Nama ku, Muhammad Nathan Mahendra. Aku suka berulah pada kakak angkat ku. Namanya Loly Indah Permatasari. Dia cantik seperti namanya Indah Permatasari. Aku tergila-gila dengannya. Rasa gengsi yang membuat ku suka jahil dengannya. Karena tak ingin Loly mengetahui jika aku menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
"Lumayan." sahutku manggut-manggut.
Loly mengambil pisau bekas ku memotong apel di atas lemari kecil.
"Eehh, Jadi cowok jangan menilai cewek dari fisiknya doang. Cantik juga percuma kalo playgirl. Cantik juga percuma kalo doyan tebar pesona ke cowok-cowok. Cantik juga percuma kalo doyan ngibul, yadus doyan modus. Penampilan tuh banyak nipu!" Loly mengulang ucapan ku beberapa menit yang lalu dengan berapi-api. Tangannya sambil mengacung-acungkan pisau di depan wajah ku.
Bukannya takut tapi aku justru senang melihat Loly cemburu seperti ini. "Hahahaha..." Tawa ku pecah.
"Malah ketawa. Nathaaann iiihhh.. aku serius tau, Nat."
"Habisnya kamu lucu, sampe hafal ucapan ku tadi."
"Aku tauuu.. kamu pasti seneng dikenalin cewek cantik, yaa 'kaaan? Kami seneng dikenalin cewek seksi, yaa 'kaaaann? Elaaahh.. laki-laki semua sama aja! Udah lah, aku mau tidur." Loly menarik selimut, memunggungi ku. Kesel!
"Hei Loly." Tidak menyahut.
"Loly cantik." Masih tidak menyahut
"Neng Loly yang geulis pisan." Masih tidak menyahut sama sekali. Kesel banget nih kayaknya.
"Hmmm... Sayang ku." Tetap diam membisu. Susah juga bujuk cewek kalo lagi marah gini.
"Neng Loly Sayang." Kayaknya Loly beneran mogok ngomong. Sampe' segitunya cemburu. Padahal kan aku sama sekali tidak tertarik sama wanita itu.
Pelan-pelan ku menarik-narik selimutnya. Dengan cepat Loly menghempaskan tangan ku yang memegangi selimut.
"Loly, dengerin aku baik-baik. Dari dulu tuh, cinta aku cuma buat kamu, Loly. Kamu juga tau sendiri 'kan, tiap hari Valentine banyak paket cokelat dan bunga yang datang ke rumah. Apa aku terima itu semua? Enggak 'kan. Kamu yang makanin cokelat-cokelatnya. Bunda yang simpan bunga-bunganya. Cewek tadi gak seberapa cantiknya dan seksinya kalau dibandingin cewek temen-temen aku. Tapi selama ini gak pernah sedikitpun bikin aku berpaling dari kamu, Loly. Okey, sorry deh. Kalo bikin kamu sakit hati. Istirahat yang cukup yaa, biar cepet sembuh. Bentar lagi Ayah Bunda dateng, aku pulang dulu."
Aku perlahan jalan menuju arah pintu. Dalam hitungan tiga detik, Loly pasti bakal manggil nama ku. Satu, dua, ti..
"Nathan," tangan seketika berhenti menarik gagang pintu. Menoleh cepat. "Kenapa?"
"Temenin aku sampe Ayah Bunda datang." Tangan terlepas dari gagang pintu. Melangkah mendekatinya lalu duduk di bangku tadi. Apa aku bilang? Nggak meleset tebakan aku.
"Tadi kenapa ngebelakangin aku, kamu cemburu?" Bukannya menjawab, Loly malah manyunkan bibirnya. Kebiasaan banget suka manyun-manyun gitu. Kalo udah sah jadi istri, udah ku sekop tuh bibir sampe' satu jam.
"Enggak!"
"Enggak apa?" kedua tangan tertumpu di sisi ranjang. Menatapnya dalam hingga tembus ke jantung perasaan.
"Enggak salah."
"Enggak salah apa?" Goda ku. Suka lihat wajah Loly malu-malu kucing.
Loly menundukkan wajahnya.
"Enggak salah apa? Nggak dijawab, aku pulang nih!" Ancam ku agar Loly mau berbicara jujur.
"Nggak salah.. nggak salah kalau aku cemburu."
"Cemburu sama siapa?"
"Aaauuu... Aaaahhh... Sebel!" Loly menutup wajahnya dengan selimut. Aku sudah tidak bisa menahan tawa. Tawa ini pecah seketika.
"Assalamu’alaikum.."
Terdengar suara Bunda, seketika aku berhenti tertawa saat ada suara mengulum salam. Loly menurunkan selimut dari wajahnya, memastikan siapa yang datang.
"Wa'alaikumsalam.." Serempak kami menjawab salam. Ayah Bunda sudah datang. Loly mengulas senyum menyambut kedatangan Ayah Bunda.
Wanita pertama yang sangat aku sayangi melenggang masuk, menghampiri kursi yang ku duduki, tanpa disuruh aku langsung berdiri memberi ruang untuk Bunda duduk.
"Ngetawain apa kamu, Nat?" tanya Ayah.
Aduuuhhh.. jawab apa nih. Tangan menggaruk belakang kepala yang tak gatal. Bingung mau jawab apa?
"Hmmm.. a-anu, Yah.." ucap ku terbata-bata. Bunda menoleh, keningnya berkerut. Tampak sekali penasaran dari raut wajah cantiknya.
"Huuusshh.. bicara kamu anu-anu. Gak sopan!" Tegas Bunda menegur. Lantas pandangan wanita berkerudung biru muda beralih menatap Loly.
"Sayang, gimana keadaan kamu? udah baikan?" Tanya Bunda lembut, tangan wanita berusia lima puluh tahunan itu membelai kepala Loly yang berbalut hijab.
"Iyaa, Loly, gimana kondisi kamu? Masih sakit?" Tanya Ayah.
Loly menggelengkan kepalanya. "Alhamdulillah udah mendingan, Yah, Bund." Lopy menjawab dengan senyum mengembang. Bunda tersenyum ramah.
"Alhamdulillah.." ucap Ayah.
Bunda menoleh ke arah ku yang berdiri tanpa suara.
"Nathan," panggil Bunda dengan lembut.
"Iyaa, Bunda." Balas ku tak kalah lembut.
"Ayah sama Bunda udah di sini. Kamu mau nungguin apa?" tanya Bunda, tatapannya menelisik. Aku tersenyum cengengesan.
"Nungguin diusir, Bund."
Bunda menghela nafas. Ayah menggelengkan kepalanya. Senyum di bibir Ayah terbit.
"Sudah, pulang sana! Biar Ayah sama Bunda yang jagain Loly." Senyum yang sempat mengembang dari bibir ku seketika hilang. Rasanya nggak mau pulang. Pengen di sini, nemenin Loly.
Tatapan ku beralih mengarah pada Loly, kedua alis naik turun, sesekali melirik ke arah Bunda, memberinya kode. Agar aku tidak pulang. Tapi kok Loly kayak nggak paham dengan kode yang aku berikan.
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
Loly sdh mulai cemburu
jangan di gantung cerita nya thor
menyala Nathan
semangat untuk up date nya
semoga cepat up date nya
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
seru cerita nya
semangat untuk up date nya