Pembalasan Anak Pungut

Pembalasan Anak Pungut

Bab 1. Korban Bully

Bab 1. Korban Bully

Callista berjalan memasuki pintu gerbang Sekolah Alexandria dengan perasaan was-was. Dia menengadah melihat bagian atas gedung sekolah, takut ada pot yang jatuh menimpa kepalanya lagi seperti tiga hari yang lalu. Akibatnya kepala gadis itu mendapatkan luka dengan lima jahitan.

"Aku harus lebih berhati-hati," batin Callista dengan pandangan mengarah ke segala penjuru.

Baru saja lima langkah Callista memasuki pintu gedung bangunan sekolah, ada yang melempari dirinya dengan beberapa telur busuk. Walau dia berusaha melindungi kepalanya yang masih berbalut perban, badan kurusnya tidak selamat dari serangan mendadak itu.

Beberapa murid yang melihat kejadian itu langsung tertawa terbahak-bahak. Menjadi suatu kesenangan bagi mereka jika melihat ada orang yang terkena bully-an. Biasanya murid yang mendapatkan kemalangan itu berasal dari keluarga bangsawan kelas rendah atau memiliki kekurangan. Kecuali, kasus Callista ini.

Callista berasal dari keluarga Owen, salah satu keluarga bangsawan kelas atas. Sesuatu yang mustahil jika ada yang berani menindas dirinya. Namun, seperti inilah kenyataannya. Entah siapa dalang dari semua kemalangan yang memimpa dirinya.

Mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan seperti ini baru dirasakan oleh Callista selama setahun belakangan ini. Dia tidak asal muasal kenapa dirinya mendapat perlakuan tidak manusiawi dari orang-orang yang menyerangnya secara diam-diam dan tiba-tiba.

Awalnya Callista sering menangis mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari orang-orang yang terlihat begitu benci kepadanya. Kini, air mata itu sudah kering, hanya menyimpan rasa amarah di dalam dirinya, tetapi dia tidak bisa membalas semua kejahatan mereka.

Baru saja masuk sekolah setelah izin sakit selama tiga hari, Callista harus merasakan kembali penindasan kepada dirinya. Dia membuka blazer seragamnya, lalu mencuci bagian kotor yang terkena telur busuk.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya salah seorang murid perempuan yang masuk ke toilet.

"Bau apa ini? Busuk sekali!" lanjut temannya, lalu keduanya tertawa sambil menutup hidung.

Callista tidak menanggapi ocehan kedua murid itu. Setelah selesai membersihkan bajunya yang kotor, dia pun pergi dari sana.

"Loh, Kak Callista! Kenapa blazer milik kamu basah?" tanya Zanetha dengan ekspresi wajah khawatir.

"Ini kotor, jadi aku membersihkan," jawab gadis bersurai panjang itu seraya tersenyum kepada adiknya.

"Apa ada yang berbuat jahat lagi kepadamu, Kak?" tanya Zanetha sambil memegang kedua tangan Callista.

Mendapatkan perhatian dari adiknya sudah membuat Callista senang dan mood-nya kembali bersemangat lagi. Senyum manis pun tercipta dari wajahnya yang cantik.

"Aku baik-baik saja, kok! Kamu tenang saja," jawab Callista meyakinkan sang adik.

"Lihat saja kalau pelaku kejahatan itu ketemu, Papa tidak akan tinggal diam!" ucap Zanetha dengan penuh kekesalan.

Callista tidak pernah mengadukan kepada kedua orang tuanya atas perlakuan buruk yang dia dapatkan selama di sekolah. Mereka itu orang-orang yang sangat sibuk dan pastinya tidak akan punya waktu mengurusi masalah remeh dirinya. Namun, kejadian kemarin membuat kedua orang tuanya marah dan tidak terima, karena putri sulung keluarga Owen mendapatkan serangan sehingga kepalanya terluka cukup parah.

Pandangan dan perlakuan teman-teman kelasnya kepada dirinya juga banyak yang berubah. Kalau dahulu mereka akan mendekati dan menempel seperti lintah, sekarang mereka menjaga jarak dan tidak jarang ikut senang atau tertawa, ketika dirinya mendapatkan kemalangan.

Ketika Callista akan mengambil buku pelajaran yang ada di loker miliknya, ada banyak sampah yang keluar. Dia hanya menatap dengan penuh kesal. Karena dia harus membersihkan semua sampah-sampah itu.

Ternyata tidak sampai di situ saja, ketika Callista akan duduk di bangkunya, dia melihat kursi dan mejanya dilumuri oleh minyak goreng. Dengan perasaan kesal, lagi-lagi dia harus membersihkan meja dan kursinya. Untung saja dia membawa dua saputangan dari rumahnya, tadi.

Callista berpikir perundungan itu sudah berakhir. Ternyata dia salah, buku miliknya sudah dipenuhi oleh coretan-coretan kasar dan hinaan untuknya.

Kali ini air mata Callista tidak bisa dia bendung lagi. Dia tidak tahu kenapa ada orang yang membenci dirinya dan melakukan perundungan kepadanya.

