Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21.
Perlahan Alfred mengangkat wajahnya, setelah ia mengecup bibir Aleena, yang terasa begitu lembut.
Matanya nanar menatap bibir Aleena. Ia merasa seperti mencium sesuatu, seperti cream yang lembut, atau semacam sesuatu yang lembut, membuat ia ingin mencium lagi bibir Aleena.
Tapi, ia kemudian melepaskan jemarinya dari dagu Aleena, ia harus bersabar, masih banyak waktu bagi mereka.
"Mandilah, kamu pasti sangat lelah, aku ingin mengurus sesuatu" Alfred mengelus sebentar pipi Aleena.
Kemudian ia pun meninggalkan Aleena, dan menutup pintu kamar mandi dengan pelan.
Aleena diam berdiri di tempatnya, masih terbengong tidak percaya, akhirnya ia mendapat ciuman dari seseorang yang mencintainya.
Perlahan ia menyentuh bibirnya, yang masih terasa panas dari ciuman Alfred.
Pipinya terasa panas, memikirkan bibir Alfred mengecup bibirnya. Karena ini ciuman pertamanya, ia jadi seperti orang linglung.
Seperti kembali lagi ke masa, ia duduk di bangku sekolah. Merona sendiri membayangkan ciuman yang baru ia rasakan.
Aleena mengedipkan matanya, ia harus segera mandi, hari semakin malam.
Selesai mandi, ia tidak menemukan Alfred di dalam kamar, tapi ia melihat satu stel baju tidur wanita, di atas tempat tidur.
Ia tidak menyangka, Alfred begitu perhatian padanya. Baju tidur saja di sediakan Alfred untuknya.
"Terimakasih" gumam Aleena, lalu meraih baju tidur tersebut.
Setelah ia memakai baju itu, ternyata sangat sesuai dengan ukuran tubuhnya.
Aleena tersenyum ceria, Alfred juga mengetahui ukuran bajunya.
Di sisi lain, Mansion Anderson.
Ibu Alan, Novita, mendorong wadah sayur, yang ada di depannya dengan kesal.
Lalu kemudian wadah lauk, hingga nyaris tumpah. Ia sampai tersedak saat mencicipi sayur dan lauk tersebut.
"Apa kamu tidak pernah memasak? ini tidak enak sama sekali!!" sahut Novita nyaris berteriak, karena begitu kesal.
Saat tadi tersedak, ia memuntahkan sayur yang ia makan. Rasa masakan Amber, benar-benar tidak layak untuk di makan.
Brak!!
Novita membanting sendoknya dengan kencang ke atas meja, "Bagaimana kamu jadi menantu, masak saja kamu tidak pandai!!"
Tubuh Amber gemetar saking tersinggungnya, mendengar amarah Ibu Alan, yang begitu ketus.
"Sudahlah, Ma! di makan saja, Amber sudah berusaha untuk memasak kita harus hargai usahanya!" Alan mencoba meredakan emosi Ibunya.
"Kamu rasain saja, makanlah! enak apa tidak!!" ujar Novita kencang, jadi semakin kesal karena Alan membela Amber.
Alan meraih sendoknya, lalu menyendok sayur hasil masakan Amber.
"Huek!!" baru saja lidah Alan menyentuh sayur dalam sendoknya, reflek ia langsung memuntahkan sayur tersebut.
"Bagaimana? enak? kenapa kamu muntahkan kalau enak?!" Novita mengejek Alan.
"Amber! apa kamu tidak icip terlebih dahulu, saat memasak sayurnya?" tanya Alan, mulai ikut kesal, karena mencicipi masakan Amber, yang sangat buruk.
"A.. aku... " Amber tidak dapat berkata-kata, mendengar pertanyaan kesal Alan.
"Coba kamu cicipi masakan yang kamu buat!" Alan menyendok sayur, lalu menyodorkannya kepada Amber.
Dengan sedikit ragu, Amber membuka mulutnya.
"Huek!!" ia pun spontan memuntahkan sayur tersebut, begitu menyentuh lidahnya.
"Kenapa kamu muntahkan? sepertinya kamu sengaja memasukkan garam begitu banyak, ya??" sahut adik Alan, Rina, dengan nada ketus juga, "Kamu baru dua hari tinggal di rumah kami, sudah kurang ajar sikapmu, tidak seperti Aleena, dia sangat pandai memasak!!" Rina tanpa sadar membandingkan Amber dengan Aleena.
Amber mengepalkan tangannya, "Aku sudah mencicipinya tadi, rasanya sudah pas, pasti ada yang iri padaku, dan memasukkan garam ke dalam masakanku!"
"Kamu jangan menuduh sembarangan, sebelum kamu tinggal di Mansion Anderson, tidak ada satu pun yang membencimu, bagaimana bisa kamu katakan, ada yang iri padamu?!" suara ketus Novita semakin meningkat.
"Iya, benar! kamu kan, yang selalu membenci Aleena, sewaktu dia masih menantu keluarga Anderson, sekarang dia sudah di ceraikan Alan, siapa lagi memangnya, yang menjadi sainganmu di sini?!" raut wajah datar Rina, memandang Amber dengan tatapan dingin.
Amber semakin mengepalkan tangannya dengan erat, ia jadi seperti pengganti Aleena, menjadi subjek amarah keluarga Alan.
Dengan kesal, ia berdiri, lalu mendorong kursinya dengan kasar kebelakang, kemudian dengan langkah cepat, ia meninggalkan ruang makan.
"Amber! mau kemana kamu? bereskan meja ini!!" teriak Novita.
Amber tidak memperdulikan teriakan Ibu Alan, dengan cepat ia melangkah menaiki tangga, menuju kamarnya.
Bersambung.....
setiap org pasti ingin maju, ingin sukses entah itu dg cara apapun. ya kali udah ggk ketemu bertahun2 masa nggak ada perubahan,,..
lanjutkan Thor
glirn kna bgem mntah,bru pd mnta maaf....tuan rmhnya pd kmna emng,ada tmu agung ko ga d smbut...akhrnya jd rbut kn????