"Aku dimana?"
Dia Azalea. Ntah bagaimana bisa ia terbagun di tubuh gadis asing. Dan yang lebih tidak masuk akal Adalah bagaimana bisa ia berada di dunia novel? Sebuah novel yang baru saja ia baca.
Tokoh-tokoh yang menyebalkan, perebutan hak waris dan tahta, penuh kontraversi. Itulah yang dihadapai Azalea. Belum lagi tokoh yang dimasukinya adalah seorang gadis yang dikenal antagonis oleh keluarganya.
"Kesialan macam apa ini?!"
Mampukah Azalea melangsungkan kehidupannya? Terlebih ia terjebak pernikahan kontrak dengan seorang tokoh yang namanya jarang disebut di dalam novel. Dimana ternyata tokoh itu adalah uncle sang protagonis pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queen_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMB! (20)
Selamat Membaca
*****
Caramel menatap bingung bahan-bahan makanan di hadapannya. Sesekali ia melirik Ariana yang fokus membuat cemilan berupa kue. "Sialan! Bagaimana aku mengolah bahan-bahan ini? Kuku ku bisa rusak jika seperti ini!"
"Car, kenapa diam? Ayo memasak, 1 jam lagi waktunya makan siang," tanya Ariana ketika melihat Caramel hanya diam dan tidak menyentuh apapun di sana.
Caramel tersenyum kikuk, "Iya ma. Aku..Auh..Aduh.." Caramel memegang perutnya membuat Ariana dengan panik menghampirinya.
"Ada apa? perut kamu kenapa?"
"Sa-sakit ma. Perut aku sakit, Auh.." Caramel memegang perutnya sambil merintih kesakitan.
Ariana langsung memapah Caramel menuju ruang keluarga dan mendudukkan Caramel di sana. "Ya sudah, kamu istirahat saja. Mama yang akan memasak untuk Reynold. Mama tidak mau cucu mama kenapa-napa."
Caramel mengangguk lemah sambil masih memegang perutnya, "Maafkan aku merepotkan mama."
"Tidak masalah." Ariana pergi dari sana meninggalkan Caramel.
Setelah punggung Ariana tidak terlihat senyum lebar terbit di wajah Caramel. Ia mengusap-usap perutnya pelan, "Maafkan mama karena memanfaatkan mu ya sayang. Lain kali kamu juga harus membantu mama seperti ini."
"Aku harus menghubungi mama untuk membicarakan masalah ini. AKu tidak bisa terus-terusan berbohong seperti ini atau mama Ari akan curiga jika sebenarnya aku tidak bsia memasak." Caramel beranjak dari sana menuju kamarnya. "Dasar mertua menyebalkan! Menyusahkan saja. Kenapa harus menyuruh ku memasak jika banyak pelayan di rumah ini?!"
"Lagipula kenapa sikapnya berbeda dengan kemarin-kemarin? Sialan! Ariana Sialan!"
*****
"Ada perlu apa kita ke Paris mendadak seperti ini mas?"
Sedari tadi Auris tidak berhenti bertanya alasan Aldrick yang tiba-tiba membawanya ke Paris. Namun sialnya Aldrick enggan untuk menjawabnya membuat Auris semakin penasaran sekaligus kesal dengan pria di sebelahnya ini.
"Jangan cemberut sayang."
"Tidak usah memanggilku sayang!" ketus Auris menatap jendela. Bahkan saat Aldrick ingin menyentuh tangannya, Auris menepisnya pelan.
"Tidurlah, kita akan melakukan perjalanan jauh." Aldrick menoleh sekilas karena Auris tidak menanggapi ucapannya. Ia tersenyum kecil melihat Auris yang menggerutu pelan dengan raut wajah berubah-ubah. "Menggemaskan, aku tidak sabar memakannya."
10 menit...
25 menit...
Tidak ada percakapan di antara mereka. Aldrick memfokuskan dirinya menyetir. Sesekali ia melirik Auris yang terlihat mulai menguap beberapa kali. Aldrick menggeleng kecil melihatnya.
Benar saja, tidak lama kemudian Auris terlelap. Melihat hal itu Aldrick mengambil hp nya dan menghubungi seseorang, "Semuanya sudah sudah siap?"
"Sudah tuan. Nyonya Yolanda juga mengatakan jika semua persiapan di sana telah selesai 100 %. Hanya tinggal menunggu anda dan nona Auris tiba di sana."
"Baiklah. Katakan pada mama, jika saya sedang dalam perjalanan dan akan segera tiba."
"Dimengerti tuan."
Aldrick memutuskan panggilannya dan mempercepat laju mobilnya menuju bandar udara tempat jet pribadi miliknya berada. Tapi sering kali ia melihat Auris memastikan agar wanitanya tidak terganggu dan terbangun karena ulahnya.
