannya, dia tetap coba untuk berpikir waras.
Sebelum mengajukan gugatan cerai, Nadia mengambil semua haknya, harta dan anak semata wayangnya, Zayn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Bab 19
Sesaat Aslan merasa sangat terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Nadia.
Gugatan cerai?
Pria itu lantas tersenyum miring, berani-beraninya Nadia mengajukan gugatan cerai untuk dia harusnya dialah yang menggugat cerai wanita tidak berguna ini.
Selama masa pernikahan Nadia Hanya seperti benalu yang merugikan hidupnya. dia terus mencari uang sementara Nadia hanya bisa menghabiskan.
Dan sekarang baru beberapa hari dia bekerja, berani-beraninya Nadia sudah mengajukan gugatan cerai.
Aslan tersenyum miring, senyum yang terlihat semakin jelas di mata Nadia ...
"Apa? gugatan cerai? kamu yakin ingin bercerai dariku? Memangnya kamu mampu hidup sendirian?" seloroh Aslan, baginya Nadia tidak akan pernah mampu dalam hal materi, wanita ini akan selalu bergantung padanya.
"Aku bahkan bisa membuatmu dipecat dari kantor itu," timpal Aslan lagi, begitu sombong dan angkuhnya ketika dia mengucapkan kalimat itu.
Aslan bukannya menjawabi tentang gugatan cara itu Nadia, dia malah seolah menunjukkan ketidakmampuan Nadia jika tanpa dia.
"Baiklah, jika kamu memang ingin bercerai, aku akan mengabulkannya dengan suka hati," timpal Aslan lagi, karena sejak tadi pun Nadia hanya diam.
Nadia sudah malas ada pertengkaran di antara mereka berdua.
"Kamu harus ingat satu hal Nadia, Saat kita bercerai nanti Zayn jelas akan ikut denganku. Kanapa? karena aku tidak ingin Dia kelaparan jika ikut dengan kamu." Aslan lalu merampas dengan kasar surat gugatan cerai yang sejak tadi diulurkan oleh Nadia.
Meskipun masih merasa tidak menyangka bahwa Nadia akan mengajukan gugatan cerai ini tapi Aslan pun menerima itu tanpa pikir panjang.
Dia malah berpikir baguslah, jadi tidak perlu repot-repot untuk menceraikan Nadia agar bisa memperistri Cindy.
"Tidak, pengasuhan Zayn nanti biar pengadilan yang tentukan, jatuh ke tanganku atau jatuh ke tanganmu."
"Jangan memperdebatkan itu denganku Nadia, kamu bahkan tidak punya uang untuk menyewa pengacara."
"tidak perlu mencemaskan aku, lebih baik kamu cemaskan dirimu sendiri."
"Apa maksud mu?"
"Aku ingin kamu pergi dari rumah ini malam ini juga. Rumah ini sudah berganti atas namaku."
"Jangan gila kamu!" suara Aslan mulai terdengar meninggi.
"Tidak, saat ini aku sangat waras."
Nadia lantas mengambil sesuatu di atas meja yang ada di ruang tengah itu lalu melemparkan semua berkas itu tepat di dadda Aslan. karena pria itu tidak mampu menangkapnya jadi semua berkas itu pun jatuh berserak di atas lantai.
Srak!
Semua bukti tentang perselingkuhan antara Aslan dan Cindy berserak di sana, bahkan ada juga foto visum tentang Nadia yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dan terkahir foto kopi tentang sertifikat rumah ini yang sudah berganti nama atas nama Nadia.
"Menjijjikkan, aku sudah lama tahu tentang perselingkuhanmu dengan wanita itu," ucap Nadia, sementara Aslan masih tercengang melihat semua yang dia lihat saat ini.
"Kita bercerai disaat aku melihat wajahmu yang sudah penuh dengan kotoran." Nadia berdecih, tidak ada sedikitpun kesedihan yang tergambar di raut wajahnya.
Yang ada hanya rasa kemenangan karena sebentar lagi akan berpisah dari pria menjijjikan ini.
"Kurang ajjar kamu Nadia, kurang Ajjar!!" pekik Aslan.
Tapi Nadia tidak takut, dia malah tersenyum semakin lebar.
"Kamu ingin menampar ku? atau ingin membunuhku? maka lakukan lah. Aku sudah memasang CCTV di tiap sudut rumah ini, jadi ayo, tunjukkanlah dirimu yang sesungguhnya."