NovelToon NovelToon
I Love You, Pembantu Cantikku

I Love You, Pembantu Cantikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Nikahmuda / Keluarga / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: MomoCancer

Anna seorang gadis desa yang memiliki paras cantik. Demi membayar hutang orang tuanya Anna pergi bekerja menjadi asisten rumah tangga di satu keluarga besar.

Namun ia merasa uang yang ia kumpulkan masih belum cukup, akan tetapi waktu yang sudah ditentukan sudah jatuh tempo hingga ia menyerah dan memutuskan untuk menerima pinangan dari sang rentenir.

Dikarenakan ulah juragan rentenir itu, ia sendiri pun gagal untuk menikahi Anna.

"Aku terima nikah dan kawinnya...." terucap janji suci dari Damar yang akhirnya menikahi Anna.

Damar dan Anna pada hari itu di sah kan sebagai suami dan istri, Namun pada suatu hari hal yang tidak di inginkan pun terjadi.

Apa yang terjadi kelanjutan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Ada saatnya kita kembali kepada tujuan awal, dimana semua nya belum banyak yang terjadi. Satu keputusan yang harus diambil, satu keputusan yang akan banyak mengubah kehidupan. Ada masa ikhlas memang diharuskan, demi seseorang.

Anna termenung ditepi kolam renang, siang pun menjelang, gadis itu terus disana seusai pekerjaan nya sudah selesai. Mbok Yun menatap sendu ada sesuatu yang sedikit perih didada, melihat Anna yang larut dalam pikirannya sendiri dengan tatapan penuh arti.

"Cah ayu, kenapa toh? Ko dari tadi mbok liat, melamun... Terus, cerita sama mbok ada masalah apa?" Tanya si mbok menghampiri Anna duduk di tepi kolam.

Lamunannya buyar seketika. Anna segera menoleh kearah sumber suara yang ia dengar. Ada si mbok disamping nya.

"Mbok, tidak ada apa-apa, udaranya enak aja disini bikin betah."beralasan.

"Wajahmu Ndak bisa bohongi mbok, cah ayu. Ada apa, nduk?"

Anna tersenyum tipis, seketika senyum itu berubah menjadi kesedihan. Matanya mulai menghangat dan menitikkan airmata.

"Jangan nangis, nduk. Cerita sama si mbok, kamu ada yang ganggu? Atau si nden ngomong sesuatu lagi, sama kamu??"

Anna menggeleng, Anna berhamburan memeluk erat mbok Yun disamping nya, dadanya desak, matanya semakin menghangat tidak terkendali. Entah hari ini suasana hatinya begitu mendung, ada sesuatu yang ingin disampaikan namun tidak bisa terucap.

"Mbok, Anna..."

"Bicara, nduk. Tenang lah si mbok disini.."

"Anna bakal pulang kampung mbok, "ucap Anna melepaskan pelukannya.

"Kapan? Kenapa kamu sedih, harusnya senang bukan? Nanti kamu bisa melepaskan kerinduan kamu, sama bapak juga ibu," mengusap pelan pipi Anna, yang basah.

"Anna gak akan kesini lagi, mbok."

Si mbok terdiam sejenak. Wanita paruh baya itu mengernyitkan dahinya. "Kenapa? Alasannya apa toh, nduk? Jadi nanti mbok gak bisa ketemu lagi sama kamu, nduk."

Anna mengangguk pelan.

"Iya, mbok. Anna gak akan kesini lagi, tujuan Anna datang kesini cuma satu, cari uang buat byar utang bapak dan ibu dikampung, tapi rasanya gak mungkin, mbok. Rentenir itu cuma kasih waktu 3 bulan sama Anna, dan Anna sampai sekarang belum bisa. Kasian ibu sama bapak, mereka hampir tiap hari didatengin sama rentenir itu, sampai-sampai sekarang bapak sakit-sakitan. Anna baru dikasih kabar sama pakde Kasim pagi ini, ..."

