Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
024 KEMBALI DI INCAR
Chapter 024. KEMBALI DI INCAR.
\=
Setelah kelimanya masuk si sambut dengan sangat ramah.
"Selamat datang di toko Louis Vuitton tuan dan nona!" ucap pramuniaga toko.
"Ya, kami akan lihat-lihat dulu!" ucap Sinta sambil berjalan.
Pramuniaga itu langsung mempersilahkan kepada mereka, lalu kedua pramuniaga itu melihat ke lima orang itu berjalan melihat barang yang di display di rak maupun gantungan.
"Sayang sekali, padahal ketiga pemuda itu ganteng tapi miskin!" ucap salah satu pramuniaga toko.
"Benar, lihat saja pakaian mereka pakaian model lama." ucap suatunya langsung menimpali.
"Jika saja dia sedikit kaya, aku pasti mau jadi pacarnya!"
Keduanya saling bersahutan untuk membicarakan Alda dan yang lainnya! Bahkan memaki Sinta dan Riko yang mau-maunya berteman dengan orang miskin.
Namun setelah melihat Sinta sangat antusias dengan Alda, pramuniaga itu malah lebih jijik melihatnya namun keduanya hanya berani berbisik-bisik.
"Kakak, coba pakai yang ini, yang ini juga yang ini sekalian!" Sinta langsung mengambilkan untuk Alda dari celana baju sepatu bahkan aksesoris lainnya juga.
Alda ingin menolak, namun dia tidak begitu enak terhadap Sinta karena ini adalah perlakuan baik! Apa lagi dia adalah adik dari teman dekatnya.
"Baiklah, akan aku coba!" jawab Alda dengan pasrah.
Sedangkan Tama dan Dion hanya melihat-lihat saja! Hingga akhirnya ada wanita glamor dan pacarnya yang juga sama-sama glamor melihat sikap keduanya menjadi ilfil.
"Kalau tidak mampu beli tidak perlu di lihat!" ucap wanita glamor itu.
Dion meliriknya sebentar, lalu tidak memperhatikan lagi! Namun Tama tidak dia langsung berucap.
"Apa jika tidak mampu beli kita harus menutup mata?"
Pertanyaan Tama membuat keduanya jengkel, sehingga wanita glamor itu langsung membentak.
"Sebenarnya tempat seperti ini itu, bukanya tempat untuk orang seperti kalian."
Mendengar ucapan yang keras itu, orang-orang yang dekat di sana langsung menengok termasuk Alda, Sinta dan Riko.
Meskipun toko ini sangat besar, namun karena penataan yang rapi sehingga pandangan bisa melihat dengan jelas! Begitu juga suara karena ini adalah ruangan tertutup.
Sehingga setelah bentakan itu, ke empatnya di tatap beberapa orang.
"Memangnya kita orang seperti apa?" Tama masih bertanya, meskipun dia tahu sedang di rendahkan karena pakaian mereka.
Ini adalah kejadian ketiga kalinya saat mereka turun gunung dari perguruan terpencil, sehingga mereka memutuskan untuk membeli pakaian yang layak dan pantas untuk di kenakan.
Alda yang sedang di temani oleh Sinta langsung menghampiri mereka dengan membawa beberapa pakaian di tangannya.
Setelah melihat Alda langsung berdiri di samping Tama dan bertanya ada masalah apa, perempuan glamor itu langsung menghardik.
"Sial, banyak sekali oran miskin di toko seperti ini? Apa penjaga toko tidak menghentikan mereka saat masuk ke sini?"
"Mungkin mereka menipu pramuniaga toko ini!" jawab pacarnya dengan yakin.
Seketika di sekitar mereka banyak orang yang melihat.
"Apa yang kalian bicarakan, apa kalian merasa mampu lalu menuduh orang seenaknya?" ucap Sinta langsung marah.
Dia mendengar bahwa Alda dan yang lainnya masuk dengan menipu pramuniaga dia langsung tersinggung! Sebanyak Sinta orangnya tidak mudah marah, namun dengan kejadian ini dia cukup marah.
Belum pernah ada orang yang menghinanya, sehingga setelah Alda, Tama dan Dion di hina seperti itu! Sinta merasa bahwa mereka menghina dia sehingga langsung marah.