***

"Seperti biasa setiap awal tahun ajaran baru di musim panas, sekolah akan mengadakan perkemahan. Hal ini bertujuan untuk mendekatkan hubungan para murid. Selain itu untuk menambah pengalaman dan ilmu murid-murid di Sekolah Alexandria ini," kata kepala sekolah ketika berdiri di depan ratusan muridnya.

Para murid dan guru bertepuk tangan menyambut gembira kegiatan sekolah ini. Terlihat sekali mereka sangat menantikannya.

"Kegiatan perkemahan akan dilakukan mulai hari Sabtu pagi nanti dan berakhir Minggu sore. Jadi, persiapkan diri kalian dengan baik-baik dan jaga kesehatan kalian agar bisa mengikutinya dengan baik dan penuh rasa gembira," lanjut kepala sekolah.

Kegiatan ini menjadi ajang tahunan di awal ajaran baru. Banyak murid-murid yang menantikannya. Karena mereka bisa bertemu dengan banyak senior atau junior. Tidak aneh jika nanti akan terjalin hubungan asmara antar murid setelah mengikuti kegiatan ini.

Biasanya Callista akan bersemangat mengikuti kegiatan kemping ini. Namun, untuk tahun ajaran sekarang ini, dia tidak yakin apa bisa menikmati semua jadwal kegiatan yang sudah dibentuk oleh panitia, yaitu OSIS.

***

Waktu berlalu dengan cepat, hari ini murid-murid Sekolah Alexandria mengadakan kegiatan kemping. Perkemahan selalu diadakan di sebuah perbukitan yang memiliki pemandangan yang indah. Ini membuat para remaja itu merasa tubuh dan otaknya fresh. Selain untuk menjalankan program sekolah, mereka juga bisa sekalian liburan. 

Setelah mendirikan tenda, Callista beristirahat sejenak. Baru saja lima menit gadis itu duduk di dalam tenda bersama teman-temannya, ada seorang perempuan yang merupakan murid baru menemuinya. Orang itu tidak bicara apa pun, tetapi memberikan sepucuk surat yang dibentuk kecil, lalu digenggamkan ke tangannya.

Tentu saja Callista merasa heran dengan tingkah murid baru itu. Apalagi orang itu langsung pergi berlari meninggalkannya.

"Aneh sekali murid itu," batin Callista sambil melihat gadis bertopi itu menjauh.

Kak Callista, ada yang mau bicarakan dengan kamu. Ini sangat penting sekali. Nanti malam aku menunggumu di bawah pohon oak yang ada di pinggir danau.

Adikmu,

Zanetha

***

Callista mendatangi tempat perjanjian dia dengan sang adik. Sudah menunggu selama lima menit, Zanetha belum terlihat batang hidungnya. Tentu saja ini membuat dia khawatir terjadi sesuatu kepada adiknya.

"Kak, sini!" 

Terdengar suara Zanetha memanggil. Callista pun mencari sumber suara dan terlihat adiknya sedang duduk di sebuah perahu sampan yang sering digunakan di danau itu.

"Zanetha, sedang apa kamu di sana?" tanya Callista sambil berjalan mendekati sang adik.

"Naiklah!" perintah gadis berambut hitam kemerahan itu sambil melambaikan tangan agar kakaknya mau ikut dengannya.

"Berbahaya, Zanetha! Bukannya ada yang mau kamu bicarakan sama aku?" tanya Callista yang berdiri di pinggir danau.

"Iya. Karena yang mau aku bicarakan itu sesuatu yang sangat penting, jadi tidak boleh ada orang lain yang mendengarnya," jawab gadis berparas cantik itu dengan bola mata berwarna hijau.

Mau tidak mau Callista pun ikut naik perahu bersama Zanetha. Dengan menggunakan dayung, sang adik membawa mereka ke tengah danau. 

Suasana di sana sangat sepi dan hanya bercahaya kan bulan purnama. Mereka masih bisa melihat keadaan di sekitar dengan bantuan itu.

Tanpa sengaja Callista melihat sebuah gelang yang dipakai oleh Zanetha. Gelang berwarna merah dengan tali menjuntai yang ujungnya memiliki hiasan. Dia ingat orang yang menjatuhkan pot bunga dari atas gedung sekolah beberapa hari yang lalu, memakai benda berwarna mencolok itu.

"Kau!" Callista membelalakkan matanya dengan muka yang berubah pucat.

Terpopuler

Comments

SR.Yuni

SR.Yuni

Maaf di lingkungan sekolah apa gak ada guru atau satpam gitu, apalgi sekolah modern kok Sampai ada murid di bully gak ketahuan kecuali pembulian dilakukan di tempat tertentu lah ini dimana2....

2024-12-19

3

Sukhana Ana lestari

Sukhana Ana lestari

Sekolah bagus kok ada murid jadi bahan bullying tiap waktunya dari pihak sekolah masa gk ada yg tau apa??? klw sekolah favorit pasti ada satpam & pasti banyak guru-guru & staf lainnya.. ini kok..🤔🤔

2024-12-19

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

setting kisahnya di luar yah ini, semoga menarik yah kisahnya

2025-01-01

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!