NovelToon NovelToon
Married With Ketos

Married With Ketos

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:48M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Mempunyai paras cantik, harta berlimpah dan otak yang cerdas tidak membuat Alsava Mabella atau gadis yang kerap di sapa Alsa itu hidup dengan bahagia.

Banyak yang tidak tahu kehidupan Alsa yang sesungguhnya. Mereka hanya tahu Alsa dari luarnya saja.


Sampai akhirnya kehidupannya perlahan berubah. Setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk menikahkannya di usianya yang terbilang masih sangat muda itu dengan lelaki yang sangat di kenalinya di sekolah.


Lelaki tampan dan juga memiliki otak yang cerdas seperti Alsa. Bahkan Dia juga menjadi idola di kalangan siswi di sekolahnya.


Mau menolak? Jelas Alsa tidak akan bisa. Bukan karena dia memiliki rasa, tetapi keputusan kedua orang tuanya adalah mutlak.

Follow ig riria_raffasya ✌️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini Sakit (Alsava)

Alsa sedang menangis di dalam kamarnya. Dia kecewa, dan dia marah tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menangis. Meskipun kedua orang tuanya tidak pernah mengurusnya sedari kecil, tetapi keputusan mereka tidak bisa di bantah.

Ketika kecil dulu Alsa juga sama halnya dengan Maminya. Suka sekali berpose atau berjalan lenggak-lenggok- layaknya berjalan di depan banyak pasang mata. Alsa menyukai dunia model seperti Maminya. Tetapi sejak pencapaian pertamanya menjadi juara pertama di usia 8 tahun. Sejak itu pula Alsa mengubur dalam-dalam keinginannya. Papinya melarang dengan keras hobinya itu. Bukan tanpa sebab Papi Dion melarang Alsava keras. Alasannya cuka satu. Papi Dion tidak ingin dunia Alsa sama seperti dunia Maminya.

Ceklek

Pintu kamar Alsa terbuka. Mami Eva datang dan menghampiri Alsa yang masih terduduk di tepi ranjang dengan wajah acak-acakan.

Mami Eva melihat Alsa prihatin. Bagaimanapun juga ini karena dirinya. Tetapi dia juga yakin dibalik ini semua pasti ada hikmahnya dan memang yang terbaik untuk anaknya dari rencana yang sudah Tuhan tetapkan.

"Al, maafin Mami." Mami Eva mencoba untuk menggenggam tangan Alsava.

Tidak ada penolakan dari Alsa, dia membiarkan Maminya menggenggam tangannya, mata sembab Alsa menatap wajah wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan awet muda itu.

Alsa tersenyum kecut. "Apa dengan kalian ngejual Alsa ke keluarga itu kalian bisa puas? kalian bisa senang? atau mungkin memang aku selama ini hanya menjadi beban di antara kalian?" tanya Alsa membuat Mami Eva segera menggelengkan kepalanya.

Jujur saja Mami Eva juga sama sakitnya dengan semua ini, apa lagi ketika mendengar penuturan Alsa yang menyebutkan jika mereka menjual Alsa ke keluarga Gerald. Menjadi beban untuk kedua orang tuanya, itu sama sekali tidak benar. Percayalah itu sangat menyakitkan untuk seorang ibu seperti halnya Mami Eva, dia merasa sudah menjadi orang tua yang gagal untuk anaknya. Tetapi sekali lagi, dia tidak bisa menolak apa yang sudah menjadi keputusan Papi Dion, ada sesuatu hal yang memang Alsa tidak ketahui selama ini. Dan ini tentang keluarga mereka.

"No Alsava, kamu harta berharga kami Al, kami hanya takut suatu saat tidak bisa menjagamu dengan baik, cukup sudah apa yang selama ini kami lakukan membuatmu seperti ini," jawab Mami Eva dengan air mata yang sudah menetes di pipinya.

