Ternyata Aku Tak Sekuat Itu

Terbaring lemah diatas tempat tidur, rumah sakit dengan selang infus yang terpasang di tangan kirinya serta tabung oksigen yang masih juga terpasang membuat kondisi Aldi terlihat sangat memprihatinkan. Akibat kecelakaan itu membuatnya mengalami luka di kepala yamg cukup berat sehingga membuatnya lama untuk sadar dari komanya.

Sementara Alin di sekolah sedang sibuk main leptopnya tanpa menyadari kalau sedari tadi Naura memanggilnya.

"Lin.... Alin...."

"Astaga Naura, ada apa?"

"Aku dari tadi manggilin kamu tau."

"Iya maaf aku gak denger, ada apa emang?"

"Sudah tau belum, kalau Aldi kecelakaan dan sekarang koma."

"Apa?? kecelakaan?"

"Iya dan sekarang masih dirumah sakit."

Alin terkejut mendengarnya karena semalam habis dari rumahnya, Alin memutuskan untuk menjenguk Aldi setelah pulang sekolah nanti.

Sementara di rumah sakit, Chelin mantan kekasihnya Aldi datang dari Amerika untuk menjenguk Aldi, Chelin sengaja dihubungi Pak Danu karena memang mereka berdua ingin di jodohkan dan Chelin juga masih mencintai Aldi,

Chelin masuk ke ruangan Aldi, disana ada Bu Fara yang menjaga Aldi semalaman

"Gimana kondisi Aldi Tante?"

"Iya masih seperti ini belum ada perubahan."

Chelin mencoba menyentuh wajah dan tangan Aldi, ia berusaha memanggilnya.

"Aldi.. bangun ini aku datang untuk kamu, Aldi.. Bangun Al."

tanpa disadari, Aldi mulai menggerakkan jemarinya dan perlahan membuka matanya.

"Alin..." Orang pertama yang Aldi sebut

"Kok Alin sih, ini aku Chelin." jawab Chelin dengan kesal.

"Sabar Chelin, tante panggilin dokter dulu ya." ucap Bu Fara, lalu keluar memanggil Dokter.

Dokter pun datang dan segera memeriksa Aldi, ternyata Aldi sudah mulai siuman dan Dokter menyarankan untuk banyak istirahat terlebih dahulu.

"Tante, Alin mana kok gak kesini?" tanya Aldi

"Alin gak kesini, mungkin masih sibuk." jawab Bu Fara lembut

"Alin itu siapa sih Tan? apa pacar barunya Aldi?"

"Bukan, dia teman dekatnya Aldi, sebentar ya Tante mau nebus obatnya Aldi dulu, tante titip Aldi ya."

"Iya Tante."

Lalu Bu Fara keluar dari ruangan, meninggalkan Aldi dan Chelin berdua.

"Loe ngapain sih kesini?" tanya Aldi ketus

"Kok gitu sih tanya nya, ya jelas aku kesini karena khawatirlah sama kamu."

"Udahlah gak usah sok khawatir, mending sono deh balik ke Amerika aja."

"Aku akan tinggal disini Al biar deket sama kamu."

"Ngapain sih, kita kan udah gak ada hubungan lagi dan loe yang minta putus."

"Iya aku minta maaf, waktu itu aku sedang emosi, maafin aku ya, kita balikan lagi." sambil memegang tangan Aldi.

Tanpa disadari Alin datang dan melihat Chelin dan Aldi sedang berpegangan tangan. saat itu juga Alin menangis dan pergi mengurungkan niatnya untuk menjenguk Aldi.

sementara Aldi melepaskan pegangan tangan Chelin.

"Apaan sih, enggak lah, gue gak mau."

"Apa salahnya sih kita perbaiki dan mulai dari awal lagi."

"Inget ya, sesuatu yang udah pergi, gak akan bisa kembali lagi, kalaupun bisa, rasanya tak akan sama seperti dulu lagi."

"Bisa kok, gak ada yang mustahil di dunia ini selaginya kita masih punya perasaan yang sama, rasa yang pernah pergi pasti bisa kembali lagi."

