NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Memiliki Mu

Biarkan Aku Memiliki Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Cinta setelah menikah / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: mommy jay

Dinda ayu pratista adalah seorang gadis cantik,yang harus menelan kekecewaan saat tahu jika dirinya sedang berbadan dua.
Hidupnya berubah setelah laki-laki yang menjadi temannya, tanpa sadar merenggut kesuciannya.
Saat mengetahui jika temannya itu akan menikah,dinda pun memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupannya sekarang.
Dia pun berharap dapat melupakan kejadian malam itu dan memulai hidup baru.
Kini dinda pun di karuniai seorang putra tampan yang memiliki wajah sama persis dengan teman laki-lakinya itu.
Sampai di suatu saat,takdir pun mempertemukan mereka kembali dengan keadaan yang sedikit berbeda.
Akankah dinda jujur pada temannya itu, jika sudah dia memiliki anak darinya?
Dan apakah dinda akan memberitahu putranya,jika temannya itu adalah ayah biologisnya?
Ikuti kisah selanjutnya sampai selesai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAMM 8

Gevano mendongakkan kepala, menatap dinda yang sedang menangis.

"Maafin Vano, mah...!"

Hati dinda semakin sakit, saat menatap Vano yang ikut menangis di pelukannya.

Malam itu pun menjadi hari dimana luka, yang selama ini dinda simpan kembali terbuka. hatinya kini bingung harus berbuat apa, sebab hari ke hari gevano semakin sering menanyakan keberadaan sosok papahnya.

Setelah gevano tertidur, dinda pergi ke teras kosannya. dia menatap langit malam, yang di hiasi banyaknya bintang.

"Raffael, apa kamu tahu sekarang anak kita sudah besar. Aku bingung harus bagaimana, raf...?" gumam dinda di dalam hatinya.

Dinda pun kembali menangis,seketika teringat pada teman sekaligus orang tua dari anaknya itu.

"Din, kamu kenapa?" Tiba-tiba saja inces datang, dan duduk sampingnya.

Dia dapat melihat dinda, yang sedang menangis. tangannya terulur, mengusap lembut pipi dinda yang basah, karena air mata yang mengalir.

"Kamu kenapa, lagi?" tanyanya dengan suara, ngondek nya.

Dinda menatap inces, namun tiba-tiba saja dia berhamburan memeluknya, dan menumpahkan kesedihannya.

"Vano, ingin bertemu dengan papahnya, ces... hiks.... " jawab dinda, di sela tangisnya.

Inces terdiam, kini dia mengerti kesedihan temannya itu. dia pun mengusap lembut punggung dinda, memberikan ketenangan.

"Memang sudah waktunya, Vano tahu sosok papahnya, din."

Dinda tidak menyahut, tetap menangis.

"Apa kamu tidak kasihan pada Vano, yang setiap hari menanyakan tentang papahnya."

Dinda pun melepaskan pelukannya, pada inces dan menatapnya. "Aku memang orang tua yang buruk bagi Vano, ces. Aku tak sanggup melihat Vano sedih, karena ingin bertemu dengan papahnya...."

Inces tersenyum. "Aku mengerti, din. Tapi kenapa kamu tidak pertemukan saja Vano dengan papahnya?" tanyanya lembut.

Dinda terdiam, teringat pada raffael yang kini sudah mempunyai keluarga sendiri.

"Itu tidak mungkin, ces."

Dinda mengernyitkan dahi. "Memangnya kenapa, din? Apa salahnya, Vano bertemu dengan papahnya?"

Dinda menghela nafas kasar. "Papahnya Vano sudah menikah, ces. Dan Aku tidak mau, membuat pernikahan dia hancur, karena kehadiran Vano yang tiba-tiba, ces." ujarnya terisak.

Inces pun ikut menghela nafas kasar, kehidupan temannya itu memang sangat rumit. "Kalau begitu, kamu tenangkan dulu hati, mu. Setelah itu, kita pikirkan jalan keluarnya bersama-sama."

