Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Non...non Laura belum tidur?"Tanya bi Sarti,karena melihat Laura masih berada di ruang televisi.
Bi sarti melihat,Laura seperti sedang banyak pikiran,mata nya menatap ke depan,tapi bukan sedang menonton televisi.
"Aku belum ngantuk bi,bibi duluan aja istirahat,gak usah ngerjain apa-apa lagi,ini udah malam bi."Jawab Laura.
"Maaf sebelumnya non,kalo bibi lancang,tapi bibi lihat,non Laura seperti sedang tidak fokus."Ucap bi Sarti.
"Non bisa cerita sama bibi,itu pun jika non bersedia,mungkin aja setelah cerita sama bibi,non sedikit merasa lega."Ucap bi Sarti lagi.
Laura terus memandang ke arah bi Sarti,seolah-olah sedang meyakinkan dirinya sendiri,apakah perlu berbagi cerita dengan bi Sarti atau tidak.
Tapi sebenarnya ia sangat membutuhkan seseorang untuk mendengarkan ceritanya dan juga memberikan beberapa nasehat untuknya.
"Bi...bibi duduk sini deh,disamping aku."Laura menepuk bantalan sofa yang ada disampingnya.
Bi Sarti pun duduk di samping Laura,Laura mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan bibi.
Sebelum memulai bercerita,ia menghembuskan nafas panjang terlebih dahulu.
Laura pun akhirnya,menceritakan segalanya kepada bibi,masalah yang saat ini sedang ia hadapi.
Perselingkuhan calon suaminya dengan sang ibu tiri,tidak ada satu pun yang ia lewatkan untuk dibagi dengan bi Sarti.
"Astagfirullah non...bibi gak percaya loh,kisah perselingkuhan seperti itu ternyata ada,bibi tau nya cuma ada di sinetron-sinetron aja non."Ucap bi Sarti.
"Non Laura yang sabar yaa...non Laura gak sendirian,gak sebatang kara,ada den Arya,bibi juga ada non".
"Terus gimana ceritanya non sampe ada disini?".
Laura menceritakan kembali tentang Arya,Laura juga menceritakan tentang Arya yang meminta dirinya,menjadi istri Arya.
"Bibi terharu denger cerita non Laura tentang den Arya,memang benar non,selama ini den Arya gak pernah dekat dengan wanita manapun".
"Ibu den Arya,selalu berusaha menjodohkan den Arya,tapi den Arya gak pernah mau".
"Den Arya selalu menyibukkan dirinya di kantor,non".
"Bibi sama ibu nya den Arya,sempet mikir,kalo den Arya gak suka sama perempuan".
"Tapi setelah dengar cerita non Laura,ternyata bibi salah".
"Den Arya orangnya baik non,dia juga sangat sayang sama ibu nya,bibi saksi hidup nya den Arya,dari masih kecil sampai sudah seusia sekarang."Ucap bi Sarti.
"Bibi bisa jamin,kalo non Laura nikah sama den Arya,den Arya pasti bucin banget sama non Laura,dia gak akan melakukan hal yang sama seperti mantan calon suami non Laura itu."Ucap bi Sarti lagi.
"Tapi semua keputusan ada di non Laura,karena non Laura yang akan menjalani nya".
"Iya bi...makasih banyak yaa udah mau dengerin cerita aku,rasanya sedikit lega setelah bercerita sama bibi."Balas Laura.
"Sama-sama non Laura,sekarang kita tidur yuk,udah malam non."Ajak bi Sarti.
Laura dan bi Sarti pun sama-sama berdiri,Laura berjalan ke arah kamarnya,sementara bi Sarti berjalan ke arah kamarnya juga.
...****************...
1 minggu kemudian,Laura mulai menjalani harinya seperti sedia kala,ia sudah kembali lagi bekerja.
Beberapa teman sekantor Laura pun sudah mengetahui alasan Laura batal menikah,tidak ada satu pun dari mereka yang berani menyinggung Laura.
"Laura...tolong keruangan saya sebentar."Pak Bagas menghampiri Laura,ke meja kerja Laura.
"Laura...saya turut prihatin atas apa yang menimpa kamu,tapi saya berharap,kamu tetap bisa bekerja secara profesional."Ucap pak Bagas.
