Kebaikan hati seorang Arsy yang menolong seorang pemuda dan seorang kakek, membuat dirinya harus di kejar-kejar seorang pemuda yang terkenal kejam di dunia mafia. Kenapa?
Jika penasaran, baca yuk!
Oya, semua kisah dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Aldebaran pun mengetik keyboard laptopnya. Sementara yang lain hanya memperhatikan. Mereka tidak heran lagi akan kelincahan jari-jari Aldebaran dalam mengetik keyboard laptop tersebut.
Karena mereka juga seperti itu jika sudah meretas sesuatu. seperti perusahaan dan sejenisnya.
"Benar dia adalah ketua mafia naga hitam," ucap Aldebaran setelah mendapatkan informasi tentang Zio.
"Papa kenal dia?" tanya Naufal.
"Kenal, dia pemilik perusahaan Z.R Company dan juga Z.R Medical," jawab Aldebaran.
"Jadi perusahaannya banyak dong?" tanya Naura.
"Ya, salah satu perusahaannya bekerjasama dengan perusahaan papa, tapi banyak orang yang tidak tahu pemilik perusahaan Z.R Medical.
Arsy hanya tersenyum, karena ia sudah tahu tentang Zio. Meskipun Zio menyembunyikan identitasnya, namun Arsy tetap bisa mengetahuinya.
"Aku sudah mencaritahu lebih dulu Pa, dia kejam, tapi pada hanya pada musuhnya," kata Arsy.
Aldebaran pun mengembalikan liontin tersebut kepada Arsy. Aldebaran berpesan kepada Arsy untuk berhati-hati, karena bisa saja musuh Zio akan mengincar nya.
Karena sudah malam, Arsy dan Arsa pun pamit pulang. Tadinya mereka ingin pulang cepat, tapi ternyata tidak bisa.
"Kalian tidak menginap?" tanya Aldebaran.
"Lain kali saja Pa," jawab Arsa. Lalu keduanya menyalami dan mencium tangan Aldebaran dan Fay.
Naura dan Naufal mengantar mereka hingga dekat mobil. Sebelum masuk kedalam mobil, Arsy memeluk Naura terlebih dahulu.
"Besok ketemu di kampus," bisik Arsy.
"Gak mau, nanti ganggu orang pacaran," balas Naura.
Arsy mencebikkan bibirnya, tapi ia mengerti jika Naura hanya bercanda. Arsy pun masuk kedalam mobil lalu melambaikan tangannya saat Arsa menjalankan mobilnya.
Arsa menyetir dengan kecepatan sedang sehingga Arsy protes. Karena ini sudah malam dan mereka harus cepat tiba di mansion.
"Dek." Arsa menoleh karena tidak ada sahutan dari Arsy. Ternyata Arsy sedang memejamkan matanya.
"Dek, kamu tidur?" tanya Arsa.
"Hmmm ya," jawab Arsy. Arsa tertawa karena Arsy menjawab pertanyaannya.
"Mana ada orang tidur menyahut," gumam Arsa.
Akhirnya merekapun tiba di mansion, setelah memarkirkan mobilnya, Arsa hendak keluar. Tapi ia melihat Arsy sedang memejamkan matanya.
Arsa mengguncang tubuh Arsy dan memanggil namanya. Namun tidak ada sahutan dari Arsy. Arsa terpaksa menggendong Arsy masuk.
"Arsy kenapa?" tanya Ars yang sedang duduk diruang tamu bersama Aleta.
"Ketiduran di mobil," jawab Arsa. Aleta mengikuti Arsa dan masuk kedalam lift. Hingga tiba didepan kamar, Aleta membuka pintu kamar Arsy.
Arsa meletakkan Arsy dengan perlahan ditempat tidur, kemudian Aleta pun menyelimutinya dan membuka sepatu Arsy.
Arsy tersenyum setelah kakak dan mamanya keluar dari kamarnya. Karena sebenarnya ia hanya pura-pura tidur.
...****************...
Pagi ini, Arsy sudah bersiap-siap untuk kembali beraktivitas seperti biasa, yaitu kuliah.
Beberapa hari yang lalu, Arsy selalu berangkat sendiri. Tapi kali ini ia berangkat bersama Arsa yang mengikuti dari belakang.
Tiba di parkiran kampus, ternyata Zio sudah menunggunya. Zio tidak ingin seperti kemarin yang keduluan Jaydon.
"Tumben datang lebih awal?" tanya Arsa yang baru keluar dari mobil.
Sedangkan Zio hanya nyengir saja. Ia tidak mungkin mengatakan jika dia takut keduluan orang lain.
Sedangkan Arsy, ia tidak berkata dan juga tidak menyapa. Zio tidak masalah, yang penting dia bisa melihat dan dekat dengan Arsy.
