Hati Bella merasa terus tersiksa, pernikahannya tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia mencoba kabur tapi...
BRUK...
Tubuh Bella terbanting ke lantai hingga membuatnya jatuh pingsan.
Beberapa bulan kemudian ia kembali bertemu cinta pertamanya dan akhirnya menikah dan hidup bahagia namun, semua tidak berlangsung lama ketika Bella sepenuhnya telah kembali ke dunia gelap, ia dihadapkan ego besar setelah penghianatan suami keduanya.
Akankah pernikahan mereka akan baik baik saja? lalu bagaimana kisah selanjutnya Bella?
Dan rahasia mengerikan apa di balik sosok Bella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oktavianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Koma
"Aku heran kenapa Ibu pergi begitu lama, apa dia sedang berada di luar negri?." Tanya Arunika pada Edgar.
"Ibu tidak memberi tahu apapun, dia bilang akan segera kembali secepatnya." Jawab Edgar mengelus rambut sang adik lalu berjalan ke kamar dengan perasaan bersalah.
***
Tit... tit...tit
Suara mesin di ruang ICU Rumah Sakit, tubuh Bella dalam keadaan tak sadarkan diri dengan luka hebat setelah insiden.
Ini adalah hari ke empat dirinya di rawat menyisakan banyak rasa khawatir pada anak anaknya, kecuali Arunika. Gadis manis itu hanya tau jika sang Ibu sedang pergi bukan sekarat di ranjang rumah sakit.
Dalam alam bawah sadarnya Bella berada di sebuah ruangan hampa, tidak ada apapun dan tidak bisa mengatakan apapun.
Dirinya terus terusan mencari jalan keluar mencari sumber suara dari orang orang yang bicara tapi begitu sulit, ruangan itu menjebak pikirannya mengatakan bahwa ia pasti sudah mati.
Sampai tiba tiba tubuhnya terasa di hempas sebuah cahaya yang kemudian membawanya kembali sadar.
"Hi.dup." Kata Bella lirih.
Jantungnya terasa terpacu cepat lalu dia membiasakan kedua matanya untuk melihat ruangan yang terang, yang ternyata adalah sebuah kamar Rumah Sakit.
Seorang perawat memanggil sang dokter mengatakan bahwa pasien sudah siuman, dan bergegas bergerak mulai memeriksa tubuhnya.
Dokter tersebut kebingungan ketika Bella mengarahkan kedua tangannya, perawat di sebelahnya berpikir keras lalu menyadari sebuah jawaban meski ragu mengucapkannya.
Perawat akhirnya membisikan jawaban yang Bella maksud.
"Dok, nona ini ingin merokok.." Bisik sang perawat.
Jelas hal itu tidak di setujui oleh dokter dengan wajah kesal mulai menjelaskan dampak dari rokok untuk kondisinya yang sekarang. Tapi Bella tetap membuat kedua tangannya yang lemah dengan simbol rokok dan korek api terus menerus.
"Maaf, hal tersebut sangat berbahaya untuk kondisi anda sekarang, sebaiknya anda menghindari hal ini... ." Nasihat sang perawat.
Kemudian Bella mengambil kode dengan tangannya membuat perawat itu mendekat, untuk mendengar ucapannya.
"Buah dadamu sangat besar... Dokter tersebut pasti pandai memainkannya." Bisik lirih Bella dengan wajah sedikit mengejek.
"Anda sangat tidak sopan!, melecehkan seorang tenaga medis!." Balas perawat tersebut.
Dia begitu marah dan izin meninggalkan ruangan tersebut sambil berkata pada sang dokter jika dia akan di gantikan perawat lain.
Bella langsung tertawa puas, ini adalah dunia nyata dia tidak sedang berhalusinasi setelah peristiwa ruang hampa yang ia alami.
Dokter menjelaskan secara detail kondisi yang telah di alami, dari situlah Bella mengetahui jika dia mengalami koma beberapa hari, dan orang yang telah menolong dirinya adalah Mudo yang disusul oleh Edgar dan Gevano setelah menerima kode SOS di ponsel mereka dari Diego.
Dia langsung mencoba duduk, melepas alat bantu pernapasan yang terpasang.
"Anda tidak boleh melakukan itu, ini sangat berbahaya!." Cegah dokter tersebut bersama perawat yang baru saja masuk.
Lalu seorang laki laki tampan dengan jas putih datang memasuki kamar Bella membuat dokter yang menangani Bella seketika langsung memberi salam.
"Selamat siang direktur." Sapa Dokter tersebut.
"Apa terjadi masalah?." Tanya direktur rumah sakit.
Dokter Zhou menjelaskan situasi yang terjadi kepada direktur Rumah Sakit yang hanya di balas senyuman.