"Terimakasih pak,iya pak,saya akan menjaga profesionalitas saya ketika sedang bekerja."Jawab Laura.
"Baik,kamu boleh kembali bekerja."Balas pak Bagas.
...****************...
"Raa...are u okey?"Tanya Citra,menghampiri Laura di meja kerjanya.
"I'am okey Cit...".
"Ada yang bisa aku bantu?"Tanya Laura.
"Gak ada Ra...aku cuma mau mastiin kamu aja,senyum dong Ra,mana nih Laura yang ceria."Balas Citra.
Laura pun memperlihatkan senyuman manisnya untuk Citra,meskipun sebenarnya,keadaan hati nya sedang gamang.
Kali ini bukan lagi memikirkan Dika dan ibu tirinya,tapi ia memikirkan ucapan Arya beberapa hari yang lalu.
Sejak saat itu,Arya seperti menjaga jarak dengan dirinya,dan jujur saja,Laura merasa seperti kehilangan.
...****************...
"Raaaa."Teriak Dika.
Laura berbalik dan melihat Dika yang sedang berjalan ke arahnya,ia tidak menyangka akan bertemu Dika.
Dirinya baru saja keluar dari gedung kantornya,dan hendak menuju parkiran mobil.
Laura pun berjalan cepat,karena enggan menemui atau pun berbicara dengan Dika.
"Tunggu Ra,,,."Dika memegang lengan Laura.
"Lepas mas,kamu mau apa lagi?".
"Aku rasa udah jelas,apa yang aku ucapkan ke kamu beberapa hari yang lalu".
"Sampai kapanpun aku gak akan pernah kembali lagi sama kamu".
"Jadi tolong,jangan ganggu aku lagi,dan jangan berusaha untuk menemui aku lagi,kamu yang seperti ini,bikin aku gak nyaman,dan semakin muak sama kamu,mas."Ucap Laura.
"Raa...tolong,sekali ini aja,tolong dengerin penjelasan aku".
"Tolong kasih aku kesempatan,sekaliii lagi,sekali lagi Ra,aku janji,akan setia sama kamu sampai kapanpun,Ra".
"Sayang...aku cariin di dalam gedung,ternyata kamu disini."Sela Arya,yang tiba-tiba saja muncul di hadapan keduanya.
Laura dan Dika serempak menoleh ke arah Arya.
Dengan tubuh yang tegap,dan juga percaya diri yang tinggi,Arya berjalan perlahan,mendekati Laura.Ia berdiri di samping kiri Laura.
"Aku sengaja kesini,gak ngabarin kamu,aku mau ngajakin pulang bareng,mobil kamu biar supir aja yang bawa nanti."Ucap Arya.
Laura terpaku,dan menatap heran Arya,tapi di dalam hati,Laura juga berterimakasih,karena kehadiran Arya di waktu yang sangat tepat.
Ia bisa lepas dari Dika.
"Ayo kita pergi sekarang sayang,kalian udah selesai bicara,kan?".
"Maaf ya mas...anda sudah selesai berbicara dengan calon istri saya,kan?"Ucap Arya.
Dika membuka lebar matanya,ia tidak percaya dengan apa yang baru saja Arya katakan.
Arya menyebut Laura sebagai calon istrinya,bagaimana bisa,hal itu sangat tidak masuk akal di pikiran Dika.
Karena yang Dika tau,Arya dan Laura hanyalah sebatas rekan bisnis,bagaimana bisa,Laura sampai memiliki hubungan dengan Arya.
Dika juga mendengar rumor tentang Arya,yang sangat anti dengan wanita,tapi sekarang,Arya justru mengakui Laura sebagai calon istrinya.
Berarti rumor tentang Arya yang selama ini ia dengar,tidaklah benar.
"Ayo sayang...kok malah ngelamun."Ucap Arya,menggenggam tangan Laura,Laura terkejut dan menatap Arya dengan bola mata nya yang membesar.
"Kami duluan yaa mas."Ucap Arya kepada Dika,ia sengaja ingin memanas-manasi Dika.
Dika hanya terpaku,ia masih setia berdiri di tempatnya,sambil memandangi Laura dan juga Arya yang berjalan saling berpegangan tangan...
sepertinya ibu tiri laura pergi dr rumah itu, dan laura menyendiri dlm kesunyian rumah itu,,,
moga aja arya datang dan menolong laura