Bagaimana jika seorang anak bungsu perempuan,yang seharus nya mendapat kasih sayang penuh dari sang ayah,malah sebalik nya?
Dia adalah gendis,anak yang tidak di ingin kan oleh sang ayah,dia selalu mendapat perlakuan tidak adil dari sang ayah!
Karena memiliki kulit hitam manis,sehingga ayah nya menolak kelahiran sang bungsu
.Namun semuanya berubah setelah seorang erlangga datang di kehidupan gendis Yuk kitaa simak ceritanya mumgkin akan banyak menguras emosi para pembaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08
di tempat laiin....gendis yang sedang bekerja di toko buku di kagetkan dengan kedatangan bude husna
"hai sayang,gimna hari ini banyak pengunjungnya?mumpung lagi sepi sini dulu,bude bawa makanan ,kita sarapan bareng"sapanya dengan senyuman yang begitu manis
"alhamdulillah bude lumayan banyak,ah tidak usah repot repot bude ,gendis jadi tidak enak"jawab nya dengan malu malu
"gausah malu kaya kesiapa aja,sini cepat kita makan dulu"ucap bude husnah dengan menggandeng tangan gendis,dan mendudukan nya di kursi sebelahm
setelah selesai makan gendis langsung membereskan semuanya,bude husna yang melihat kegesitan pegawainya itu tersenyum simpul
Bude husna,pemilik toko buku tempat bekerja gendis,dia adalah bude nya nuri,saat melihat gendis ,bude merasa cocok dengan gendis,dia sangat mengagumi kegesitan dan pekerja keras dari diri gendis,bahkan bude berencana ingin mendekatkan gendis dengan anak sulung nya itu.
"dis sini duduk dulu,bude mau bicara sesuatu sama kamu"sambil menepuk nepuk kusri kosong yang berada di sebelah nya.
"iya bude,ada apa sepertinya penting,sehingga bude sendiri yang datang menemui gendis langsung untuk bicara sesuatu"jawab nya dengan sangat tegang,dia sangat takut karena bude jarang sekali mampir ke toko milik nya itu
"bude rasa,akan memberhentikan kamu bekerja dari toko ini nak"
Bagai di sambar petir siang bolong,gendis begitu kaget mendengar nya
"loh kenapa bude?apa gendis membuat kesalahan?gendis mohon bude,gendis butuh pekerjaan ini"mohonnya dengan langsung merengkuh dan memegang tangan bude husna,tidak terasa air matanya mengalir begitu saja.
Bude husna,kaget dia kelabakan,sejujur nya dia hanya menjaili sedikit karyawan nya itu,namun di luar dugaan, gendis malah menangis sesenggukan di depan bos nya itu
"aduh aduh sayaang,maaf bude ya, maksud bude kamu pindah kerja,bukan di toko buku ini lagi,mau ya sayang,dan gajih nya juga lumayan lebih besar"ungkap nya dengan merasa bersalah
Gendis mengangkat kepalanya dan menatap manik mata milik bude husna,air mata yang sudah banjir dia hapus kembali
"maksud bude apa?terus kalau tidak di toko ini?"ucap nya menggantung.
Bude husna tersenyum,dan berbalik memegang kedua tangan karyawan kesayangannya itu.
"bude akan memindahkan mu ke cafe di jalan mawar,dia milik anak sulung ibu,dan ibu sudah memberitahukan kepada anak ibu,kamu besok langsung saja datang kesana,pukul 2 sayang"jelasnya masih dengan senyuman yang teduh
"tapi bude..toko ini bagai mana?"tanya nya,jujur saja dia sudah kadung nyaman bekerja di toko buku ini
"tidak usah di pikirkan,yang penting pikirkan diri kamu,kamu butuh uang lebih banyak untuk biaya kuliah kamu bukan?,gajih di cafe cukup menjamin dari pada di sini sayang"bujuk nya dengan lembut,bude husna berharap gendis mau menerima nya,dan lambat laun gendis akan kenal dengan anak sulung nya itu,,
Itulah sebenarnya alasan bude husna memindahkan gendis ke cafe milik putra sulung nya,bude husna memang sangat ingin memiliki menantu seperti gendis,di.mata bude juga gendis begitu spesial dengan memiliki kulit coklat eksotis dan manik mata yang indah,lesung pipi yang menambah kemanisan gendis membuat siapa saja menjadi terpesona,kecuali ayah dan amel kakak nya.
