Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Tujuh
Marley terbangun dari tidur nya kala merasakan terik matahari menyilau di wajah nya, dengan kepala yang sedikit pusing ia terbangun. Marley melihat sekeliling, ternyata ia sedang berada di kamar nya.
Marley lebih terkejut lagi kala melihat keadaan nya sekarang, hanya memakai celana pendek dan kemeja putih polos yang mana kancing nya sudah terbuka separuh.
Dengan gerakan seketika ia langsung bangkit, Marley membuang asal selimut tebal itu. Ia menghela napas lega kala melihat tidak ada bercak darah di atas ranjang, setidaknya ia tidak memaksa Bintang tadi malam
“Syukurlah, aku kira.. Aku telah memaksa gadis kecil itu tadi malam. Aku tidak mau, merasakan perawan nya disaat sedang mabuk.” Ucap nya, Marley duduk di pinggiran ranjang sembari memijat kedua alis nya.
Kepalanya sangat sakit, karna kebanyakan minum alkohol tadi malam. Marley memerhatikan sekeliling kamar, ia mencari keberadaan Bintang.
Pintu kamar terbuka, Bintang masuk dengan memakai kemeja putih polos milik Marley yang sangat kebesaran untuk nya.
Kulit putih nya benar-benar membuat Bintang kelihatan lembut dimata Marley, ia sampai terpaku sebentar kala Bintang datang padanya dengan membawa nampan.
“Kok pake baju aku?” Tanya Marley, ia meraih tangan Bintang agar duduk disamping nya.
“Soal nya baju yang dibeli sama tuan Alga, kebesaran sama aku.”
“Kenapa baru bilang? Nanti aku temani beli yang baru lagi.” Ucap Marley, ia mengusap lembut rambut Bintang. Perlakuan seperti ini membuat Bintang sedikit terpukau, karna ia tidak pernah diperlakukan secara lembut sekalipun itu dengan ayah nya.
Bintang menunduk malu, ia tidak ingin terus seperti ini. Bintang berusaha untuk bersikap biasa saja, karna ia harus ingat jika Marley adalah seorang cassanova.
“Aku buatkan sup untuk mu, agar Tuan merasa lebih baik.”ucap Bintang, ia memberikan semangkuk sup itu kepada Marley.
Marley tidak pernah memakan sup, karna ia tidak suka sayur mayur. Dan Marley selalu menghindari makanan seperti itu, ia tidak suka.
“Aku tidak mau”
“Kenapa? Enak loh ini”
“Aku tidak suka kentang dan wortel” Jelas nya, Marley mengambil segelas air minum di nampan dan menenggak nya habis.
Bintang menunduk sedih, ia sudah susah payah membuat nya. Melihat ekspresi seperti itu dari Bintang, membuat Marley tak tega.
“Ah baiklah, biar aku makan.” Ucap nya, Bintang tersenyum senang.
Marley mengambil mangkuk sup itu dari tangan Bintang, ia memakan nya secara perlahan. Ternyata rasa kentang dan wortel tidak seburuk itu, ia sangat suka.
“Enak..”
“Tuan mengatakan tak suka sebelum mencoba nya, itu tidak boleh.” Kata Bintang, ia menasehati Marley.
Marley memakan sampai habis, bahkan tidak menyisakan sedikitpun kuah nya. Ia menyerahkan mangkuk kosong itu kepada Bintang, ia tersenyum manis.
“Masakkan istri ku enak banget” Puji nya, pipi Bintang langsung bersemu merah.
Ayolah, Bintang tidak pernah berinteraksi dengan pria lain. Dan tidak pernah pacaran, ia mudah sekali tersipu dengan rayuan dari pria. Bintang tersenyum tipis, ia berusaha menyembunyikan wajah nya yang merona merah.
Marley mengambil nampan di tangan Bintang, ia meletakkan nya dimeja. Lalu Marley membawa Bintang menuju pangkuannya, ia menatap intens Bintang yang juga menatap nya.
“Bibir ini sudah pernah dicium?” Tanya nya, Bintang menggelengkan kepalanya cepat.
Marley senang sekali, itu berarti ia yang pertama kali. Tangan nya menyentuh bibir mungil Bintang, begitu indah bentuk bibir itu.
Dengan gerakan perlahan, Marley mendaratkan bibir nya di bibir Bintang. Ia mengecup bibir itu lama, merasakan aroma yang sangat ia sukai.
Sementara Bintang, ia baru kali pertama merasakan hal seperti ini. Bintang hanya diam menunggu apa yang akan dilakukan Marley pada nya, ia merasakan tangan Marley yang menyentuh hidung mancung nya.
Marley mencium leher Bintang, ia sangat suka dengan aroma tubuh Bintang yang memiliki ciri khas tersendiri.
