NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Larasati Pristi Arumdani

Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 : Cemburu Buta

Alfaro sedang melatih seorang pekerja baru dan seorang perempuan. Namanya, Shinta. Shinta merupakan teman kuliah Alfaro di Amerika. Shinta tak menyangka bahwa dia akan bekerja bersama Alfaro. Tepatnya, Shinta masih menyukai Alfaro meskipun Alfaro tidak tau akan perasaannya.

Alfaro yang dikenal sebagai sekretaris cerdas dan cekatan Elvano Kayden sedang menjelaskan pekerjaan kepada Shinta. Alfaro memberi arahan dengan sopan dan penuh perhatian. Di sudut ruangan, Kayyisa, kekasih Alfaro, mengamati interaksi mereka dengan tatapan yang melankolis. Beberapa kali, Kayyisa menangkap Shinta menatap Alfaro dengan penuh kekaguman, dan rasa cemburu mulai menggerogoti hatinya

Alfaro menjabat tangan Shinta dengan senyum ramahnya, "Shinta! Selamat datang di tim! Senang banget bisa kerja bareng kamu. Hari ini aku mau jelasin beberapa hal yang perlu kamu tahu. Pertama, kita harus bikin laporan mingguan buat Pak Elvano.”

Shinta membalas jabatan tangan Alfaro dengan senyum cantiknya. “Thanks, Alfaro! Aku bener-bener appreciate bantuanmu. Sumpah, aku nggak sabar buat belajar dari kamu!”

Alfaro memberi informasi dengan nada lembutnya, “Oke! Di sini, kita akan kerjasama untuk dapatkan hasil terbaik. Pastikan kamu catat semua yang aku jelasin, ya. Kalo ada yang mau ditanyain, langsung aja ya!”

(Alfaro Chandrakala)

(Kayyisa Olivia)

(Shinta Lunara)

Kayyisa menatap mereka dari jauh, dan berbisik ke temannya, Ghia. “Lihat anak baru itu, dia terus melototin Alfaro. Kayaknya terpesona banget deh.”

Ghia menghela nafas sambil melipat tangannya di depan dada, “Ya, wajar sih. Alfaro kan ganteng dan pinter. Banyak yang kagum sama dia. Resiko punya laki ganteng, Yis.”

Kayyisa memanyunkan bibirnya “Tapi aku nggak suka. Dia udah punya aku, loh. Senyum manisnya itu bisa nggak dikasih brotowali biar agak pahit.” Ghia hanya menggelangkan kepala dan menepuk bahu Kayyisa "Bagaimanapun, aku yakin tetap lebih keren kamu, Yis." Kayyisa tersenyum malu ke arah Ghia. Ghia memukul sedikit lengan Kayyisa. Alfaro pun melihat ke arah Kayyisa yang sedang berlari mengejar Ghia. Alfaro tersenyum lalu kembali fokus untuk mengajar Shinta.

“Jadi, setelah laporan mingguan, kita juga harus siapin presentasi buat klien. Kamu udah familiar sama software yang kita pakai?” Tanya Alfaro sambil duduk di sampingnya.

“Belum sih. Tapi aku yakin bisa cepat belajar, apalagi ada kamu yang bantu, Alfaro!” Goda Shinta.

“Tenang aja, aku bakal ajarin. Kita bisa kerjain bareng. Oh, kalau butuh bantuan di luar jam kerja, jangan sungkan buat hubungi aku.” Tawarnya sambil membenarkan posisinya. Shinta mengangguk malu sambil tersenyum. “Oke, Shinta. Ayo kita mulai dengan laporan itu.”

Di tengah suasana yang santai, ketegangan pelan-pelan muncul. Kayyisa berusaha menahan rasa cemburunya, sementara Alfaro tetap berusaha profesional.

...****************...

Elvano memanggil Kayyisa dan menciptakan ketegangan, “Kayyisa, bisa masuk sebentar? Kita perlu bahas masalah yang muncul dari implementasi sistem ERP (Enterprise Resource Planning).”

Kayyisa menghela nafas berat. Ia mengetahui dari Alfaro, bahwa suami sahabatnya itu cukup galak dan juga sulit memaafkan jika ada sebuah kesalahan yang bersangkutan dengan pekerjaan.

Elvano duduk di kursinya dan menghela nafas. Sejenak ia memandang wajah Kayyisa, “Jadi, saya baru terima laporan dari tim. Banyak departemen yang kesulitan akses data setelah sistem baru ini diterapkan. Kenapa bisa begini?”

Kayyisa mulai nerkeringat dingin. Pasalnya, wajah Elvano mulai membuat Kayyisa mati kutu. "Maaf, Pak. Sebenarnya, kita udah coba melibatkan semua tim, tapi mungkin komunikasi kita kurang efektif. Beberapa divisi nggak jelas tentang apa yang diharapkan dari sistem ini.”

Elvano sedikit menyandarkan punggungnya, “Ini memang masalah besar. Kita seharusnya lebih melibatkan semua pemangku kepentingan dari awal. Solusinya apa?”