Akhirnya gendis mengangguk pasrah,betul juga kata bude pikirnya.
"baiklah sayang,kamu boleh pulang nanti jam 06.00 sore ya dan bersiap siap untuk besok ya sayang,bude juga mau pamit langsung pulang,bude sangat plong sudah mebicarakan ini kepadamu"ucap nya lalu bangkit dari duduk nya.
Gendis mendongak "benarkah bude?gendis boleh pulang lebih awal?"ucap nya dengan ikut berdiri.
setelah shalat magrib di toko,gendis siap siap bergegas untuk pulang,hatinya begitu riang ,senyum yang dari tadi terus mengembang membuat gendis sangat cantik.
Gendis turun dari angkutan umum dan berjalan ke arah halaman rumah nya,sebelum memencet bel gendis menarik nafas dengan kasar,seharus nya rumah yang menjadi tempat ternyaman ,tapi berbeda dengan gendis,
Tingnong...tingnoong..
Dengan sabar gendis menunggu di depan rumah yang masih tertutup rapat,beberapa menit akhirnya pintu terbuka
"eh sayang,kamu pulang lebih awal nak"sambutan begitu hangat dari sang ibu
"iya bu"ucap nya lembut dengan anggukan kecil
Bu suci mengandeng tangan anak bungsu nya itu,dan mereka masuk kerumah dengan bergandengan tangan.
Setibanya di dalam rumah...
"tuh anak nya yah,loohh tumben jam segini udah pulang?biasanya jam 10 malam baru pulang"tiba tiba saja amel menujuk ke arah adik nya itu sambil memicingkan matanya.
gendis memutar bola matanya malas,"ya ampun drama apalagi ini,bahkan aku baru datang"gumam nya dalam hati.
Bu suci kaget,"amel turunkan tangan mu,kenapa kamu tiba tiba bicara seperti itu kepada adik mu,"dengann sedikit melotot bu suci menegur amel
"ayaah"rengek amel langsung menatap sang ayah dengan tatapan mengadu
Baskoro langsung berdiri dari duduk nya,
"gendis,dari mana kemarin malam kakak mu bilang kamu pulang sangat larut malam?dan bersama laki laki?"suara yang begitu tegas dia lontarkan dengan tatapan mengintimidasi
Ya di saat malam erlangga mengantarkan gendis pulang,tidak sengaja amel mengintip dari arah jendela kamar nya,karena amel mendengar suara mobil yang terparkir di halaman rumah nya,tampa sepengetahuan mereka berdua,di karenakan cahaya yang gelap dan remang remang,amel tidak bisa melihat sosok laki laki yang mengantarkan adik nya itu,,dan kejadian itu langsung amel laporkan dengan sedikit ada bumbu di lebih lebih kan,amel sangat puas ketika melihat ayah nya memaki dan memarahi adik nya itu.
Gendis reflek melotot dia tidak menyangka ternyata amel melihat nya,dan tatapan nya langsung tertuju kepada amel,amel yang di tatap nyalang oleh adik nya hanya mengedipkan matanya lalu tersenyum menyeringai,gendis langsung membuat pandangannnya ke arah lain dengan sangat kesal.
"jawab gendis,kenapa kamu diam saja apa kamu bisu"bentak baskoro dengan suara yang menggelegar
Semuanya terperanjat kaget,termasuk bu suci dan amel,gendis reflek menatap sang ayah
"apa ayah setidak suka itu kepada gendis?kenapa ayah selalu meninggikan suara kepada gendis,berbeda jika berbicara kepada ka amel tidak pernah sekalipun aku mendengar ayah membentak nya"dengan terus menatap manik mata ayah nya gendis menjawab dengan suara yang sudah bergetar.
saat baskoro ingin mengeluarkan suaranya tiba tiba bu suci menyela
"cukup ayah,kenapa ayah suka sekali memarahi gendis,gendis baru saja pulang,bahkan dia belum duduk atau pun minum sama sekali,cukup ayah,dan kamu amel kenapa kamu suka sakali mengganggu ketenangan adik mu?kamu seorang kakak yang seharus nya membing bing adik mu,tapi kamu sama sekali tidak dewasa"dengan tatapan yang sulit di artikan bu suci berbcara,dia sudah lelah dengan peringai ayah dan anak sulung nya itu.