Anna menghela nafas panjang dadanya semakin sesak, jika teringat jaminannya untuk membayar hutang piutang itu adalah dirinya sendiri.

"... Anna harus menikah sama rentenir itu," ucap Anna berat hati.

"Apa! Nduk? Menikah?!"

Mengangguk, ia kembali sesegukan. Berat sekali menerima kenyataan jika takdir nya tetap membawa dirinya pada garis yang sama.

Kini keputusan yang diberikan rentenir itu, sudah tidak bisa ditawar lagi.

"Mbok, Anna gak mau .. tapi, Anna kasian kalo liat bapak sama ibu menderita." Terisak-isak.

"Jangan nduk, lebih baik kamu tetap disini, jangan mau dinikahi laki-laki semacam itu, nduk. Kasihanilah diri kamu sendiri, kamu bisa cari rumah sewa disini buat tempat tinggal kamu sama orang tua kamu, jangan menyerahkan diri kamu,"

"Anna bingung, mbok. Anna gak tahu harus gimana, pagi ini dia menghubungi Anna, dia mau Anna pulang besok, kalo tidak bapak sama ibu ..."terhenti.

"Nurut apa kata si mbok, nduk. Percaya bapak sama ibu tidak akan di apa-apa kan sama orang itu, kita minta bantuan aja sama pak Suryo pasti dia akan bantu,"

"Jangan mbok, beliau kan lagi sakit Anna gak mau sampai nambah-nambahin pikiran nya, kasihan." Tolak Anna.

"Lalu, sama mas Damar atau mas Angga kan bisa, nduk."

Anna terdiam sejenak.

"Tidak usah, mbok. Anna gak mau merepotkan mereka, makasih ya mbok udah mau jadi teman Anna disini, " tersenyum tipis, namun air mata itu masih mengalir tidak mu berhenti.

"Ya Allah, nduk. Nasibmu malang sekali, yang sabar cah ayu," peluk erat mbok Yun ikut serta merasakan kesedihan yang mendalam.

..........

.........

"Kamu harus lamar dia, sekarang. Aku gak mau kalo pernikahan aku sama dia gagal,"

"Aku memang suka sama dia, tapi apa dia suka sama aku, belum tentu juga kan?" Ucap Willy.

"Ya.. rayu ke, atau apa biar dia mau, Pokonya aku gak mau hubungan aku makin rusak, aku liat-liat cewek itu Deket banget sama Damar, kamu harus bertindak dong kalo suka sama dia. Jangan lembek terus, sekali-kali jadi gentle man, jangan terlalu baik, om-ku yang ganteng. Kamu mau jadi jomblo akut?" Gerutu Bella,

Willy hanya diam menyimak dengan baik, ia belum punya nyali untuk bertindak lebih jauh, apalagi harus melamar, mengenal nya saja baru dua kali bertemu. Bahkan Willy sedikit pun belum terlintas untuk mempersunting gadis bernama Anna itu, ia merasa perkenalan mereka masih terlalu singkat, bahkan ia belum mengenalnya lebih jauh, begitupun sebaliknya.

"Aku tahu ko, selama ini belum pernah ada gadis yang bisa menarik perhatianku tapi, setelah malam itu aku merasa tertarik dengan sosok Anna, dia sederhana dia memiliki pribadi yang istimewa didalam dirinya. Aku masih ingin mengenal nya lebih jauh, aku gak mau terburu-buru, Bella." Ucap Willy dengan santainya, seraya menyeruput secangkir kopi.