"Nona, anda benar benar unik, setelah koma meminta rokok." Kata Direktur RS tersebut, dia mendekat lalu duduk dengan beberapa berkas yang menunjukkan hasil pemeriksaan.
"Ayolah, Direktur Li, kamu sampai repot repot menangani pasien daripada bersantai di musim panas." Kata Bella.
Keduanya ternyata saling mengenal satu sama lain, dan Direktur Li juga menceritakan bagaiman dirinya dibawa ke RS miliknya.
***
Sedangkan diwaktu yang sama di tempat lain, Diego sedang menghajar salah satu orang yang berkhianat di keluarga Takahashi, dia adalah seorang bawahan prempuan bernama Haishi, membuatnya mengaku untuk siapa dia berkhianat.
"Baiklah aku akan membebaskan." Kata Diego datar, tatapannya berubah menjadi serigala yang siap membunuh mangsa.
"Ke.ke.kenapa?!, padahal aku sudah mengatakannya!."
Wanita bernama Haishi tersebut mulai di seret dengan rambut merah miliknya bersiap di bunuh dengan cara yang kejam.
"Aku akan membebaskan mu dari rasa sakit.. ." Kata Diego dengan ekspresi bengis.
"T.T.TIDAK!." Teriak Hashi, tidak memiliki harapan lagi.
Setelah selesai dengan Haishi ponsel miliknya berdering ternyata Arunika yang menelfon mengatakan beberapa hal, serta menanyakan kepada dirinya keberadaan sang Ibu.
Diego berdalih dia sedang bersamanya tapi jatuh sakit.
"Tumben sekali Oka san sakit?." Pikir Arunika.
"Dia sedang istirahat, nanti aku akan menelfon kembali kalo bibi sudah bangun." Ucapnya.
"Aku butuh beberapa juta yen untuk berlibur bersama kakak dan kenalanku di sini, tapi Ibu tidak bisa dihubungi semua uangku di sandra olehnya, menejer Weiwei juga tidak berani memberiku sepeserpun Hwaaaaa... ." Arunika bicara panjang lebar.
"Aku akan mengirimkan uang untukmu dan bersenang-senang lah." Kata Diego.
"Sungguh, ah tapi kamu tidak bisakah ikut?." Tanya Arunika.
"Aku akan kembali lusa, sekarang menemani Bibi dulu." Jelas Diago.
Kemudian beberapa saat kemudian mereka mengakhiri perbincangan mereka dengan Diego yang langsung terbang ke China menjemput Bella.
Malam harinya Diego sampai di rumah sakit dengan pengawalan ketat menemui Bella yang asyik berbincang dengan perawat bernama Xiao pei.
"Rekanmu terlibat skandal dengan dokter muda itu, aku mendengar saat koma mereka tidak sengaja memanggil sayang satu sama lain." Kata Bella.
"Ini gosip besar!, anda hebat.. ." Balas Perawat tersebut.
Mereka tertawa bersama, seperti ibu ibu yang sedang asyik bergosip sampai akhirnya Diego batuk.
"Oh, Diego, ha ha ha... ." Kata Bella.
Perawat tersebut langsung undur diri, dia tau waktunya sudah habis untuk bersenang senang.
Rumah Sakit tempatnya bekerja memiliki gedung berbeda yang berisi orang orang penting, maka dari itu dia di sumpah untuk tidak membocorkan rahasia tentang pasien, namum ia heran karena pasien barusan sangat akrab dan menceritakan beberapa hal.
"Setidaknya dia bukan wanita jahat, meski harus di kawal orang orang menyeramkan." Ucap lirih Xiao pei sambil berjalan ke lorong.
Di dalam kamar Diego menanyakan kabar sang Bibi yang terlihat biasa saja, bahkan bisa berdiri.
"Lihat sendiri aku baik baik saja, meskipun sedikit sulit jika terlalu banyak bergerak." Jelasnya.
"Maaf, saya terlambat menyadari bahwa Haishi adalah pengkhianat." Kata Diego.
"Tidak masalah, itu diluar kemauan kita, setia adalah harga tertinggi dalam hidup, kita tidak bisa membelinya." Sambung Bella.
Mereka berbincang, Diego memberikan beberapa slide foto dan lokasi para dalang di balik penyerangan Bella, lalu kemudian membahas tentang Arunika yang terus menerus menanyakan dirinya.
"Bagaimana keputusannya?" Tanya Diego.
"Ini masih liburan, kita juga harus bersenang senang." Ucap Bella.
"Baiklah saya mengerti." Kata Diego.
Mereka mengatur penerbangan besok pagi ke tanah air, menyerahkan sementara urusan kepada orang orang yang masih setia di keluarga Takahashi.