Alden adalah seorang anak yang sering diintimidasi oleh teman-teman nakalnya di sekolah dan diabaikan oleh orang tua serta kedua kakaknya. Dia dibuang oleh keluarganya ke sebuah kota yang terkenal sebagai sarang kejahatan.
Kota tersebut sangat kacau dan di luar jangkauan hukum. Di sana, Alden berusaha mencari makna hidup, menemukan keluarga baru, dan menghadapi berbagai geng kriminal dengan bantuan sebuah sistem yang membuatnya semakin kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8 Jay
Di tengah gemerlap kota Nirve yang berbahaya, berdiri sebuah gedung tua yang megah namun suram. Gedung ini, dulunya merupakan pusat bisnis yang sibuk, kini menjadi markas besar bagi seorang kriminal kejam yang dikenal sebagai Viper.
Dindingnya berlumut, ditumbuhi tanaman liar yang merambat, memberikan kesan angker yang menakutkan bagi penduduk setempat.
Setiap sudut gedung dijaga ketat oleh preman-preman bertubuh kekar, wajah mereka keras dan penuh tato, menunjukkan pengalaman panjang dalam dunia yang gelap.
Suatu malam yang dingin. Jay, seorang pemuda berambut pirang melangkah menuju gerbang gedung itu. Ia tidak datang tanpa persiapan; penampilannya yang kumuh hanyalah penyamaran.
Jay memendam dendam yang membara kepada Viper, sang pimpinan yang telah merenggut keluarga dan kehidupannya. Dengan tekad membara, ia menyusup masuk, bertekad untuk menghabisi tokoh jahat tersebut.
Dengan cermat, ia bergerak melewati para penjaga. Satu per satu, mereka dikalahkan dalam senyap. Namun, nasib tampaknya tidak berpihak padanya. Ketika ia hampir mencapai tujuan, seorang penjaga yang lebih waspada memergokinya. Pertarungan sengit tak terelakkan pecah di dalam ruangan yang gelap dan pengap.
Pemuda itu bertarung dengan gigih, namun jumlah lawan yang banyak dan keterampilannya yang terlatih membuatnya kewalahan.
"Apa sampai disini saja?" Lirih Jay melihat dirinya telah dikepung dari berbagai arah.
Dalam kekacauan itu, sebuah serangan mendadak menghantamnya, membuat darah segar mengalir di sisi tubuhnya. Rasa sakit yang menusuk membuat pandangannya kabur, tetapi ia tidak menyerah. Dengan sisa tenaga yang ada, ia berhasil meloloskan diri dari gedung neraka itu.
Di luar, hujan turun dengan deras, seolah meratapi penderitaan yang ia alami. Setiap langkah terasa berat, namun adrenalin dan tekad membawanya menjauh dari kejaran para preman.
...
...
"Status"
Layar biru muncul di hadapan Alden, memperlihatkan statistiknya.
Nama: Alden
Level: 5
HP: 200\200
MP: 100/100
Strength: 29
Vitality: 20
Agility: 15
Vision: 33
Koin: 13000
Toko sistem
Inventori
Skill: Hunter strike(C)
Alden memperhatikan levelnya, sebelum melawan Bugo levelnya hanya 1 namun meningkat menjadi 5 setelah berhasil mengalahkannya.
Alden membuka inventori sistem dan menemukan kotak skill random yang ia dapatkan dari hadiah sistem sesaat menyelesaikan quest mempertemukan Lucy dan Naira.
"Aku hampir lupa dengan ini." Gumamnya kemudian membuka kotak skill tersebut.
[Membuka kotak skill random tingkat E, mendapatkan Skill Sharp blow: Memukul musuh dengan pukulan tajam, memberikan damage kritikal ketika mengenai titik lemah musuh]
Alden mengangguk lumayan, dengan skill ini seharusnya ia bisa mengalahkan musuh dengan mudah jika mengetahui kelemahan lawannya.
"Sekarang bagaimana kalau kita melihat fungsi toko sistem."
[Membuka toko sistem.]
Skill yang tersedia:
Jab: serangan cepat ke arah lawan, ideal untuk jarak dekat. (1000 koin)
Armbar: teknik canggih untuk mengalahkan lawan dengan mengunci lengan mereka. (1000 koin)
Uppercut: pukulan dari bawah ke atas, ideal untuk mengejutkan lawan. (5000 koin)
Rear Naked Choke: teknik mencekik lawan dari belakang, efektif untuk menyudahi pertarungan. (4000 koin)
Potion:
Strength max: statistik STR bertambah sebanyak 30 selama 10 menit. (5000 koin)
Vitality max: statistik VIT bertambah sebanyak 30 selama 10 menit. (5000 koin)
Agility max: statistik AGI bertambah sebanyak 30 selama 10 menit. (5000 koin)
Vision max: statistik VSN bertambah sebanyak 30 selama 10 menit. (5000 koin)
Healt: meningkatkan kecepatan penyembuhan hingga 50% (1000 koin)
Energi: meningkatkan kecepatan penyembuhan stamina hingga 50% (1000 koin)
[Info: item yang tersedia akan bertambah sesuai dengan level pengguna.]
Setelah penuh pertimbangan, Alden memilih skill Uppercut seharga 5000 koin. Untuk potion sendiri ia hanya akan membelinya ketika sedang terdesak.
