Nessa tidak menyangka akan terseret ke masa lalu. Dimana kerajaan-kerajaan berdiri dengan raja yang memiliki istri lebih dari satu.
Di kehidupan ini, Nessa justru menjadi seorang selir di dalam istana yang penuh intrik.
"Aku tidak pernah menjadi yang kedua ataupun kesekian kalinya. Aku akan menaiki tahta dan menjadi satu-satunya di istana ini!"
Yuk ikuti perjalanan Nessa menjadi ratu, serta terkuaknya asal usul sang mommy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rapat Darurat
Mata itu langsung melebar ketika mendengar berita itu. Tubuhnya yang menunggu dengan cemas langsung berhamburan memasuki ruangan itu.
Dibalik tirai itu, ia melihat sosok putranya yang terbaring. Senantiasa memejamkan matanya, perlahan dia mendekat, pada putranya yang diam saja.
"Tian...." Panggil nya dengan lembut.
"Tian.... Buka matamu nak. Tian, ibu disini... Bukalah katamu, Tian." Ucapnya sambil menyentuh pipi putranya. Tapi tidak ada pergerakan dari tubuh itu.
"Tian, Tian.... Ming Tian!" Teriakkan itu langsung menggema, tapi tetap saja tidak membuat pergerakan apapun dari putranya.
"Tian!"
"Ibu suri, Raja sudah tiada." Ucap tabib.
Mata yang sudah berlinang itu langsung menatap tabib itu. "Kau pasti salah! Periksa lagi putraku! Periksa lagi raja! Periksa kembali!"
"Ibu suri...." Semuanya terdiam sejenak setelah melihat ibu suri yang mengangkat tusuk rambut nya yang mengarah pada tabib istana.
"Periksa lagi putraku." Ucapnya, membuat tabib itu memulai kembali pemeriksaan nya dengan diawasi oleh ibu suri.
"Denyut nadi raja tidak ada lagi ibu suri, ampun!" Jelas tabib sambil menunduk meminta pengampunan.
'Aku bersumpah! Dengan setiap darah ku yang mengalir! Putramu tidak akan pernah menaiki tahta ini! Tidak akan! Aku mengutuk nya! Putramu akan tiada di depan mu, seperti kau menghabisi putraku! Kematian tidak akan menghampiri mu, kau akan hidup dengan penyesalan dan kesepian!'
"TIDAK!" Ibu suri berteriak histeris membuat pelayan yang ada bersamanya langsung membawanya ke kamarnya. Apalagi ibu suri sudah tidak sadarkan diri.
***********
Ning datang dengan tergesa-gesa menghadap Xiu.
"Bagaimana? Apa yang terjadi?" Tanya Xiu yang penasaran.
"Itu nona.... Raja sudah tiada." Ucap Ning membuat Xiu tidak percaya.
"Kau bilang apa?"
"Benar Nona, raja sudah tiada. Bahkan ibu suri menjadi histeris dan segera ditangani. Pemakaman raja akan segera dilakukan." Jelas Ning.
"Lalu bagaimana dengan keadaan pemerintahan? Ini akan menimbulkan perpecahan dan juga konflik internal." Xiu bukannya tidak prihatin. Tapi dia berpikir untuk kedepannya.
"Para menteri melakukan rapat darurat nona." Jelasnya Ning kembali.
"Tapi siapa yang akan menduduki tahta? Apa ibu suri memiliki putra lain?" Ning terdiam mendengar nya. Xiu menoleh pada pelayan nya, dia menatap raut wajah Ning. Bersama gadis itu, Xiu mengenal raut wajahnya.
"Katakanlah! Aku tau kau tau sesuatu." Ucap Xiu.
"Hamba tidak tau jelas nona. Apakah ini benar benar atau tidak. Tapi ada desas-desus, bahwa ada putra dari ratu sebelumnya."
"Lalu dimana dia?" Ning terdiam sejenak sebelum melanjutkan.
"Hamba kurang tau nona. Tapi dari desas-desus, dia berada di tempat yang tidak diketahui oleh siapapun. Selain, orang tertentu saja. Dan juga, dia tidak sempurna." Xiu semakin tertarik mendengar nya.
"Lanjutkan!" Titah Xiu.
"Hamba tidak tau lagi nona. Hanya itu yang hamba tau." Ujar Ning.
************
"Tuan.... Ini saatnya." Wajah itu berpaling menatap sosok kepercayaan nya.
"Sungguh? Secepat itu?"
"Iya tuan, raja telah tiada sebelum menaiki tahta."
"Bahkan, ibu suri histeris dibuat nya. Para menteri melakukan rapat darurat saat ini. Kemungkinan mencari sosok raja yang baru." jelasnya lebih lanjut.
"Lalu? Bagaimana hasil rapat nya?"
"Ada dua kubu yang terbentuk tuan. Ada yang menerima dan juga menolak nya.....".
"Lebih banyak menolak? Benar kan?" Kilatan mata itu berpapasan dengan diantara sinar mentari yang terbentang.
"Iya tuan ku. Tapi tampaknya mereka bisa menerima, jika penasehat berhasil membawa tuan ke istana."
"Hamba akan mempersiapkan keberangkatan tuan...."
"Jangan! Jangan dulu."
"Kenapa tuan? Bukankah lebih baik tuan berangkat sekarang?"
"Tidak, aku akan menunggu utusan atau penasehat istana sendiri yang kemari. Aku tidak mau datang tanpa undangan. Aku mau lihat seberapa besar penyambutan ku di istana, aku mau lihat, siapa yang akan menjadi orang-orang ku nantinya. Itu akan dimulai dari sekarang!"
"Baik tuan."
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🥰 🙏