Dinda pun mengangguk dan mulai tersenyum. "Terima kasih, inces. Kamu memang teman ku, yang paling baik." ucapnya tulus.

Inces pun ikut senang melihat dinda, yang kembali tersenyum. Meskipun tidak ada ikatan darah di antara mereka, namun inces sudah menganggap dinda seperti adiknya sendiri.

Malam semakin larut, dinda dan inces memutuskan untuk masuk ke kosan masing-masing.

Terlihat dinda berjalan menghampiri gevano, yang sudah tidur nyenyak. sebelum tidur dia pun mencium kening gevano, penuh kasih sayang.

"Maafkan mamah, sayang...." gumam, dinda pelan.

Keesokan harinya...

Seperti biasa dinda hari ini berangkat bekerja. sementara itu gevano, dinda titipkan pada inces yang kebetulan tidak masuk kerja hari ini.

"Mamah berangkat dulu ya, vano?" ucap dinda, mencium pipi gevano.

Gevano tersenyum, dan mencium kembali pipi dinda. "Hati-hati ya, mah. Vano, sayang mamah." balas gevano.

Dinda pun pamit, dan segera pergi dengan menggunakan motor maticnya.

Setelah kepergian dinda seperti biasa, gevano mengajak inces untuk bermain mobil-mobilan.

"Om inces, aku mau main sepeda boleh, ya?" Gevano yang merasa bosan pun, meminta izin untuk bermain yang lain.

Inces nampak berpikir. "Baiklah, tapi kamu janji harus hati-hati, ya? " jawabnya, tersenyum.

"Hole...ayo kita main sepeda!" seru gevano, senang.

Inces tersenyum tipis, melihat tingkah gevano yang sangat menggemaskan.

Mereka pun bermain sepeda, sambil berkeliling desa. gevano nampak senang, saat sedang bermain sepeda.

"Om tampan!" seru gevano, melambaikan tangan ke arah raffael, yang sedang jogging di depan kosan dinda.

Inces mengikuti arah pandang gevano, yang tertuju pada sosok laki-laki tampan tinggi dan berkharisma.

Namun yang membuat inces tidak percaya, saat melihat wajah laki-laki itu yang sangat persis seperti gevano.

Inces di buat melongo, saat raffael menghampiri mereka.

"Hai, Vano. Sedang apa kamu di sini?" Raffael berjongkok, menatap gevano yang tersenyum.

"Aku sedang belmain sepeda, om tampan." jawabnya, bahagia.

Raffael tersenyum, kini tatapannya beralih pada inces terdiam dengan mulut yang menganga.

"Kamu di sini dengan siapa? Dan dimana mamah mu?" tanya Raffael, kembali menatap gevano.

Gevano menatap Raffael lekat. "Mamah kelja, om. Dan Aku di sini belsama, om inces." Kini tatapan gevano beralih pada inces.

"Oh, kenalkan aku inces. Omnya vano." Inces yang baru tersadar pun, mendekat dan mengulurkan tangan.

Raffael menatap tangan inces dan kemudian berdiri. "Raffael." balasnya singkat.

"Sepertinya kamu bukan orang sini?" tanya inces, heran.

Raffael tersenyum tipis. "Aku memang bukan orang sini. Dan di sini aku ada pekerjaan, yang harus di selesaikan." jawabnya sopan.

"Eh, tapi wajah mu dengan Vano, kok bisa mirip, ya?"

Raffael pun terdiam, apa yang di katakan inces sebenarnya masih menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri.

"Mungkin kebetulan saja." jawab Raffael sekenanya.

Inces pun menganggukkan kepala, mungkin yang di katakan oleh Raffael memang benar.

"Raf, tunggu!" seru roy, yang berlari ke arah mereka.

Raffael memutar bola matanya malas, saat melihat temannya yang sejak tadi baru sampai.