Amel yang mendapat teguran dari sang ibu ,dia merasa tidak terima,dia langsung melotot kepada adik nya itu dengan tatapan nyalang amel terus menatap adik nya itu,
"kenapa ibu menyalahkan ku?yang salah di sini tuh gendis,dia pulang larut malam,bersama laki laki pula,apa yang dia lakukan semalaman bersama pria?" dengan lantang amel bersuara
"pelankan suaramu itu ka amel!kamu boleh membentaku,tapi jangan dengan ibu ku"teriak nya kepada kakak nya itu dia sesungguh nya sudah lelah ingin ber istirahat namun lagi lagi kakak nya selalu mengacaukan ketenangan adik nya itu
"Gendis"suara ayah tiba tiba menyela dengan sedikit di naikan ,dia tidak terima anak kesayangan nya di bentak.
"cukup ayah"sela gendis memotong ucapan baskoro,gendis berjalan kearah ayah nya itu,dengan tatapan sulit di artikan
"ayah bertanya?dengan siapa aku pulang?aku bukan perempuan murahan yang kak amel kira,malam kemarin aku bahkan sudah bilang kepada ibu,aku akan lembur,dan saat gendis ingin pulang gendis bertemu teman ayah,dia memaksa mengantarkan gendis pulang,mau tidak mau gendis ikut dengan nya"jelasnya yang tatapan nya kini surah turum ke bawah bersama luruh nya air mata,
"teman ayah siapa?apakah kamu pulang bersama pria asing seumuran ayah oh astaga ayah lihat.lah gendis"sela amel dengan menutup mulut nya,dia sengaja mengompori ,sehingga suasana malam itu semakin panas
"diam amel,biarkan adik mu menjelaskan nya"potong bu suci dengan melotot
"apa benar itu gendis"ucap baskoro dengan tatapan kebenciannya,mendengar kata kata anak sulung nya,membuat.kemarahan baskoro memuncak.
Gendis menarik nafas lalu membuang nya secara perlahan,dia menetral kan degup jantung nya dan.emosinya,dia ingin sekali.marah meledakan emossi,namun itu semua hanya buang buang tenaga.
"aku pulang dengan teman ayah,yang waktu itu meneduh di rumah,pak erlangga namanya"dengan suara yang sudah mulai stabil gendis menjawab
Tentu saja penjelasan yang satu ini membuat baskoro dan amel melotot tidak percaya,terkejut luar biasa mereka tunjukan,apalagi amel dengan degup jantung yang berdetak begitu cepat,dia snagat kaget mungkin kalau memiliki sakit jantung ,dia akan mati lansung di sana saking kaget nya
Berbeda dengan bu suci dia sangat bingung,melihat mimik wajah anak sulung dan ayah nya.
"bohoong itu,pasti bohong kan,mana mungkin erlangga yang begitu tampan nya,mau mau nya mengantarkan mu pulang,dan kalian bertemu dimna?pasti bohong itu ayah,perempuan kucel seperti kamu mana mau erlangga sama kamu"teriaknya dengan sangat prustasi dia benar benar kaget,menurut nya amel kalah selangkah dengan gendis,,harus nya dia yang di antarkan erlangga bukan gendis,amel benar benar di buat bingung bagai mana bisa mereka bertemu,dan kenapa bisa erlangga mau mengantarkan gendis pikir nya.
"terserah..kalian mau percaya atu tidak,aku sudah jujur"ucap nya tidak peduli
Gendis sejujur nya bingung kenapa amel begitu prustasi saat tau dirinya di antar oleh laki laki itu
gendis hanya bisa mengangkat bahu nya tidak perduli
"sudahlah aku lelah,bu gendis ke kamar dulu ya bu,maafkan atas kekacauan ini"ucap gendis yang langsung menatap nanar kearah ibu nya
Bu suci mendekat ke arah gendis dan mengandeng tangannya ,dan mereka sama sama berjalan kearah tangga dimna di atas ada kamar gendis dan kamar bu suci bersebelahan.
tersisa lah di ruang depan tinggal baskoro dan amel,mereka kini sedang sibuk dengan pikiran masing masing.
Baskoro pun tak kalah shok,kenapa bisa gendis kenal dengan bos nya itu.