"Apa-apaan ini?" teriak Alexa.
"Nikah sama gue!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa.
"Lo nolak siap-siap gue hancurin karier lo!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepenggal Kisah Emma
Emma sedang menangis di apartemen. Duduk di tepi tempat tidur ditemani beberapa botol minuman. Keadaannya sangat kacau, setelah ditinggalkan oleh Nicholas. Matanya sembab karena menangis, wajahnya dibanjiri oleh air mata.
Hatinya terasa sakit, tetapi ada kilatan kemarahan di matanya, mengingat kalimat terakhir yang Nicholas ucapkan sebelum dia pergi.
Kalau begitu lo mati saja!
Ucapan Nicholas benar-benar menusuk. Akan tetapi Emma tidak segila itu untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Ia lebih suka terus mengejar Nicholas dan merencanakan sesuatu untuk mendapatkan Nicholas kembali, meskipun harus dengan cara kotor sekalipun.
Emma harus mendapatkan Nicholas kembali, karena pria itu bisa menjamin hidupnya, bahkan sampai tujuh turunannya.
"Lihat saja Nicho, aku pasti akan mendapatkan kamu kembali," ucap Emma. Wanita itu kembali menenggak minumannya.
Ingatan Emma kembali pada masa sekolah dulu, saat masih menjalin hubungan dengan Nicholas. Mereka menjalin hubungan dari kelas 11 hingga mereka memasuki bangku kuliah. Nicholas begitu memuja wanita itu, apapun yang diinginkan oleh Emma pasti dikabulkan oleh Nicholas. Mereka tidak pernah bertengkar karena Nicholas sering mengalah.
Hingga Emma sampai pada fase di mana dirinya merasa bosan dalam hubungan dengan Nicholas. Emma akhirnya mencoba bermain-main dengan api, hingga membakar dirinya sendiri.
Ia melakukan apa yang Nicholas larang, yaitu pergi ke club malam, minum minuman beralkohol, dan juga berpakaian saksi. Emma ingin melakukan hal baru. Itu adalah awal pertemuannya dengan Reno yang merupakan adik tiri Nicholas. Atas bujukan dari Reno, Emma memberikan kesuciannya kepada pria itu dengan suka rela.
Rasa nikmat yang Emma rasakan membuatnya ketagihan. Tidak sekali Emma dan Reno melakukan itu di belakang Nicholas. Emma juga sering diam-diam menemui Reno. Dosa terindah itu terlalu nikmat untuk di tinggalkan oleh Emma.
Hal itu juga membuat Emma tidak bisa memilih antara Nicholas dan Reno, lantaran dua pria itu bisa memberikan kepuasan tersendiri. Nicholas selalu memanjakan dirinya dengan uang, sedangkan Reno memanjakan dirinya di ranjang. Emma akhirnya memilih untuk menjalin kasih dengan dua pria itu.
Emma pikir Nicholas tidak akan mengetahuinya, tetapi Emma tidak tahu Nicholas menempatkan beberapa orang untuk mengawasinya setiap saat.
"Nicho, maaf."
"Kita Putus!"
"Aku gak mau, Nicho."
"Gue gak peduli, Sialan!"
"Aku masih cinta sama kamu, Nicho."
"Setelah apa yang lo lakuin di belakang gue, lo masih bisa bilang cinta!"
"Reno yang maksa, Nicho. Dia ngancem gue."
"Heh, selain lo murahan ternyata lo munafik!"
"Nicho, please jangan pergi. Apa kamu udah gak cinta lagi sama aku?"
"Setelah apa yang lo perbuat ini, lo udah gak punya hak untuk gue cintai!"
"Nicho, maafin gue"
"Lepas sialan!"
Dan setelah itu mereka tidak pernah bertemu. Pria itu pergi, bahkan Nicholas seolah memutus hubungan dengan keluarganya sendiri.
Nicholas meneruskan pendidikannya keluar negeri. Di sana ia memulai bisnis atas namanya sendiri dengan bantuan dari neneknya. Ibu dari mendiang ayahnya.
Lima tahun akhirnya Nicholas kembali. Pria itu begitu hebat dengan menyandang predikat pengusaha muda sukses. Usahanya ada di mana-mana. Yang membuat Nicholas semakin bersinar adalah dirinya membangun usahanya dari nol dengan tangannya sendiri.