10 menit kemudian, mobil Aldrick sampai di tempat tujuannya. Seorang pria ber jas hitam membukakan pintu untuknya dan Auris. Aldrick segera menghampiri kursi Auris dan menggendongnya ala bridal style.
Aldrick berjalan menuju jet pribadinya dengan Auris berada di gendongannya. Beberapa pria berjas hitam mengikutinya dari belakang dan ada pula yang berbaris rapi di sisi kanan dan kiri pintu jet.
Aldrick memasuki jetnya dna menuju kamar pribadinya. Ia meletakkan Auris perlahan-lahan supaya Auris tidak terbangun. Kemudian keluar drai kamar itu menuju tempat kemudi Jet.
"Berangkat sekarang."
Setelah itu Aldrick pergi dari sana kembali menuju kamarnya. Menghampiri Auris yang masih saja terlelap di kasur. Aldrick membaringkan tubuhnya di sebelah Auris dan memeluk wanitanya. "Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku Melonika."
Auris menggeliat kecil membalikkan tubuhnya menghadap dada bidang Aldrick. Ia terus menggeliat mencari posisi yang nyaman di sana. "Buka baju kamu mas," lirih Auris membuka matanya.
Aldrick terkekeh kecil, "As you wish honey." Aldrick membuka kemeja miliknya dan mencampakkannya ke sembarang arah. Kemudian menarik Auris ke dalam pelukannya.
Auris sendiri semakin merapatkan tubuhnya dan menempelkan kepalanya di dada bidang Aldrick. "Aku suka seperti ini."
*****
Reynold begitu fokus memeriksa berkas-berkas yang berikan Satria. Pelantikannya sebagai CEO akan diadakan beberapa hari lagi sesuai yang dikatakan Satria. Yang berarti sebentar lagi Reynold akan memegang kekuasaan penuh terhadap Arkatama Group.
Cklek..
Reynold menoleh ke arah pintu. ia terkajt melihat Caramel yang berdiri sambil menenteng sebuah tote bag di tangannya.
"Caramel?"
"Hai sayang." Caramel menghampiri Reynold dengan senyum manis miliknya. Ia meletakkan tote bag di atas meja dan mendekati Reynold lalu duduk di pangkuan suaminya itu. "Aku merindukanmu," bisik Caramel sambil menggigit kecil daun telinga Reynold.
Reynold meletakkan berkasnya kasar dan menggendong Caramel menuju sofa. Ia langsung menindih istrinya itu dan mengecup bibir Caramel, "Aku juga merindukanmu sayang."
Caramel tersenyum sambil mengalungkan tangannya di leher Reynold. "Bisakah kita membicarakan sesuatu?"
"Ada apa sayang?"
Keduanya merubah posisi menjadi duduk bersampingan. Caramel memegang tangan Reynold dan menatap manik suaminya. "Rey, bisakah kita pindah dari rumah mama dan tinggal sendiri?"
Kening Reynold berkerut heran mendengar permintaan istrinya, "Pindah? Memangnya ada apa? Kenapa harus pindah?"
"Reynold, aku rasa mama mulai berubah. Mama mulai mengatur semua kegiatan ku Rey. Kamu tahu kan? AKu tidak suka di atur seperti itu. Ayolah, kita pindah dan membeli mansion baru," rengek Caramel sambil memeluk lengan Reynold.
Reynold menghela napas pelan, "Aku tidak bisa meninggalkan mama Car. Lagipula semua yang dilakukan mama itu untuk kebaikanmu dan anak kita. Mama berniat menjagamu sayang."
"Rey tapi-."
"Dengarkan aku Car." Reynold memegang kedua bahu Caramel." Aku tidak bisa meninggalkan mama Car. Mama juga pasti akan marah padaku. Mungkin itu hanya perasaan mu saja, mama tidak berubah Car. Mama melakukan itu agar bayi kita baik-baik saja. Jadi tolong mengerti ya."
Caramel berdiri dan menatap Reynold nyalang. "Mengerti?! Kamu menyuruhku mengerti Rey?! Aku tidak tahan dengan semua aturan mama mu! Aku tidak suka Rey! Dia terlalu banyak mengatur! Malam ini aku akan menginap di rumah mama ku. Terserah apa katamu aku tidak peduli!"
Caramel pergi dari sana meninggalkan Reynold yang menghela napas gusar. Ariana pasti akan marah mengetahui Caramel menginap di kediaman Dirgantara tanpa dirinya. Reynold berdecak frustasi memikirkan antara ibu dan istrinya. "Sialan! Dasar perempuan!"
*****
terimakasih sudah membaca😗😗
gh ghh