Terpaksa Menikahi

Hari² Hana disibukkan menjadi dosen meski hanya dosen pengganti.

"Halo Pak Dr. Ada apa ya pak?" tanya Hana saat mengangkat telfon dari Kaprodi MPI.

"Bisa datang ke ruangan saya Hana." ujarnya to the point.

"Ha? Saya masih di rumah pak." jawab Hana jujur.

"Apa kesibukan hari ini Hana?" tanyanya lagi.

"Revisi Tesis pak belum selesai."

"Baiklah, selesaikan dulu baru temui saya siang ini di ruangan." ujarnya tidak ingin dibantah.

"Baik pak. Insya Allah siang nanti saya ke ruangan bapak."

"Ok saya tunggu Hana." ujarnya lalu pamit undur diri dan mematikan telfonnya.

Hana hanya menghela nafas berat.

"Ada apa ya pak Kaprodi manggil?" batin Hana. Hana melanjutkan kegiatan didapur memasak bersih², cuci pakaian, sarapan bersama sang suami.

"Yank, ayo sarapan." ajak Hana.

"Iya yank, bentar aku selesaikan sedikit lagi pekerjaan yang tertunda kemarin." ujarnya sebelum menyusul isterinya ke dapur.

***

"Nanti ada rencana keluar gak?" tanya Hasyim.

"Ada kak. Aku boleh ke kampus siang? Mungkin ba'da dzuhur." Hana meminta izin pada sang suami.

"Iya boleh. Mungkin aku agak telat pulang dari kantor nanti." ucapnya.

"Oh gitu. Ada kerjaan tambahan ya kak?" tanyanya.

"Iya. Mau survey lokasi lagi." jawabnya singkat.

"Iya kak." usai sarapan Hasyim bersiap pergi ke kantor.

"Kerja Tesis deh mumpung kak Hasyim dah ke kantor dan masih pagi juga." batinnya melangkah menuju meja kerjanya.

"Ini koreksian banyak dari Penguji dua dan Pembimbing dua, semoga saja selesai sampai siang ini." gumamnya pelan setelah membuka Tesisnya satu persatu. Revisi dilakukan hingga menjelang siang baru selesai.

"AlhamduLillah selesai juga." gumamnya lalu membereskan berkas²nya. "Saatnya bimbingan dan semoga ACC untuk dibundel." gumamnya lagi lalu bersiap ke kampus.

***

"Permisi." ucap Hana di depan ruangan pak Kaprodi MPI, tidak lupa mengetuk pintu.

"Hana, kamu cari Pak Syam?" tanya kak Sandra.

"Iya kak. Apa beliau ada?" tanya Hana.

"Beliau sedang menguji, ada senior yang sedang ujian Hasil de."

"Masih lama ya kak?" tanya Hana lagi.

"Gak, karena ujiannya sudah dari tadi." jelasnya.

"Makasih kak. Biar aku tunggu disini saja!" kak Sandra hanya mengangguk lalu pergi menuju ruang ujian.

Berselang beberapa menit datanglah pak Kaprodi MPI tersebut.

"Hay Hana, dari tadi ya?" tanyanya sambil membuka pintu ruangannya. "Masuklah Hana." ucapnya lagi.

"Aku belum lama kok pak, terima kasih." jawab Hana sopan.

"Duduklah. Ada yang ingin aku sampaikan padamu." ucapnya sambil mendudukkan bokongnya ke kursi kebesarannya.

"Baik pak." jawab Hana sambil duduk dikursi tepat di sebrang meja pak Syam.

"Begini Hana, saya terlalu banyak job jadi mau minta tolong agar kamu menggantikan saya mengajar di kelas PAI 2 A & B. Materinya sudah ada tinggal kamu melanjutkan saja, sementara mahasiswa diskusi. Nanti tinggal kamu tanyakan sama mereka kelompok berapa yang belum, karena saya juga lupa. Saya juga harus mengajar di kelas MPI, Pasca, belum lagi kalau ada mahasiswa yang saya uji dan saya bimbing." jelasnya sambil curhat.

"Cari isteri pak biar ada yang perhatikan jadwal bapak." ucap Hana sambil tersenyum ramah.

