Mereka menikah selama 2 tahun, sebuah pernikahan yang tidak di inginkan. Hingga berujung pada sebuah perceraian, tapi siapa sangka. Di malam terakhir menjadi sebuah malam panas yang sulit untuk di lupakan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MISM : Bab 27
Raymond berjalan dengan perlahan memasuki rumah keluarganya, ia menunjukkan karisma yang luar biasa dan membuat para pelayan wanita langsung salah tingkah.
Tatapan mata Raymond langsung tertuju pada sosok wanita paruh baya di depannya, wanita itu tengah duduk seraya membaca sebuah buku kesukaannya.
"Oma.." Panggil Raymond dengan senyuman tipis, pria tampan itu membawa sebuah buket bunga mawar kesukaan Oma.
Alesa tersenyum senang saat melihat cucu laki-lakinya datang dengan membawa bunga kesukaannya.
"Dimana cucu menantu ku? Kau tidak membawanya ke sini?" Tanya Alesa.
Alesa sendiri sangat menyukai Yumna, wanita itu sangat lembut dan selalu bersikap baik kepadanya.
"Dia sedang tidak enak badan, lagi pula pertemuan ini tidak perlu ada Yumna." Jawab Raymond.
Alesa terdiam dan menghela nafas, "Sebaiknya kau duduk dulu, paman-paman mu akan segera datang. Mereka nampak sangat tidak sabar." Ucap Alesa dengan senyuman tipis di wajahnya.
Raymond hanya diam dan tidak menjawab, ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 19.01 WIB.
Hingga tak beberapa lama, orang-orang yang di tunggu pun akhirnya datang. Mereka nampak sumringah saat melihat Alesa dan segera menghampiri wanita itu.
"Mama, bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Kami sangat merindukanmu." Ucap Paman Haikal dengan senyuman di wajahnya.
"Iya Mama, aku juga membawakannya obat herbal dari cina khusus untuk mu." Sambung Paman Daniel dengan senyuman senang.
Mereka berdua seakan mengabaikan keberadaan Raymond, yang merupakan anak dari mendiang Kakak Haikal dan Daniel.
"Terimakasih, kalian tidak perlu repot-repot membawa banyak hadiah untuk ku." Ucap Alesa dengan senyuman di wajahnya, ia adalah wanita yang sangat baik dan selalu bersikap ramah kepada siapapun.
Raymond hanya diam, ia menatap tajam kedua orang di depannya. Ia juga sama sekali tidak peduli dan tidak ingin berbincang banyak dengan kedua orang itu.
"Paman, kau nampak sangat semangat hari ini." Ucap Raymond dengan senyuman mengejek, ia mulai berubah pikiran dan ingin sedikit memancing kedua Pamannya itu.
Haikal dan Daniel terdiam, mereka berdua menatap tak suka ke arah Raymond yang duduk layaknya seorang pemilik rumah.
"Raymond, mulutmu itu tidak bisa di jaga! Kau harusnya bersikap hormat kepada ku." Ucap Daniel kesal, pria itu lalu duduk di atas sofa seraya menatap tajam Raymon.
"Sudah.. Kita baru saja bertemu, dan jangan sampai pertemuan ini menjadi pertengkaran." Ucap Alesa.
Raymond hanya tersenyum tipis, ia memejamkan matanya seraya melipat kedua tangannya.
"Aku di sini mengundang kalian bertiga karena ada hal yang harus ku sampaikan, semua ini adalah wasiat dari mendiang suami ku." Ucap Alesa, ia meminta orang kepercayaannya untuk membawakan sebuah kotak berwarna coklat yang terkunci dengan gembok.
Secara perlahan Alesa membuka gembok di kotak itu, dan mengeluarkan sebuah surat warisan.
Dengan di bantu oleh kuasa hukum mendiang suaminya, Alesa langsung mengatakan isi surat wasiat dari Robert terkait pembagian harta kekayaan.
Brak...
Haikal langsung menggebrak meja, ia nampak tidak terima dengan apa yang ia dengar.
"Semua itu pasti bohong! Bagaimana bisa anak kecil yang baru lahir itu menjadi pemimpin di perusahaan kita! bukankah harusnya aku yang menjadi pimpinan?" Tanya Haikal karena ini ia adalah anak tertua dan ia yang harusnya menjadi pemimpin sekaligus pemilik perusahaan O'Hara Group.
Alesa menggelengkan kepalanya, ia sudah sangat yakin jika anak-anaknya akan menentang isi surat wasiat dari Robert.
"Ini adalah surat wasiat yang di tulis langsung oleh mendiang ayah mu, suka atau tak suka. Kau harus menerima hal itu!" Ucap Alesa dengan tegas.
"Enggak Mama! Kami berdua tidak bisa menerima hal ini dengan begitu saja, aku yakin jika Raymond sudah melakukan hal licik untuk mendapatkan posisi ini." Ucap Daniel dengan tangan yang menunjuk-nunjuk wajah Raymond.
Raymond terdiam dan hanya tersenyum tipis, "Hentikan! Sudah ku katakan jika ini adalah surat wasiat yang langsung di tulis oleh Robert." Jelas Alesa yang berusaha untuk menenangkan keadaan saat ini.
"Enggak! Mama selalu saja membela anak curut itu! Lihat sekarang, dia sangat sombong dan besar kepala. Dan harusnya aku yang menjadi pemilik perusahaan bukan anak curut itu! Aku adalah anak tertua saat ini, bagaimana bisa dia yang hanya seorang cucu menjadi ahli waris." Ucap Haikal yang masih tak terima.
Raymond tersenyum tipis saat mendengar perkataan Haikal, "Paman, Kakek juga tahu bagaimana kemampuan Ku. Kakek adalah orang yang hebat dalam berbisnis dan menilai orang lain, dan dia sudah melihat Jika kau tidak memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.. Bersenang-senang bersama wanita malam, dan sering berfoya-foya. Wajar jika kau tidak di pilih... Bahkan 1 tahun lalu, kau tersandung kasus penggelapan dana. Jika bukan karena kebaikan hati Kakek mungkin kau sudah di penjara." ucap Raymond dengan senyuman di wajahnya.
Mendengar hal itu Haikal tak terima, ia bangkit dan menunjuk-nunjuk wajah Raymond.
"Kau tahu apa tentang ku! Yang jelas aku adalah anak tertua, dan aku yang harusnya menjadi pemimpin dan pemilik perusahaan bukan anak kemarin sore seperti mu!" Jawab Haikal yang kesal.
Pria itu lalu berjalan mendekati Raymond dan hendak memukul pria itu, hingga Haikal memberikan pukulan secara berutal kepada Raymond.
Raymond hanya diam dan tak melawan, hingga Haikal berjalan menjauh dengan tatapan bangga. Ia berhasil memukuli Raymond hingga sudut bibir pria itu berdarah.