Alden berniat menghemat koin miliknya untuk tingkatan skill yang lebih tinggi.
Waktu terus berlalu dan malampun tiba bersamaan dengan suara gemuruh yang menandakan turunnya hujan.
Alden sedikit khawatir mengingat Naira yang pergi keluar untuk mencari bahan makanan. Sebelumnya, Alden mengajukan dirinya untuk pergi namun dibantah oleh Naira. Wanita itu lebih mengenal lingkungan sekitar daripada Alden, itu sebabnya Alden hanya menunggu di penginapan sambil menjaga Lucy.
"Apa aku harus mencarinya?"
Tepat setelah Alden berpikir untuk mencari Naira, pintu penginapan tiba tiba diketuk sebanyak 3 kali dan terdengar suara Naira yang mengucapkan kode rahasia. Mereka harus melakukan itu demi keamanan.
Alden membukakan pintu, ia melihat Naira namun dalam kondisi membopong seorang pria tidak dikenal.
"Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang bantu aku." Kata Naira kelelahan menggendong pria yang lebih tinggi darinya.
Alden membaringkan pria itu di kasur sementara Naira menyuruh Lucy untuk membuat air hangat.
Kondisi pria itu sangat memprihatikan, seluruh tubuhnya lebam seolah dipukuli oleh banyak orang, beberapa luka tusukan juga terlihat di tubuhnya yang membuat banyak darah berserakan.
"Apa kau kenal orang ini?" Tanya Alden, bagaimanapun tidak mungkin Naira membawa orang yang tidak dikenal meskipun dalam keadaan sekarat.
Naira mengangguk, "Dia adalah anak yang cukup dekat dengan Kakek Val. Aku dengar sejak kecil dia selalu dirawat olehnya, tapi dia pergi beberapa bulan yang lalu."
Naira mengingat cerita Kakek Val yang merawat seorang anak laki-laki berambut pirang sudah seperti cucunya sendiri.
Awalnya Naira kesal dengan anak itu karena meninggalkan Kakek Val yang sudah tua seorang diri, namun Kakek Val percaya jika ada sesuatu yang tidak dapat dibicarakan sehingga anak yang dia rawat pergi.
"Mungkin saja dia memiliki petunjuk tentang kematian kakek, melihat dirinya yang diburu oleh anak buah Viper." lanjut Naira yakin.
"Kalau begitu kita harus menolongnya."
Sembari merawat Jay, Alden membeli Healt potion dan meminumkannya secara diam diam kepada Jay yang sekarat.
Malam yang dingin semakin terasa mencekam ketika hujan deras terus mengguyur kota Nirve. Di dalam penginapan kecil yang mereka tempati, Naira memandangi pria berambut pirang yang terbaring lemah di atas kasur. Wajah Jay penuh luka dan bengkak, sisa dari pertarungan sengit yang nyaris merenggut nyawanya.
Alden bersandar di samping pintu, waspada dengan setiap suara yang terdengar dari luar. Pengalaman hidup di jalanan membuatnya mengerti bahwa ketenangan sesaat bisa berubah menjadi bahaya sewaktu-waktu.
Di dalam benaknya, ia berharap agar Jay mendapatkan kembali kesadarannya, lalu dapat memberitahu lebih banyak tentang musuh mereka—Viper dan kelompoknya.
Waktu berlalu lambat. Di luar, hujan terus bergemuruh, bersahutan dengan gelegar petir yang sesekali membelah langit. Di satu sudut ruangan, Lucy duduk dengan panci air hangat, sesekali mengompres bagian tubuh Jay yang tampak paling parah.
Ia belum terbiasa dengan kekerasan yang terjadi di sekitar, namun keberanian mulai tumbuh dari dalam dirinya.
Akhirnya, gerakan kecil terlihat dari Jay. Kelopak matanya bergetar sebelum perlahan terbuka. Pandangannya yang awalnya kabur menemukan Naira yang memandanginya dengan perasaan campur aduk antara marah dan lega.
“Kau...,” Jay berusaha bicara, tapi hanya batuk yang keluar.
“Minum ini dulu,” ucap Naira lembut seraya menyodorkan segelas air ke bibirnya.
Setelah meneguk beberapa kali, Jay menarik napas dalam. "Terima kasih," katanya dengan suara yang masih lemah. "Kalian menyelamatkan nyawaku."
Naira mengangguk. "Kita punya banyak hal untuk dibicarakan. Tentang kakek Val, dan Viper."
Alden melihat ke arah Jay dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. "Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Mengapa kau bertarung dengan Viper?"
Jay mencoba duduk, meskipun rasa sakit terus menghantamnya. "Viper... dia monster. Aku mencoba menghentikannya, tapi belum cukup kuat."
Alden setuju. Dengan tekad yang menyala, ia tahu musuh mereka tidak akan mudah dikalahkan. "Jangan khawatir, kita akan melawan mereka bersama," katanya menenangkan. "Tapi kita butuh lebih banyak informasi."
Di luar, hujan mulai reda, menyisakan aroma tanah basah yang memenuhi udara. Sebuah awal baru bagi kelompok kecil mereka untuk mempersiapkan diri sebelum menyerang kembali ke sarang sang kriminal.