“Saya rasa kita perlu mengadakan sesi pelatihan untuk semua pengguna. Kita juga harus bikin dokumentasi yang lebih jelas mengenai bagaimana cara menggunakan sistem ini.” Kayyisa menjawan dengan jantung yang berdebar.

“Bagus, itu ide yang tepat! Tapi kita juga harus mendengarkan umpan balik dari masing-masing departemen. Mereka yang paling tahu kesulitan yang dihadapi.” Elvano menepuk tangan 1 kali.

Kayyisa mengangguk dengan yakin, “Setuju, Pak. Kita bisa buat forum diskusi untuk mengumpulkan pendapat mereka. Dengan cara itu, kita bisa tahu apa yang harus diperbaiki.”

Elvano berdiri di depan Kayyisa dan menunjuk ke arah Kayyisa, “Jangan lupa, Kayyisa, kita perlu segera bertindak. Waktu itu sangat berharga. Pastikan semua departemen dapat akses yang diperlukan secepatnya.”

“Siap, Pak! Saya akan segera mengatur sesi pelatihan dan forum diskusi. Terima kasih atas bimbingannya.”Jawab Kayyisa dengan rasa percaya diri.

“Semangat, ya! Kita harus pastikan sistem ini berjalan lancar. Jika ada masalah lain, langsung laporkan.”Elvano mengangkat satu tangannya. Elvano melihat Kayyisa adalah sahabat dekat istrinya, ia merasa tidak enak apabila memarahi terlalu keras. Lagipula ia yakin kalau Kayyosa mampu menyelesaikan permasalahannya.

“Pasti, Pak. Saya akan lebih proaktif dalam melaporkan dan mencari solusi ke depannya.”

Setelah percakapan tersebut, Kayyisa merasa lebih bersemangat untuk memperbaiki situasi dan berkomitmen untuk memastikan sistem ERP dapat digunakan dengan efektif oleh semua departemen.

Kayyisa keluar dari ruangan Elvano. "Pantesan si Shereny kepincut" Gumam Kayyisa sambil tersenyum. Pesona Elvano sangatlah berbeda,ia memiliki mata yang tajam namun jika tersenyum, matanya menjadi teduh. Senyumnya manis memiliki lesung pipi.

(Elvano Kayden)

...****************...

Elvano masih di kantornya dan sedikit memijat keningnya dengan perlahan.Ia masih banyak pekerjaan di jam 21.00. Namun Alfaro mencoba untuk mengajaknya untuk pulang dan beristirahat.

"Permisi pak, ini sudah larut.Saya yakin nyonya Shereny akan mencari anda. Apakah bapak ada rencana untuk kembali ke rumah malam ini?" Tanya Alfaro dengan jantung yang berdegup kencang. Ia tahu bahwa perusahaan sedang ada masalah yang cukup rumit. Elvano hanya menatap wajah Alfaro beberapa detik karena Alfaro membubarkan lamunannya. Elvano melihat ponselnya yang di tidak di deringkan lalu mendapatkan 30 panggilan tidak terjawab. Tak lama kemudian, ia pun beranjak dari kursi singgah sananya dan keluar dari ruangannya. Alfaro dengan cepat mengikuti sesuai langkah Elvano.

"Pesan beberapa hadiah untuk Shereny seperti sepatu, dress, lalu tas untuk Shereny. Jangan lupa untuk anakku juga Arga dan Zefalika."

Shereny sangat khawatir karena Zefa menangis terus dan mengalami demam yang tak kunjung turun. Bahkan di rumah yang bak istana tersebut ia bingung harus meminta tolong kepada siapa. Mereka hanya memiliki pembantu yang apabila pekerjaannya sudah selesai, ia akan pulang. Kayyisa tak dapat di hubungi karena ponselnya tak aktif, karena ia tertidur. Bahkan ia tidak memiliki nomor Alfaro.Shereny bahkan tak sanggup dan ia hanya bisa menangis melihat tangisan Zefa tak kunjung reda.Tak lama kemudian, Elvano tiba di rumah dan ia melihat suasana rumah tampak sepi. Ia memanggil Shereny namun Shereny tak kunjung menyahutnya. Elvano naik ke atas untuk menuju kamarnya sambil membawa beberapa hadiah untuk Shereny. Saat ia membuka pintu kamarnya, ia melihat Shereny menangis terduduk di pojok tembok dan melihat anaknya Zefa juga menangis. "Shereny, ada apa sayang?" Elvano langsung berlari menuju Zefa dan menggendongnya "Sayang, sayang. Ya Tuhan badannya panas sekali. Ayo kita bawa kerumah sakit sayang." Shereny hanya mengikuti Elvano dengan tangisan kesal dan ketakutan. Ia sangat kesal kepada Elvano dan ia juga sangat takut dengan apa yang terjadi pada anaknya.

1
LISA
Aq mampir Kak
Arachikimchi: haloo! selamat membaca~
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!