NovelToon NovelToon
Sekretaris "Ngegas"

Sekretaris "Ngegas"

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Zaraaa_

Alya, seorang sekretaris dengan kepribadian "ngegas" dan penuh percaya diri, melamar pekerjaan sebagai sekretaris pribadi di "Albert & Co.", perusahaan permata terbesar di kota. Ia tak menyangka akan berhadapan dengan David Albert, CEO tampan namun dingin yang menyimpan luka masa lalu. Kehadiran Alya yang ceria dan konyol secara tak terduga mencairkan hati David, yang akhirnya jatuh cinta pada sekretarisnya yang unik dan penuh semangat. Kisah mereka berlanjut dari kantor hingga ke pelaminan, diwarnai oleh momen-momen lucu, romantis, dan dramatis, termasuk masa kehamilan Alya yang penuh kejutan.
[REVISI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaraaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Perasaan yang Tak Terbantahkan

Pagi itu, suasana di kantor terasa sedikit lebih ringan setelah pengungkapan hubungan Alya dan David di gathering perusahaan beberapa hari yang lalu. Alya tiba lebih awal dari biasanya, sekotak donat cokelat di tangannya. Ia ingin memberi kejutan kecil bagi rekan-rekannya, sebagai cara untuk meredakan ketegangan setelah semuanya menjadi terbuka. Dengan senyum lebar, ia masuk ke ruang kantor dan menyapa setiap orang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Pagi semuanya!" serunya ceria, membuka kotak donat dan mulai menawarkan kepada setiap orang yang ada di sana. "Ini donat cokelat, silakan dinikmati."

Rekan-rekan kerja Alya mulai berdatangan, sebagian besar menyambut tawaran dengan senang hati. Mereka mengambil donat satu per satu, beberapa bahkan memuji betapa enaknya donat itu.

Namun, Anton, yang berada di sudut ruangan, tampak berbeda. Dia menatap kotak donat dengan ekspresi mencurigakan. Matanya berkeliling, seolah sedang mencari sesuatu yang tersembunyi.

Alya yang memperhatikan reaksi Anton, langsung mendekatinya dengan senyum.

"Ada apa, Anton?" tanyanya dengan nada santai. "Kau tidak suka donatnya?"

Anton menyipitkan mata, masih memeriksa kotak donat itu dari berbagai sudut, seakan-akan ada sesuatu yang sangat penting yang ia cari.

"Donat ini… jangan-jangan ada sesuatu yang disembunyikan di dalamnya, ya?" katanya, berbisik pelan. "Mungkin ada pesan rahasia dari David?"

Alya tertawa mendengar tebakan Anton yang terlalu berlebihan. "Anton, kau ini terlalu banyak berpikir," ujarnya sambil mengangkat bahu. "Ini hanya donat biasa."

Anton masih ragu, dan tanpa berkata apa-apa lagi, ia mengambil satu donat, memeriksa dengan cermat, bahkan mencium aromanya dengan hati-hati, seolah-olah ingin memastikan bahwa tidak ada yang mencurigakan.

"Tak ada yang aneh…" katanya perlahan, namun masih ada keraguan di matanya. "Atau… ada?"

Alya hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah Anton yang selalu ingin tahu segalanya. Sementara itu, rekan-rekan lainnya sudah mulai menikmati donat cokelat tersebut. Beberapa dari mereka memuji betapa enaknya donat yang Alya bawa, suasana kantor mulai terasa lebih cair dan santai.

Tak lama setelah itu, pintu kantor terbuka, dan David masuk. Matanya langsung mencari-cari sosok Alya di tengah keramaian, dan begitu melihatnya sedang membagikan donat, senyumnya semakin lebar.

"Alya," sapa David lembut, berjalan mendekat ke arah Alya yang sedang sibuk memberi donat. "Apa yang kau lakukan?"

"Aku sedang membagikan donat," jawab Alya, sambil terus menawarkan donat kepada rekan-rekannya. "Ini untuk kalian semua."