"Kamu sih dah keburu nikah! Padahal saya tunggu kamu selesai dulu baru saya mau datang tapi saya keduluan orang." ucapnya sendu.

"Ha? Emang benar pak? Kok bisa?" tanya Hana heran.

"Iya bisa lah Hana, saya sudah suka sama kamu sejak awal kamu kuliah. Cinta datang tanpa disadari Hana, tapi ya sudahlah semua telah berlalu! Kamu juga sudah bahagia dengan jodoh kamu. Oya selamat Magister Hana, sukses dan bahagia selalu." jelasnya panjang.

"Aamiin. Terima kasih pak. Semoga bapak segera bertemu dengan jodoh bapak yang sholehah." ucap Hana tulus.

"Saya tunggu jandamu Hana!" ucapnya sambil ketawa.

"Bapak ada² saja! Becandanya gak lucu. Jadi bapak nyumpahin saya jadi janda gitu?" tanya Hana kesal.

"Ya gak lah Hana! Tapi kalau kamu janda nanti saya yang akan bahagiakan kamu." ucapnya serius. "Sudah lupakan! Jangan lupa ini berkasnya Hana, kelas PAI 2 A & B ya." ujarnya lagi.

"Terima kasih pak. Permisi." pamit Hana lalu keluar. "Huft kenapa jadi begini sih! Kenapa gak dari dulu dia bilang kalau suka sama aku. Mungkin memang bukan jodoh." batin Hana sambil tepok dahi.

"Hana, ngapain kamu?" tanya Zain.

"Hay kak. Gak kok! Ini hanya mau ambil jadwal mengajar di Kaprodi kak. Kakak mau ujian kapan?" tanya Hana mengalihkan pembicaraan karena sempat grogi kepergok tepok dahi dan keluar dari ruangan Kaprodi.

"Iya. Rencana besok pagi aku ujian, kamu datang ya?" tanyanya sambil berharap.

"Insya Allah kak. Semoga lancar ya kak!" doa Hana tulus.

"Aamiin." ucap mereka berdua. "Hana temani ke ruang Direktur yuk?" pintanya.

"Maaf kak, aku harus segera ketemu pembimbing dan pengujiku untuk bimbingan Tesis sekalian minta tanda tangan kak." ucap Hana tidak enak.

"Ya udah gak apa². Semangat ya!" ujar Zain.

"Kak Zain juga semangat." ucap Hana tulus dan Zain hanya mengangguk lalu mereka berpisah.

"Permisi pak. Mau bimbingan pak Doktor!" ucap Hana saat masuk ke ruangan pembimbingnya.

"Masuk Hana. Bagaimana?" tanya Pembimbing 2 nya.

"Ini pak." Hana menyodorkan Tesisnya ke hadapan pak Dr. Edhy di depan meja.

"Bagus. Harusnya ke Penguji dulu untuk tanda tangan."

"Tapi ini sudah cocok kan pak?" tanya Hana memastikan.

"Iya. Sana ke penguji dulu baru kesini!" ucapnya lagi.

"Baik pak. Terima kasih." pamit Hana dan tidak lupa cium tangan.

"Alhamdulillah akhirnya ACC juga." batin Hana keluar dari ruangan dosen. Kemudian Hana menuju ke ruangan penguji 1 dan 2.

"Alhamdulillah ACC semua. Lanjut ke Pembimbing 1 dan 2. Semangat!" batinnya menyemangati diri sendiri.

"Kelar deh. Saatnya dibundel dan disetor semua beres." gumamnya lagi.

***

Beberapa hari berlalu, Tesis sudah aman dan dibagikan ke Pembimbing serta Penguji. Kegiatan mengajar sudah berjalan dengan baik tetapi berbeda dengan rumah tangganya.

"Hana, kamu ke kampus hari ini?" tanya Hasyim.

"Tidak kak. Kenapa?" tanya Hana ketika mereka sedang duduk santai diteras rumah.

"Kita ke rumah ibu dan ayah yuk. Kan sebentar lagi ramadhan, kita kesana minta maaf supaya ramadhan jadi berkah." ajak Hasyim.

"Boleh kak. Kapan?" tanya Hana.

"Nanti sore saja, gimana?" Hana menjawab dengan anggukan.

...----------------...

Bersambung ☆☆☆☆☆