"Haduhh ... Om-ku, Willy. Kamu tuh gak jelek-jelek amat, kamu ganteng, perfect, mapan, pemilik perusahaan tambang terbesar. Apalagi dia gak mungkin nolak kamu, ayolah... "

"Aku tetap dengan pendirianku, Bella. Aku tidak mau terburu-buru, belum tentu juga dia punya perasaan yang sama denganku. Lagian itu urusan mu untuk mendapatkan Damar kembali, dengan usaha mu sendiri, kamu sendiri yang merusak kepercayaan nya, kan. Hubungan kalian hancur, karena kamu sendiri. Jangan libatkan aku juga Anna," ucap Willy, ia beranjak dari tempat itu dan pergi membawa mobilnya dari sana. Bella tercengang melihat perginya Willy, dia sudah benar-benar mengecewakan nya.

Dia berharap Willy mau berkerja sama untuk mendapatkan tambatan hatinya, dengan begitu secara tidak langsung dia akan menjauhkan Anna dari Damar.

Hubungan antara Damar dan Anna, tidak bisa dibilang biasa saja. Namun diantara mereka terlihat ada sesuatu yang sedang disembunyikan, Bella terus berasumsi sendiri bahwa mereka memiliki hubungan spesial.

.........

Beberapa hari berlalu Anna pamit untuk pulang, kabar yang tidak mengenakkan datang dari pak Kasim yang memberitahukan padanya, jika hari ini ayahnya tengah berada dirumah sakit, dikarenakan kondisinya semakin buruk.

Anna segera pamit, pada pak Suryo yang baru saja kembali dari rumah sakit. Sedangkan Angga dan Damar sudah pergi pagi-pagi sekali ke kantor.

"Anna, sayang. Maafin papa ya, gak bisa antar kamu semoga bapak dan ibu kamu sehat dan baik-baik aja. Setelah papa pulih total, papa sendiri yang akan jemput kamu." Ucap pak Suryo.

Anna menatap sendu wajah pria setengah baya, yang masih duduk di kursi rodanya. "Tidak usah, pak. Anna gak mau merepotkan lebih banyak lagi, terimakasih juga buat kebaikan bapak, dan mas Angga juga mas Damar. Maaf, Anna belum bisa membalas nya,"lirih Anna. Matanya sudah mengembun, ada sesuatu yang tidak bisa ditahan untuk jatuh.

"Jangan bicara begitu, keluarga ini sekarang sudah seperti keluarga kamu sendiri, anggap lah aku seperti bapakmu juga, ya?" Ucap pak Suryo.

Anna memeluk erat pria bertubuh gempal itu. Air matanya jatuh begitu saja, ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis haru. Setiap perkataan pak Suryo, terasa begitu dalam menyentuh hati nya.

"Terimakasih, pah. Anna pamit, Anna titip salam buat mas Angga dan mas Damar, tolong sampaikan Anna akan sangat merindukan mereka."bibirnya melengkung indah, senyuman yang manis dan tulus. Yang akan selalu dirindukan oleh keluarga Suryo, belum tentu bisa ia lihat lagi.

"Mbok, Anna pamit ya?"

"Si mbok, akan kangen banget sama kamu, cah Ayu." Derai airmata dari wanita paruh baya, yang sudah sangat dianggap sebagai ibunya sendiri.

"Mbok gak usah khawatir, sekarang kan ada hp. Mobok bisa menghubungi Anna kapan pun mbok mau." Ucap Anna mengusap air mata di pipinya.

Si mbok mengangguk.

Anna pergi dengan langkah gontai, kakinya terasa begitu berat untuk meninggalkan rumah besar ini, beserta orang-orang nya yang sudah sangat baik, kepadanya. Kilas bayangan bak film berputar dibenaknya, berawal dia datang sampai detik ini, bayangan itu menghiasi pikiran nya.

"Mas Damar, mas Angga. Anna pamit ya, maaf Anna belum sempat pamit secara langsung, semoga kalian baik-baik aja, ya." Dalam hatinya.

Mobil taksi yang Anna tumpangi, pergi meninggalkan halaman kediaman Suryo. Anna pergi dengan berat hati, airmata nya turun tidak mau berhenti. Ada hati yang dia tinggalkan disana.

"Aku akan merindukan kamu, mas ...."

....

1
Ai Karwati
😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!