Gadis suci harus ternoda karena suatu keadaan yang membuat dia rela melakukan hal tersebut. Dia butuh dukungan dan perhatian orang sekitarnya sehingga melakukan hal diluar batas.
Penasaran dengan ceritanya, simak dan baca novel Hani_Hany, dukung terus yaa jangan lupa like! ♡♡♡♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
"Kakak deg-deg gak?" tanya Dina sambil melihat sang kakak dirias.
"Banget dik." jawab Diana singkat. Diana selalu merapalkan doa semoga ini keputusan yang tepat, yang telah dia ambil dalam hidupnya.
Diana pernah memiliki keinginan untuk tidak menikah, ternyata orang tuanya berharap Diana segera menikah dan berumah tangga. Doa orang tua Diana yang diijabah Allah.
Usai di rias, Diana keluar bersama sang adik disebelah kirinya. Dan sebelah kanan ada ibu Marya calon mertuanya. Ibu Marya orang tua yang sabar dan penyayang, tetapi akan tegas ketika keinginannya dibantah.
"Bagaimana saudara Agus, sudah siap?" tanya penghulu. Agus hanya mengangguk saja.
"Bagaimana pak Sidiq apa bapak yang akan menikah kan anak bapak?" tanya penghulu.
"Silahkan bapak saja." jawab pak Sidiq tegas, kemudian dilakukan penyerahan wali nikah.
"Untung belum akad." gumam Hana masuk ke dalam rumah Diana. Untuk pertama kalinya Hana datang ke rumah Diana. Hana datang bersama Hasyim, Halim, Ni'mah dan Zainal.
"Bener banget." sahut Ni'mah antusias. "Bee, coba video nanti akadnya kirim ke Zain." usul Ni'mah yang memiliki ide jahil.
"Kamu tega Bee sama adik aku?" tanya Inal pura-pura sedih tetapi tetap melakukan sarang sang isteri.
Acara akad nikah dimulai, semua tenang mendengarkan dengan baik.
"Saya terima nikah dan kawinnya Diana Lestari Binti Sidiq Ibrahim dengan mahar tersebut tunai karena Allah." ucap Agus lancar.
"SAH." kata tersebut menggema diruangan yang sederhana, di rumah orang tua Diana. Usai akad nikah, dilakukan tanda tangan buku nikah, befoto, tukar cincin dan sungkem.
"Selamat Diana, akhirnya sold out juga." ucap Ni'mah ceplas ceplos, ketularan Diana yang heboh saat kuliah.
"Ssstt jangan berisik." ucap Diana berbisik pada Ni'mah sambil tersenyum bahagia.
"Selamat ya, samawa aunty." ucap Hana menirukan suara Halim kecil.
"Hai kemenakan aunty yang handsome banget." ucap Diana gemas pada Halim yang berada pada gendongan Hasyim. Usai mengucapkan selamat mereka berfoto bertujuh.
"Storyku. Akhirnya Sold out semua Trio Karakter. Hehehe." ucap Ni'mah sebelum turun. Tangan Inal langsung menarik tangan isterinya supaya segera turun dari panggung.
"Kamu heboh banget Bee?" tanya Inal ketika mereka duduk ditempat makan saat dipesta.
"Biasa kalau ketemu sama Hana dan Diana gitu! Aku rindu kebersamaan kami dulu Bee." ucap Nu'mah jujur.
"Makan lah." ucap Inal mengalihkan pembicaraan.
Usai acara, Diana masuk ke dalam kamar.
"Hai. Selamat ya, akhirnya kita sudah nikah." ucap Agus memulai percakapan.
"Hhhmmm." jawab Diana dengan deheman. "Aku mau istirahat duluan ya!" ucap Diana kemudian naik diatas kasur.
"Kok langsung tidur Diana, kita ngobrol dulu yuk." ucap Agus memecah kecanggungan.
"Mau ngobrol apa?" tanya Diana sambil mengambil selimutnya untuk menutupi tubuh bagian bawahnya meski masih menggunakan celana tidur panjang dan juga hijabnya.
"Kamu tidur pakai hijab?" tanya Agus sambil duduk disisi ranjang.
"Gak sih. Nanti saja aku buka kalau sudah dikasih mati lampunya. Gak apa-apa kan?" tanya Diana lirih.
"Oh ya sudah." terdengar helaan nafas kecewa dari ucapa Agus.
"Huft, apa Agus mau minta haknya ya?" tanyanya dalam hati. "Belum siap aku." imbuhnya.
"Tidur lah jika sudah mengantuk." setelah sepuluh menit berdiam-diaman akhirnya Agus berucap. "Mungkin dia belum siap." batinnya sambil merebahkan badan dikasur samping kanan Diana.
"Gak apa kan aku tidur disini?" tanya Agus hati-hati.
"Gak kok." ucap Diana lirih sambil membalikkan badan membelakangi Agus.
"Kok begitu tidurnya? Suaminya disini loh?" tanya Agus mengajak Diana bercanda.
"Maaf." ucap Diana membalikkan badan lagi. Ketika menghadap ke Agus ternyata wajah mereka sangat dekat hanya beberapa centi saja.
"Kamu cantik." ucap Agus lirih sambil menatap manik mata Diana.
"Kok bisa." ucap Diana gak percaya.
"Tentu kamu cantik, kamu isteriku." ucap Agus serius. Mata mereka saling menatap lekat hingga Agus khilaf maju dan terus maju menyentuh bibir Diana.
Lama mereka bergelut dengan bibir saling membelit dan menukar saliva akhirnya Diana sadar jika dia terbawa suasana.
"Maaf." ucap Diana tidak enak hati karena dia menyambut kehangatan yang Agus berikan.
"Kenapa? kamu gak suka?" tanya Agus heran, kenapa harus minta maaf?
"Bukan begitu." jawab Diana terbata.
"Ayo lanjutkan, boleh?" tanya Agus lagi, dibawah sudah terlanjur tegang siap menerkam. Diana menatap Agus lama, tiba-tiba Diana menyerang terlebih dahulu.
"Sungguh aku rindu." batin Diana, entah siapa yang dia rindukan, apakah sentuhan lelaki? Belaian, atau hal lain? Hanya Diana dan Tuhan yang tahu.
"Kamu hebat sayang." puji Agus ketika ciuman terlepas, mereka mencari oksigen sebanyak²nya untuk dihirup.
"Ayo kita mulai." ajak Diana, sudah terlanjur basah, tidak mungkin akan dihentikan apalagi mereka sudah sah. Akhirnya Agus mendekatkan kembali bibir mereka, hingga terjadinya penyatuan kedua anak manusia yang telah halal.
Pagi hari, Diana bangun duluan. Malu! Itu yang dia pikirkan, meski sudah menikah tapi dia malu karena telah meminta duluan. Padahal jika isteri meminta duluan maka ganjarannya adalah pahala.