"Kok...lo ninggalin, gue?" tanya roy, dengan nafas ngos-ngosan.

"Siapa suruh berhenti." jawab Raffael singkat.

Roy pun beralih pada gevano, yang melihat kepadanya. "Hai, kamu di sini juga. Kebetulan sekali, ya?" sahutnya tersenyum.

Gevano tersenyum imut. "Om loy juga, sedang apa di sini?"

"Om Roy sedang lari pagi, Vano. Dengan siapa kamu di sini?" Roy melirik pada inces, yang sedang memperhatikan mereka.

"Aku...di sini sama om inces." jawab gevano tersenyum.

Roy pun menghampiri inces, yang menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.

"Kenalin, gue Roy." Roy mengulurkan tangan.

"Aku inces."

Seketika tawa Roy pecah, saat mendengar cara bicara inces yang di buat seperti perempuan.

Inces mendelik, saat Roy menertawakannya. "Kenapa kamu tertawa?" tanya inces, dengan suara khas laki-lakinya.

Roy tiba-tiba terdiam seakan terkesima, saat mendengar suara inces yang sesungguhnya.

Raffael dan gevano sama-sama tersenyum, melihat tingkah inces dan Roy.

"Om tampan. Sekalang mau kemana?" tanya gevano, menatap Raffael.

Raffael tersenyum. "Setelah ini, om akan bekerja, vano." jawabnya lembut.

Gevano seketika mengerucutkan bibirnya, merasa tidak rela jika Raffael harus pergi dari sana.

"Kamu kenapa cemberut, begitu?" tanya Raffael, lagi.

"Aku mau main sama, om tampan."

Raffael terdiam, merasa kasihan pada gevano yang terlihat sedih. dia pun menatap gevano lekat. "Om janji, setelah pekerjaan selesai. Om akan main ke sini lagi. Bagaimana?"

Seketika gevano tersenyum lebar, dan mengangguk. "Janji ya, om tampan?"tanyanya memastikan.

Raffael tersenyum. " Janji."

Setelah itu Raffael dan Roy pun kembali, ke tempatnya menginap.

Sementara itu, inces dan gevano melanjutkan acara bermain sepedanya.

Inces pun menatap punggung raffael yang menjauh. "Apa jangan-jangan laki-laki itu, ayah kandung Vano?" gumam inces, yang masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

1
Larasati
lanjut coba kalau sehari up 2 bab pasti seneng banget 🥰
Arum Sekar
lanjut kakk
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
ceritanya bagus semoga Dinda mau ya Nerima untuk menikah sama Rafael 🥰🥰🥰

lanjut Thor 🥰
Larasati
ko blm update Thor
mommy jay: Sudah kakak cantik 🤗. tadi siang, author nya sudah update kok ... coba di lihat dulu kakak cantik... 🙏
total 1 replies
Larasati
lanjut Thor
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
di tunggu" blm update ya
mommy jay: Maaf kak, kemarin libur dulu🙏.
Hari ini update lagi, kok...! Di tunggu ya 🤗
total 1 replies
Larasati
semoga Vano selamat,si Aditya jngn sampai lolos Rafael
Larasati
makin seru lanjut lagi thor 🥰🥰🥰
Arum Sekar
lanjut kakk
Larasati
lanjut dong
mommy jay: Terima kasih atas supportnya pada cerita ku kakak 🙏 . Ikuti terus cerita mereka ya.🤗
total 1 replies
Arum Sekar
lanjut kakk
mommy jay: Terima kasih atas supportnya pada cerita ku kak 🙏. Ikuti terus cerita mereka, ya. 🤗
total 1 replies
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
lanjut dong
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
kapan ya Rafael tau kalau Vano anaknya JD penasaran, cepetan Dinda kasih tau pada Rafa atuh mkn penasaran
Arum Sekar
lanjut kak
Larasati
lanjut, pasti itu Rafa yg nolongin dinda
Larasati
😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!