David berhenti di hadapan Alya, dan dengan lembut ia mencium pipi Alya, membuat beberapa orang di sekitarnya melirik dengan penasaran.

Anton, yang masih sibuk memeriksa donatnya, seketika menoleh dengan ekspresi terkejut. "Wah, wah, ciuman pagi? Romantis sekali," ujarnya dengan nada menggoda.

David hanya tertawa, melepaskan dirinya dari pelukan kecil di pipi Alya dan menyahut, "Anton, kau ini selalu saja usil. Kami hanya menunjukkan rasa sayang kami."

Anton mendengus, mencoba untuk tetap skeptis. "Benarkah? Hanya itu?" tanyanya sambil menggigit donat yang ia pegang. "Jadi, semuanya hanya kebetulan? Kalian begitu dekat, bahkan di tempat kerja."

Alya yang mendengar komentar itu hanya tersenyum santai. "Ya, Anton, seperti yang selalu kami katakan—kami bahagia dan tak ada yang perlu disembunyikan lagi," jawabnya dengan percaya diri.

Tapi Anton, yang meskipun sudah terbiasa dengan sikap usilnya, tidak menyerah begitu saja. "Aku hanya ingin memastikan kalau ini bukan hanya sandiwara," katanya sambil melirik David. "Kalian berdua memang tidak pernah kelihatan seperti pasangan yang canggung."

David tersenyum dan mendekatkan dirinya ke meja kerja Anton. "Kau memang suka menggodaku, ya?" ujarnya sambil menepuk bahu Anton dengan ringan. "Tapi serius, kami baik-baik saja."

"Ya, ya, saya percaya," kata Anton, meski suaranya masih terdengar sedikit ragu. Ia kembali menggigit donatnya dengan keras, seolah mencoba menenggelamkan keraguannya ke dalam rasa manis donat cokelat itu. "Donatnya enak banget, sih. Tapi… aku masih punya pertanyaan."

Alya dan David hanya saling memandang dan tertawa. Sudah tidak ada lagi yang perlu mereka sembunyikan, dan mereka menikmati momen itu meskipun sedikit canggung di hadapan rekan-rekan mereka.

Seiring berjalannya hari, Anton terus menggoda mereka, terkadang dengan sedikit lelucon dan kadang dengan pertanyaan-pertanyaan nakal yang membuat Alya dan David tertawa. Tapi semakin lama, Anton mulai memperlihatkan sisi yang lebih lembut. Ia mulai memahami bahwa hubungan mereka bukanlah sebuah permainan atau sandiwara.

Pada akhir hari, Anton datang menghampiri mereka berdua di ruang istirahat. Wajahnya yang biasanya penuh dengan senyum nakal kini terlihat lebih serius, meski ada sedikit senyum di bibirnya.

"Baiklah," katanya dengan suara yang lebih lembut. "Aku harus mengakui bahwa perasaan kalian itu nyata. Kalian memang pasangan yang serasi."

David dan Alya saling memandang, senyum mereka tidak bisa disembunyikan. "Terima kasih, Anton," kata Alya dengan tulus. "Kami senang akhirnya kamu bisa melihatnya."

Anton mengangguk dan tertawa kecil. "Tapi jangan terlalu cepat merasa aman. Aku masih akan mengawasi kalian berdua," katanya dengan nada bercanda.

David dan Alya hanya tertawa mendengar gurauan Anton. Mereka tahu bahwa meskipun ada banyak tantangan dan rintangan yang harus mereka hadapi—termasuk komentar usil dari Anton—mereka bisa menghadapinya bersama. Cinta mereka semakin kuat, dan semakin terbuka.

Hari itu ditutup dengan tawa dan kebahagiaan, dan meskipun ada banyak hal yang harus mereka hadapi, Alya dan David merasa lebih siap untuk menjalani semuanya bersama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!