Ini novel asli yang diadaptasi menjadi webseries yang berjudul sama, dibintangi oleh Dinda Kirana dan Ryukenli yang tayang di Genflix.
Boy Arbeto putra dari keturunan Arbeto yang cukup terkenal, memiliki wajah tampan, dan kaya raya. Hidupnya sangat sempurna dengan banyaknya wanita yang dimilikinya, membuat pria itu dijuluki sebagai sang Casanova sejati.
Tapi apa jadinya jika sang Casanova di jodohkan dengan seorang gadis lugu, berusia tujuh belas tahun yang baru lulus sekolah bernama Tita Anggara? Akankah pernikahan yang dilandasi oleh perjodohan itu akan berjalan mulus, ataukah sebaliknya?
Yuk kita ikuti kisah cinta manis penuh gelak tawa Boy Arbeto dan Tita Anggara 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
"Entah sampai kapan aku bisa bertahan dengannya." Boy menghela napasnya, berjalan menuju ruang makan sambil mengancingkan lengan kemejanya.
"Apa ini?" Mata Boy membelalak saat melihat meja makannya begitu berantakan dengan remahan roti di mana-mana, ia pun menatap kearah Tita yang tengah tertidur dengan kepala di atas meja makan. "Bisa-bisanya dia tertidur lelap seperti itu? Dan apa itu? Boy menatap air liur yang keluar dari bibir Tita. "Oh ya ampun." Boy yang merasa kesal dan geli menggebrak meja makan dengan keras.
Brak
"Gempa ada gempa bumi." Pekik Tita dengan wajah yang panik, dan langsung bersembunyi di bawah kolong meja makan.
"Tit cepat keluar!" Gertak Boy.
"Tidak mau Tita takut."
"Cepat keluar atau aku seret!" Boy yang sudah kesal menatap tajam kearah kolong meja makan.
Dan mau tidak mau Tita pun keluar dari tempat persembunyiannya.
"Kau itu aku tugaskan untuk membuat sarapan, bukannya untuk tidur!"
"Ish aku itu tidak tidur tapi ketiduran." Sahut Tita.
"Ck itu sama saja, sekarang mana sarapanku?" Boy menatap meja makannya yang berantakan, namun tidak ada satu makanan pun tersaji diatasnya.
"Sarapan?" Tita mengerutkan keningnya dan baru teringat akan sesuatu. "Itu-itu ...."
"Itu apa? Boy menatap curiga pada Tita.
"Anu .. anu nya." Tita meremas jari-jemarinya sambil menundukkan kepala.
"Anu nya apa?"
"Anu nya bolong, eh maksud Tita anu nya habis."
"Kau itu bicara yang benar aku tidak mengerti!" Boy sudah mulai kehabisan stok kesabarannya.
"Em .. tadinya aku membuat sandwich untukmu." Tita melirik keatas meja makan dengan gugup.
"Bagus, sekarang mana sandwich nya?"
"Habis ..." Jawab Tita dengan takut-takut.
"Habis? Bagaimana bisa?" Boy menautkan kedua alisnya.
"Tentu saja bisa karena sandwich nya Tita makan." Tita tersenyum kaku lalu berlari dari ruang makan.
"Tit .. Tit ...."
Boy mengejar Tita dan langsung menjitak kepalanya saat tertangkap. "Kau itu selalu membuat aku kesal, bisa-bisanya kau habiskan sarapan yang seharusnya untukku." Boy menjitak kepala Tita untuk kedua kalinya.
"Aku sangat lapar karena tadi malam tidak sempat makan malam." Gerutu Tita sambil mengusap kepalanya.
"Kau lapar? Memangnya kau pikir aku tidak lapar?"
Boy yang masih kesal kembali menjitak kepala Tita.
"B sakit tahu!" Tita semakin mengerucutkan bibirnya. "Lagi pula kau itu pelit sekali, kalau kau lapar kau tinggal pesan makanan saja! Begitu saja repot."
"Apa kau bilang?" Boy hendak menjitak kepala Tita lagi.
"Jangan menjitak kepala Tita! Kalau tidak—"
"Kalau tidak apa?" Boy menatap tajam pada Tita, lalu menjitak kepala istrinya dengan lebih keras.
"B ...."
Tita yang marah melompat ke arah Boy dan langsung menjambak rambut suaminya, Boy yang tidak mau kalah ikut menjambak rambut Tita. Dan terjadilah aksi saling menjambak rambut satu dan lainnya.
"Kalian sedang apa?"
Sebuah suara menginterupsi kegiatan mereka.
"Mo-mom ...."
Tita dan Boy langsung terdiam dengan tangan yang masih mencengkram rambut lawannya masing-masing, mereka begitu terkejut saat melihat kehadiran Mom Luna disaat mereka sedang bertengkar.
Beberapa saat kemudian.
Boy dan Tita saat ini duduk berhadapan dengan Mom Luna yang sedari tadi hanya diam dengan sorot mata yang tajam menatap pada mereka.
"Ah ..kalian ini masih pagi sudah sangat romantis sekali." Luna tersenyum sambil bertepuk tangan.
Membuat Boy dan Tita saling menatap dengan wajah yang bingung.