Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
seperti pelangi sehabis hujan
"Baiklah mari kita mulai, sekarang saja acara akad nikahnya, bismillahirrahmanirrahim.....wahai saudara Jemmy Van Granbelle bin Fahmi Van Granbelle saya nikahkan dan saya jodohkan anda dengan saudari Tamara Lourin Aditama binti Robi Aditama dengan maskawin satu buah black card dan uang tunai senilai lima juta serta satu unit mobil di bayar TUNAI.....!!" Ucap penghulu lantang.
"Saya terima nikah dan jodohnya Tamara Lourine Aditama binti Robi Aditama dengan maskawin tersebut TUNAI......!!" Jawab Jemmy tegas dengan satu tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi sah?"
Sah.....
Sah.....
Sah.....
Seru para warga mengesahkan pernikahan mereka.
"Alhamdulillah...." gumam Jemmy bersyukur walau pernikahannya sederhana dan di langsungkan secara dadakan.
"Alhamdulillah...." ucap Tamara juga bersyukur.
Tamara pun mengulurkan tangannya untuk menyalami sang suami, Jemmy yang bingung dengan tindakan Tamara pun lantas bertanya.
"Kamu mau minta apa?"
"Sebagai isteri sah bang Jemmy, aku harus menyalim bangJemmy" seru Tamara yang masih mengulurkan tangannya .
"Oh maaf, aku kira kamu mau minta sesuatu dari aku" ucap Jemmy merasa bersalah.
Setelah mendengar ucapan Tamara, dia pun mengulurkan tangannya untuk di salim oleh Tamara yang sekarang sudah menjadi isteri sah nya.
"Setelah ini, apa yang harus aku lakukan sekarang?"
"Ciumlah keningku"
Jemmy pun mencium kening Tamara. Tamara yang di cium keningnya, muka dan telinganya sudah memerah karena tindakan Jemmy.
"Ini mbak Tamara maskawinnya yang diberikan Mas Jemmy tadi,mohon di simpan" ucap penghulu tersebut sambil memberikan black card, uang, dan kunci mobil beserta surat-suratnya yang Jemmy jadikan sebagai maskawin tadi.
"Oh ya Pak, terima kasih" jawab Tamara sambil menerima barang-barang yang di berikan kepadanya.
"Dan ini buku nikah kalian, sekarang kalian sudah sah menjadi pasangan suami isteri baik secara hukum agama dan juga secara hukum negara" ucap Penghulu itu yang sambil memberika dua buku nikah milik mereka.
"Terima kasih Pak!" jawab Jemmy.
Setelah menerima semuanya, Tamara mengajak Jemmy untuk mampir di kontrakannya.
"Silahkan duduk bang, maaf kalau duduknya di luar, sebentar saya ambilkan minum dulu" ucap Tamara sambil mempersilahkan sang suami.
"Iya terima kasih"
Tamara segera berlalu ke dapur untuk mengambilkan minum kepada sang suami, tak lama kemudian dia kembali membawakan segelas susu cokelat panas.
"Maaf Pak saya hanya ada susu cokelat di sini" sambil memberikan susu cokelat panas buatannya pada Jemmy.
"Terima kasih" jawab Jemmy sambil menerima segelas susu cokelat panas dari tangan Tamara.
"Oh ya Ta, maaf sekarang kamu kan sudah menjadi isteri sah aku kan, apa kamu ingin ikut aku tinggal di rumah pribadiku?" tanya Jemmy sambil menyesap susu Cokelatnya.
"Maksud bang Jemmy apa?"
"Maksud aku, apa kamu mau ikut aku tinggal bersamaku di mansion kediamanku, tapi kalau memang kamu belum siap juga nggak apa-apa, lagian aku nggak akan memaksa kamu"
"Biarlah berjalan sewajarnya, aku bakal nungguin kamu sampai kamu siap tinggal bersamaku di kediaman pribadiku"
Oh gitu, boleh nggak kalau sementara tinggal dulu di kontrakan bang, soalnya saya juga belum pamit sama Sesilia teman satu kontrakan ini"
"Saya nggak mau dia dengar cerita dari orang lain, saya mau mengucapkan terima kasih dan pamit, dia sudah bersedia menolong dan membantu saya untuk tempat tinggal.