Wanita glamor itu memandang Sinta dari ujung kepala sampai ujung kaki, melihat pakaian Sinta yang bagus dan bermerek terkenal dia langsung tertegun.
Namun setelah Sinta memegang lengan Alda, wanita itu langsung tahu bahwa laki-laki ini para gigolo.
"Pantas mereka berani datang ke toko seperti ini, ternyata mereka adalah peliharaan wanita ini!" ucap wanita glamor itu dengan membuang muka merasa jijik terhadap Sinta.
Plak...!
"Apa yang kamu ucapkan, mereka adalah teman ku?" ucap Sinta setelah menampar wanita itu.
Setelah di tampar oleh Sinta, wanita itu langsung terjatuh dan berguling beberapa kali, karena tamparan Sinta cukup keras meskipun Sinta sangat menahan kekuatannya.
Jika saja Sinta mengeluarkan kekuatannya sedikit kuat, wanita itu akan terkapar dan tidak sadarkan diri.
"Kamu berani menampakkan ku, apa kamu tahu kami ini siapa?" ucap wanita itu.
"Sial, kamu yang membuat masalah ini menjadi besar!" laki-laki itu juga sangat marah.
"Ada apa ini?" ucap Riko.
Dia baru datang kepada mereka, karena tadi baru saja mendapatkan panggilan telfonnya dari keluarganya, bahwa ada orang yang mengincarnya di kota Emerald.
"Mereka yang menghinanya Ka Tama dan Ka Dion terlebih dahulu! Sehingga aku tampar." jawab Sinta kepada Riko.
"Memangnya kalian siapa?" ucap Riko, dia maju dia langsung lalu.
Plak..!
Riko menghajar laki-laki pacarnya wanita glamor itu! Hingga akhirnya laki-laki itu terkapar.
Riko tadi menahan amarah, karena dia di telfonnya oleh keluarga Setiadi bahwa dia sedang kembali di incar oleh keluarga Sanggoro.
Namun di depannya ada masalah baru, sehingga dia bisa langsung melampiaskan itu kepada mereka berdua.
"Kalian beraninya memukul kami, awas saja aku tidak akan mengampuni kalian semua!" ucap laki-laki itu marah.
Baaammmm...!
"Banyak bicara, kami tidak takut dengan ancaman seperti itu!" ucap Riko setelah menendang laki-laki glamor itu hingga terpental dan menabrak lemar display barang di toko.
Pramuniaga tidak berani ambil tindakan, karena dia sedikit mengenal wanita glamor dan pacarnya! Karena bisa di katakan mereka adalah pelanggan toko ini.
Sehingga pramuniaga itu hanya bisa memanggil manager dari toko LV itu.
Setelah di tendang, laki-laki itu hanya bisa mengerang kesakitan.
Alda tidak tahu harus berbicara apa, jika dia berbicara maka Riko akan meledak lebih parah karena kejadian seperti itu sudah terbiasa di perguruan terpencil saat itu.
Sedangkan Tama hanya memperhatikan dengan diam, dia sebenarnya tidak ingin membuat masalah seperti ini, dia hanya bertahan asal saja.
Dion tidak peduli sama sekali, dia malah masih fokus melihat-lihat pakaian lainnya yang belum sempat dia lihat sebelumnya.
Keributan itu makin menjadi pertontonkan di toko Louis Vuitton.
Dengan cepat laki-laki paruh baya keluar dari kantor belakang toko, setelah mendapatkan laporan keributan ini dia langsung bergegas.
Setelah sampai dia terkejut melihat kejadian ini.
"Tuan Liam ada apa ini?" ucap manager toko itu.
Dia mengenal laki-laki muda yang di lawan Riko, setelah dia melihat pemuda itu terkapar di lantai dengan kesaktian akibat perutnya di tendang! Manager toko itu segera membantunya berdiri, di mengenal baik karena dia pernah bekerja dengan ayahnya dahulu.
"Adi, ternyata kamu?" ucap laki-laki muda itu yang bernama Liam, setelah di bantu berdiri oleh Adi manager toko Louis Vuitton itu.
\=
...