Alsa semakin menangis, meskipun tanpa suara tetapi hatinya semakin terasa tercabik-cabik. Jawaban Maminya membuatnya semakin sakit, jika Alsava harta berharga untuk kedua orang tuanya, tidak seharusnya mereka menitipkan apa lagi menjual dengan orang lain. Harusnya mereka jaga dengan baik. Tetapi kenyataannya semua berbalik dari apa yang Maminya katakan.

"Alsa, percaya Nak, kami melakukan ini semua untuk kebaikanmu, Mami dan Papi sangat menyayangimu, dan keluarga Bunda Nimas itu orang yang baik Nak," jelas Mami Eva untuk meyakinkan Alsava. Berharap setidaknya Alsa tidak merasa takut dengan keluarga yang sebentar lagi akan menjadi bagian dalam hidupnya.

Alsa terdiam sebentar. Sebelum akhirnya mengangguk setuju, Bunda Nimas dan Ayah Hendy memang sangat baik. Tetapi tidak dengan anaknya. Bahkan anak mereka yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itulah yang selalu menyiksa Alsava dengan hukuman yang diberikan olehnya.

"Alsa, please," pinta Mami Eva membuat Alsava akhirnya mengangguk dengan senyum tipis.

Mami Eva tersenyum dan langsung memeluk Alsava, bahkan beliau juga terus mencium puncuk kepala dari anak gadisnya itu.

Berbeda dengan Alsava yang masih merasa sakit dan kecewa di dalam hatinya. Tetapi Alsava mencoba untuk mengesampingkan semua rasa yang sedang dia rasakan, mungkin dengan mengorbankan hidupnya seperti menikah dengan orang yang tidak dia suka akan membuat kedua orang tuanya lebih bahagia.

Gerald sampai di depan rumahnya. Setelah memarkirkan mobilnya. Dia langsung masuk ke dalam. Seharusnya tadi dia ada rapat osis, tetapi karena kedua orang tuanya meminta untuk cepat pulang, akhirnya Gerald membatalkan rapat osis bersama dengan teman-temannya.

"Nah itu yang ditunggu dari tadi sudah datang," ucap Bunda Nimas melihat kedatangan anak tampannya.

Gerald tersenyum, mencium punggung tangan kedua orang tuanya, setelah itu dia ikut duduk bersama dengan mereka.

"Ada apa Bund, Yah?" tanya Gerald penasaran.

Dia tahu kalau pasti kedua orang tuanya akan membahas tentang pernikahannya dengan cewek pembuat onar itu. Tetapi Gerald masih belum paham apa lagi yang aka kedua orang tuanya bahas saat ini.

"Ke ruang kerja Ayah saja bagaimana?" usul Ayah Hendy.

Bunda Nimas tersenyum mengangguk, pertanda setuju, sedangkan Gerald tampak menaikan sebelah alisnya bingung.

" Kenapa harus di ruang kerja Ayah? penting banget?" tanya Gerald membuat kedua orang tuanya mengangguk.

"Ini tentang hidup dan mati kamu Ral," jawab Bunda Nimas membuat Gerald sedikit terkejut.

Bunda Nimas menggeleng melihat wajah Gerald yang tampak biasa saja. Anaknya memang berwajah tampan dan datar. Dan dia sadari itu.

Setelah sampai di ruang kerjanya. Kini semua malah diam sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya tawa awkard dari Ayah Hendy membuat Bunda Nimas juga ikut tertawa. Berbeda dengan Gerald yang malah semakin dibuat bingung dengan tingkah kedua orang tuanya.

"Jadi gini Ral-" kalimat Ayah Hendy terjeda.

Dia menatap Gerlad dengan serius. Lalu menghela napasnya dalam. Mau bagaimanapun juga keputusan singkat ini memang bisa saja membebankan anak semata wayangnya itu.

"Apa kamu benar sudah menyetujui permintaan dari Tante dan Om Dion?" tanya Ayah Hendy memastikan.