"Nggak apa-apa kalau memang itu keputusan kamu, aku menghargai keputusan kamu karena aku tau kamu juga perlu waktu untuk mencerna dan menerima semua ini, aku akan tunggu sampai kamu mau ikut tinggal bersamaku, pintu kediamanku selalu terbuka untuk menyambutmu.... aku harap kamu bisa segera tinggal bersamaku, karena nggak baik kalau suami isteri hidup terpisah, itu hanya akan menimbulkan kesan yang tidak baik untuk kita"
"In syaa Allah.... saya akan segera usahakan bang"
"Dan satu lagi, jangan panggil aku dengan abang ataupun Pak lagi, karena aku ini suami kamu bukan kakak kamu apalagi menjadi Papa Kamu, kecuali di lingkungan sekolah" tegas Jemmy.
"Kalau nggak di boleh panggil Pak maupun Abang, saya harus panggil dengan apa dong?"
"Ya terserah saja, yang penting jangan panggil dengan sebutan Pak, Om atau Abang"
"Ehhhmmm.... ya sudah bagaimana kalau saya panggil abang, Mas saja boleh kan?"
"Nah.... itu jauh lebih baik"
"Berarti saya harus memanggil abang dengan Mas, mulai sekarang?"
"He'em... ya udah kalau gitu aku pamit pulang dulu ya Ta, jaga diri kamu baik-baik, jangan lupa kewajiban kamu sebagai umat beragama untuk melaksanakan sholat, jaga pola makan, dan terima kasih untuk susu cokelatnya"
"Kamu masih menyimpan, nomor Mas kan?"
"Iya masih, Mas"
"Bagus kalau gitu.... jika ada apa-apa kamu segera menghubungi Mas, kamu sekarang merupakan tanggung jawab Mas, jangan sungkan untuk utarakan sesuatu ke Mas, kamu isteri Mas jadi Mas akan berusaha penuhin apapun yang kamu minta selagi Mas mampu"
"Terima kasih Ta, kamu sudah bersedia menikah dengan Mas walaupun semuanya terjadi dadakan, maaf Mas belum bisa kasih pesta pernikahan yang sesuai dengan impian kamu"
"Nggak apa-apa Mas, aku ikhlas dengan semua ini, semua yang terjadi adalah kehendak Allah"
"Terima kasih juga ya Mas, sudah mau nganterin saya pulang"
" kalau gitu Mas pergi dulu ya, Assalamualaikum...."
"Wa'laikum salam....Mas"
Jemmy pun mulai beranjak pergi dari kontrakan sang isteri, namun baru melangkah beberapa langkah dari kontrakan, tiba-tiba Tamara memanggilnya.
"Mas tunggu...!!" teriak Tamara.
"Mas kamu bawah pulang saja black card dan mobilnya, karena black card terlalu berharga sedangkan mobil nggak ada tempatnya" ucap Tamara sambil menyerahkan black card dan kunci mobil beserta surat-suratnya.
"Loh.... tapikan black card dan mobil sudah menjadi milik kamu Ta" tolak Jemmy.
"Mas sayang kalau harus parkir di luar pintu pagar begitu, mending mas bawa pulang saja ke rumah dan black card nya juga di simpan takutnya saya hilangkan atau rusakin"
"Ya sudah kalau memang kamu memaksa, aku akan membawa pulang mobilnya dan menyimpannya di rumah, untuk black card nya kamu simpan saja itu maskawin kamu dan untuk kebutuhan kamu, ini ada atm untuk kebutuhan kamu" ucap Jemmy sambil menyodorkan atm berwarna silver.
"Ya Allah...Mas ini kebanyakan nggak usah Mas, aku sudah di kasih dua atm loh....."
"Ya nggak apa-apa, kamu isteri aku dan itu memang sudah menjadi kewajiban aku, aku hanya akan membawa pulang mobil dan menyimpannya untukmu, di sini tidak ada tempat parkir"
"He'em itu jauh lebih baik, hati-hati ya di jalan" ucap Tamara sambil menyalami sang suami.
Jemmy hanya membalas dengan mengusap kepala sang isteri, sebenarnya dia ingin sekali mengecup keningnya namun dia belum berani melakukan hal itu. Jemmy pun meninggalkan kontrakan Tamara dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, lega, namun juga sedih karena belum berhasil mengajak sang isteri untuk tinggal bersama di kediamannya. Tapi dia tetap bersyukur karena sekarang Tamara sudah resmi menjadi isteri sahnya. Walaupun secara dadakan dan tiba-tiba.... ternyata di balik musibah fitnah dan penggebrekan yang di alami Jemmy dan Tamara ternyata ada hikmahnya. seperti pelangi sehabis hujan....
seharusnya Tamara balas dong kelakuan adik kembarnya