"Aku sudah lama membuang perasaanku sama kamu, hanya orang bodoh yang mau jatuh untuk kedua kalinya." kata terakhir yang Aldi ucapkan, dia sudah tidak mau mendengar ocehan Chelin lagi.

Sedangkan Alin masih berjalan menyusuri koridor dan tak sengaja dia bertemu dengan Riki, teman sekelasnya Aldi.

"Loh Lin, kamu kok nangis, ada apa?".

Tetapi Alin menghiraukannya, ia tetap pergi keluar dari rumah sakit, lalu Riki kembali berjalan menuju ruangannya Aldi, sesampainya di depan ruangan, Riki melihat Chelin keluar dari ruangan Aldi, setelah itu Riki langsung masuk menjenguk Aldi.

"Al gimana keadaan loe?"

"Ya beginilah." jawab Aldi singkat

"Sory, kok Chelin ada disini? jangan bilang loe balikan lagi sama dia soalnya tadi gua ketemu Alin dia nangis."

"Alin? serius gue gak tau kalau Alin kesini dan gue gak pernah balikan lagi sama Chelin, gue harus jelasin ke Alin sebelum dia makin marah ke gue."

Aldi berusaha bangkit dan ingin melepas selang infusnya tetapi kondisinya benar - benar sangat lemah.

"Al udah, kondisi loe belum pulih."

"Tapi Alin makin benci sama gue Rik."

"Emang lu lagi berantem sama dia?".

"Gue ketahuan nongkrong di club malam sama cewek cewek dan ketahuan bokapnya si Alin dari situ dia marah besar sama gue Rik." jawab Aldi lemas.

"Astaga.. kok bisa sih Al?"

"Gue gak tau Rik, gue bingung harus gimana jelasinnya."

"Sabar sabar, lu fokus dulu ama kesehatan lu, baru kita pikirin soal Alin."

sementara Alin kembali pulang dan menuju kamarnya untuk menenangkan diri, Keisya hanya bisa diam melihat kakaknya tanpa erani bertanya kenapa, karena Keisya tau kalau Alin tidak pernah suka bercerita kepada siapapun tentang masalahnya, Alin memang lebih suka menyimpannya sendiri dan menenangkan dirinya dikamar, setelah pulang dari rumah sakit Alin tidak pernah keluar kamar samasekali, keluar pun hanya ke toilet saja, karena kamar bekasnya Laura yang dulu beda dengan miliknya yang ada kamar mandi didalamnya.

Kalau soal makan, Bik Iyem selalu mengantarkannya ke kamar tanpa harus repot - repot turun ke bawah mengambil sendiri, kalaupun tidak diantar, Alin sudah menyetok banyak sekali snack dan makanan lain seperti pop mie, sosis dan berbagai macam minuman didalam kamarnya jadi dijamin siapapun yang main ke kamarnya gak akan kelaperan deh, jadi enak banget sambil nonton atau nge game bisa langsung ngemil, yaaah mungkin kamarnya Alin yang sekarang jauh berbeda dengan miliknya yang dulu dia tetap berusaha meng ikhlaskannya dan berusaha mendekor ulang dengan cara menghubungi Dekor id.

Suatu tim yang bisa memberi saran atau membantu mendekor kamar secara langsung serta membuatkan furnitur sesuai permintaan customer jadi kamar Alin bisa jauh lebih indah daripada kamar yang direbut Laura, yaa meskipun dia juga habis uang banyak sih untuk itu semua tapi untungnya dia nabung dengan hasil uang saku yang ia kumpulkan selama dia sekolah..

Alin memang pintar mengelola keuangannya jadi apapun yang ia inginkan bisa selalu terpenuhi meskipun terkadang Laura meminta uangnya saat di kelas tapi Alin sudah meninggalkan sebagian uangnya dirumah, Alin biasanya mendapatkan jatah uang saku dari Uminya sebesar 50 ribu sehari sedangkan Laura jauh lebih besar darinya, belum lagi Papanya memberikan kartu kredit untuk Laura agar dia bisa belanja apapun yang ia inginkan tanpa harus meminta terlebih dahulu, tetapi Laura orangnya sangat boros jadi berapapun uang yang ia miliki selalu aja tidak cukup mangkanya dia selalu minta kepada Alin.