“Aku belum pernah mencium aroma seperti ini sebelumnya”Gumam nya didalam hati, Marley bahkan sangat hati-hati untuk melumat bibir Bintang.
Kala Marley ingin melakukan ciuman yang ganas dan penuh menuntut, pintu kamar ada yang mengetuk. Bintang langsung bangkit dari pangkuan Marley, ia membuka pintu kamar.
Marley berdecak sebal, ia sudah membayangkan hal panas tadi.
“Kurang ajar! Siapapun yang menganggu ku hari ini, akan aku hajar sekarang juga.” Kata nya didalam hati.
Saat Bintang membuka pintu, terlihat lah Sinta yang langsung menerobos masuk kedalam. Membuat Marley serta Bintang terkejut, kenapa tiba-tiba ibu tercinta nya ada disini.
“Kamu menantu ku?” Tanya Sinta, ia mengguncangkan tubuh Bintang. Senyum bahagia terukir di wajah nya, bahkan Marley tidak pernah melihat ibu nya bahagia seperti itu.
Bintang bingung harus menjawab apa, ia menatap kearah Marley yang terlihat tenang.
“Ibu, dia istri ku. Baru kemarin kami menikah”
“Kau diam! Jangan bicara kepada ku!” Bentak Sinta, membuat Marley terkejut.
Sinta meraih tangan Bintang agar duduk di sofa yang ada di kamar, ia kagum dengan kecantikan menantu nya. Ternyata Marley pandai mencari istri sekalipun ia seorang cassanova.
“Siapa nama mu?”tanya Sinta
“Bintang nyonya”
“Kok nyonya? Panggil aja ibu.. Kan kamu menantu di keluarga Bercio, kamu istri dari anak ku.” Ucap nya, Bintang hanya tersenyum tipis saja.
Marley menghampiri kedua wanita itu, ia menatap kearah Bintang sebentar lalu ke ibu nya. “Aku akan menjelaskan kenapa tidak memberi tahu ibu soal pernikahan kami, semua mendadak ibu. Tidak sempat melakukan apapun..”jelas Marley, Bintang mengangguk mengiyakan.
“Benar begitu?” Tanya Sinta memastikan, Bintang dan Marley saling mengangguk.
Sinta bangkit dari duduk nya, ia menatap putra nya yang terlihat salah tingkah.
“Karna sudah menikah, jangan lakukan hal yang selalu kau lakukan tiap malam. Hargai istri mu, dan tinggalkan kebiasaan buruk itu.” Ucap Sinta kepada Marley, ia tahu seperti apa putra nya.
Marley hanya mengangguk saja, ia tidak terlalu mendengar kan apa yang dikatakan ibu nya. Hanya mengangguk sekalipun ia terkadang masih melakukan nya, padahal Marley menikahi Bintang hanya karna menginginkan perawan nya saja.
“Kamu tinggal sama ibu aja, sayang” Ajak Sinta, tentunya Marley tidak setuju.
“Jangan dong, bu. Bintang istri ku, kami ingin mandiri dulu disini.” Sanggah Marley, akan semakin sulit melakukan apapun jika berada di Mansion.
Sinta menghela napas panjang, ia sudah menduga jika Marley akan menolak niat baik nya. Dengan penuh terpaksa, pada akhirnya Sinta mengalah saja. Ia mengharapkan kebaikan dalam pernikahan anak nya, dan menantikan kehadiran cucu.
Sinta berbicara panjang lebar kepada Bintang, Marley membiarkan mereka bicara satu sama lain. Ia meninggalkan ibu dan Bintang karna ia harus mandi, tubuh nya sangat bau dan membutuhkan hal yang segar.
Marley sedang memikirkan malam hangat nya dengan Bintang, ia sudah tidak sabar merasakan kenikmatan dalam kesempitan itu. Ia ingin merasakan nya sekarang juga, tapi.. Masih ada Sinta yang berkunjung.
karena gak tahan nanggung rindu ke Ru y 😀😀😀
ma. pos kau David.. hukum tabur tuai itu nyata ada ny
hanya kenaa jadi jahat, padahal dia dulu baik, saat ber sama Ruby
alamak lampir 😀😀😀
klu jawab ny dlm hati gak kedengaran.
jangan cari biang masalah, ntar emosi sendiri
ada hati yg hrs kaujaga
jika suatu saat di tindas, bisa membela diri dari mereka
biasa ny cuma elayan dan manager aja
tes DNA apa b enar itu anak Marley 😁😁😁
tak kan pernah ahmerasa puas kli tdk me yaitu. dan kau Marley, sungguh terlalu...
kayak ny punya cinta segitiga sama sarah, yg jalang.
tinggal di Mansion mama kan lbh aman 😁😁😁