Gerald mengangguk, membenarkan apa yang ditanyakan oleh Ayahnya barusan. Ayah Hendy tersenyum dan bernapas lega, setidaknya jika Gerald yang menyetujui sendiri itu berati mereka tidak begitu memaksa dengan perjodohan dan pernikahan dadakan ini.

"Sebenarnya ada apa Yah? apa rencana perjodohan itu dibatalkan? baguslah kalau begitu," ucap Gerald membuat kedua orang tuanya buru-buru menggeleng.

"Bukan dibatalkan nak, tetapi acara pernikahan kamu dan Alsa akan dilangsungkan besok pagi di hotel Ayah, kamu tenang saja semua sudah kita siapkan," jelas Bunda Nimas yang sudah tidak sabar untuk memberitahu Gerald. Jika menunggu suaminya yang ada malah terus basa-basi dan muter.

Kali ini berbeda dari biasanya, Bunda Nimas lebih tegas dari Ayah Hendy dalam menyampaikan sesuatu hal yang penting untuk anaknya. Karena Bunda Nimas sendiri memang sudah tidak sabar untuk mempunyai seorang menantu, terlebih dia tahu jika Alsava calon menantunya itu sejak kecil kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya. Yang sama-sama sibuk dengan bisnis dan kesibukannya.

"Besok?" tanya Gerald dengan nada lirih. Tetapi terdengar begitu berat dari nada suaranya. Bunda Nimas dan Ayah Hendy paham jika Gerald terkejut dengan rencana dadakan itu.

Mereka mengangguk. Membuat Gerald menghela napasnya dalam. Gerald kira di percepat itu 2 minggunan lagi, tetapi ternyata perkiraannya salah. Pernikahannya dengan Alsa akan dilangsungkan besok pagi. Bahkan dirinya saja belum menyiapkan apa-apa. Bisa-bisanya kedua orang tuanya berpikir begitu pendek. Apa karena kepulangan kedua orang tua Alsa yang tidak bisa lama di Indo? Gerald juga tidak tahu. Tetapi dia sempat berpikir seperti itu.

Gerald berdiri dari duduknya. Bukan Gerald mau menolak, tetapi pernikahan yang diadakan besok pagi itu seperti mimpi untuknya.

"Kamu mau kemana nak?" tanya Bunda Nimas membuat Gerald menatap Bundanya dan Ayahnya secara bergantian.

"Mau mencari udara segar Bund, tiba-tiba Gerald merasa sesak napas," jawab Gerald lalu berlalu keluar dari ruang kerja Ayahnya.

Bunda Nimas dan Ayah Hendy saling pandang, lalu mereka sama-sama menghela napasnya dalam.

Gerald menghubungi kedua sahabatnya. Dia meminta bantuan untuk menghilangkan pikiran stresnya kali ini. Masalah besok pagi biar dia pikirkan besok. Yang terpenting sekarang Gerald bisa merasa tenang terlebih dahulu.

1
Restihikari97
gak bisa di gapai 😂
Restihikari97
reno woi lah 😭
Widia😋
wih serunya kak👍🏻😋👍🏻
AISYAH MUFLIKHATUL SYARIFAH
Luar biasa
Restihikari97
bikin masalah Mulu nih Ninda 😒😠
Siti Ruwanti
Luar biasa
Restihikari97
mertua idaman 😍
Dewi Agustin
Luar biasa
Restihikari97
sweet banget loe Gerald
Restihikari97
Luar biasa
Restihikari97
ini mah mencari kesempatan dalam kesempitan 😂
Restihikari97
pasti si Ninda 😒
Nur Laely
Luar biasa
teamousse
penasaran
Restihikari97
emang enak di cuekin 😝
Neng Siti
Luar biasa
duoNaNa
hhh
duoNaNa
paham bener lo bim
duoNaNa
🤣🤣🤣🤣
Dede Mila
malu malu mau 😻😻😻😻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!