Berbeda saat mobil Naura datang, Arsy langsung menghampirinya dan berjalan bersamaan memasuki kampus.
Zio dengan setia mengikuti Arsy dari belakang. Ya, walaupun sikap Arsy padanya sulit ditebak. Adakalanya ramah, adakalanya jutek.
"Jam berapa nanti pulang?" tanya Arsy pada Naura.
"Jam satu siang deh kayaknya. Cowokmu tuh di anggurin, kasihan banget," ucap Naura.
Zio tersenyum senang saat mendengar kata-kata Naura. Namun ia tidak mau memperlihatkan nya kepada Arsy dan yang lainnya.
Saat masuk kedalam kelas, Zio dan Arsy tidak melihat Jaydon. Zio lagi-lagi tersenyum karena rivalnya tidak datang.
Namun senyumannya sangat tipis sehingga tidak ada yang menyadarinya. Zio yang masih berpenampilan culun tidak membuat para mahasiswi tertarik padanya.
Zio meminta mahasiswa lain pindah, karena ia ingin duduk didekat Arsy. Mahasiswa itupun pindah ketempat Zio sebelumnya.
"Kenapa kamu suruh pindah dia?" tanya Arsy tanpa menoleh ke Zio.
"Biar aku bisa dekat kamu," jawab Zio santai. Arsy tidak lagi bertanya ataupun berkata, karena dosen sudah masuk.
Zio menoleh ke Arsy dan menatapnya. Arsy yang merasa ditatap pun bertanya, setelah tadi diam beberapa saat.
"Kenapa? Sebaiknya fokus pada penjelasan dosen."
Zio tidak menjawab dan tidak mengalihkan pandangannya pada Arsy. Arsy tidak perduli sama sekali. Hingga akhirnya kelas mereka berakhir.
Satu persatu para mahasiswa dan mahasiswi keluar dari kelas. Hingga menyisakan Arsy dan Zio saja.
"Ada apa?" tanya Arsy bangkit dari duduknya, namun Zio memegang tangannya.
"Aku suka kamu," ucap Zio to the point. Arsy menoleh ke Zio dan tidak menyangka jika Zio akan mengatakan itu didalam kelas.
"Gak romantis banget jadi cowok," gumam Arsy tapi masih didengar oleh Zio. Zio tersenyum saja menanggapinya.
Kemudian Arsy melepaskan tangan Zio dan segera keluar dari kelas. Zio mengejar Arsy lalu menyamakan langkahnya dengan Arsy.
"Kayaknya cocok deh mereka berdua, satu cewek miskin dan satu cowok culun," ucap si A seorang mahasiswi dari jurusan lain.
Namun ucapannya tidak ditanggapi oleh yang lain. Karena mereka tidak ingin mengejek orang lain.
Si A pun kesal sendiri, tadinya ingin mengejek, tapi tidak mendapatkan respon dari mahasiswi lain.
Arsy menghampiri Naura, Arsa dan Naufal yang baru keluar dari kelasnya. Lalu merekapun ke kantin bersama.
"Kalian pesan saja makanan dan minuman, biar aku yang traktir," kata Zio. Merekapun memesan makanan yang tersedia di kantin kampus itu.
"Hai, boleh gabung?"
Mereka menoleh kearah suara, tapi tidak ada satupun yang menanggapinya. Zio seketika kesal karena rivalnya ternyata datang, tadinya ia pikir Jaydon tidak akan datang.
Jaydon duduk walaupun tidak digubris oleh mereka. Karena mereka tidak menyukai Jaydon sama sekali.
"Ar, bisa kita bicara?" tanya Jaydon.
"Tidak bisa," jawab Zio.
"Aku tidak bicara sama kamu."
"Aku mewakili Arsy."
"Jika ingin berantem jangan disini, cari tempat yang sepi agar tidak merusak barang-barang disini," sela Naufal.
Keduanya pun langsung terdiam sehingga keheningan pun terjadi beberapa saat. Hingga pesanan merekapun tiba.
Arsy, dan yang lainnya pun mulai makan, hanya Jaydon yang tidak karena ia tidak memesan makanan.
"Urusan kita belum selesai," bisik Jaydon pada Zio. Kemudian Jaydon pun bangkit dari duduknya dan segera pergi dari situ.
Mereka tidak ada yang perduli pada Jaydon. Mau datang, mau pergi juga mereka tidak ada yang perduli.
"Mbak, bisa bayar pakai kartu?" tanya Zio saat ia ingin membayar makanan.
"Bisa, mau tunai, mau gesek atau scan juga bisa," jawab si Mbak itu.
Lalu Zio memilih menggunakan scan dari ponselnya. Setelah selesai, ia kembali bergabung dengan Arsy dan yang lainnya.
lagi thor
paham...
jd jangan terlalu sombong