Pada saat itu tiba-tiba Daniel juga Reno datang. Memintanya untuk membuat Nicholas bertekuk di harapannya kembali. Karena tujuh puluh persen harta mendiang ayah kandung Nicholas jatuh ke tangan Nicholas dengan syarat pernikahan.
"Nicholas Andrian Reynold, aku pastikan kamu akan menjadi milikku!" racau Emma.
Tangan Emak menyenggol botol minuman yang ada di sampingnya, menggelinding, dan berhenti di bawah kaki seseorang. seorang pria dia adalah Reno. Emma tersenyum melihat kedatangan Reno.
Reno berdiri diambang pintu, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, menatap Emma dengan sinis.
"Mau sampai kapan lo kaya gini terus?" tanya Reno.
"Sampai gue bisa dapetin Nicholas lagi," jawab Emma.
"Lo pikir bisa?" pungkas Reno.
"Gue pasti bisa," ucap Emma.
"Tapi gue gak yakin. Apalagi dia tahu lo bekas gue." Reno tersenyum miring seolah sedang mengejek Emma.
"Ini semua gara-gara lo!" maki Emma.
Lagi-lagi Reno tersenyum sinis, "Lo gak bisa nyalahin gue doang. Lo nikmatin juga, 'kan? Bahkan sampai sekarang."
Reno melangkah mendekati Emma, membantu Emma berdiri, menundukkan wanita itu di tepi tempat tidur. Reno lantas menekuk kedua lututnya, mensejajarkan tingginya dengan Emma.
"Berhenti kejar dia!" suruh Reno.
"Gue gak mau dan gak bisa," tolak Emma membuat Reno meradang.
Pria itu berdiri, melangkah ke balkon untuk merokok. Melihat itu Emma pun menyusul Reno, kondisinya yang dalam keadaan mabuk membuat Emma melangkah sedikit sempoyongan, tetapi berhasil sampai balkon.
"Lo dan om Daniel yang awalnya minta gue untuk kejar Nicholas, bukan? Kenapa sekarang lo minta gue untuk mundur?" tanya Emma.
"Lo jadi keliatan seperti perempuan gak punya harga diri. Gue gak suka." Reno menghisap batang bernikotin di sela jarinya, mengempulkan asap ke udara bersama dengan kemarahannya.
"Heh, lo bicara seperti ini lagi," ucap Emma diikuti tawa sinisnya. "Kalau Om Daniel tahu hubungan kita pasti dia akan melenyapkan lo begitu juga dengan gue."
Emang balik berdiri menyandarkan punggungnya di pembatas balkon. "Gue belum mau mati konyol."
"Lo gak bisa apa lihat gue. Gue memang gak sekaya Nicholas, tapi gue sayang sama lo. Lo tahu itu, Emma."
"Sayang? Tapi sekarang yang gue pikirkan bukan cuman rasa sayang Reno, tapi uang juga. Ingat itu, Reno. Dan … juga lo tahu, Reno. Jika gue berhasil mendapatkan hati Nicholas kembali, lo bisa dapat tujuh puluh persen dari harta mendiang ayahnya Nicholas. Setelah itu kita bisa pergi jauh." Setelah mengatakan kalimat itu Ema masuk ke dalam kamarnya.
"Dasar perempuan to**l." Reno berbalik menutup Emma dan langsung memakinya.
Emma mendengar itu, tetapi dia hanya tertawa.
"Lupakan itu, Reno. Karena lo sudah di sini, sebaiknya kita berpesta saja malam ini." Emma mengangkat gelas kristal berkaki, berisi minuman keras. Bibirnya menyunggingkan senyum sinis dan nakalnya. Reno membalas senyuman Emma, ia tahu arti kata pesta yang keluar dari mulut Emma.
Reno menyusul Emma ke kamar. Sebelum itu menutup semua gorden di kamar itu. Setelah itu Reno melangkah mendekati Emma sambil membuka satu persatu kancing kemejanya.
Reno mengambil alih gelas di tangan Emma, lantas menengaknya sampai habis. kelas itu diletakkan ke atas meja nakas, kemudian menarik pinggang Emma untuk mengikis jarak di antara mereka. Kemudian Reno memiringkan wajahnya, melumat bibir Ema dengan sangat takut. Setelah itu melepas semua kain yang menempel di tubuh Emma. Keduanya kembali menghabiskan malam yang panjang dengan bercinta.
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang