Rahasia Puteri

Rahasia Puteri

Episode 1

Hai, namaku Puteri Maharani, dan mereka biasa memanggilku Puteri. Aku terlahir dari keluarga sederhana dan kami tinggal di kota Bandung.

Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Adikku bernama Krisna Aditama, yang usianya 5 tahun lebih muda dariku.

Ayahku bernama Nura, dan ibuku bernama Monica. Kehidupan kami memang biasa saja. Semenjak memutuskan keluar dari rumah Oma, kami kini tinggal dirumah kontrakan kecil. Namun kami sangat bahagia walaupun kehidupan kami sangat sederhana.

********************

Kala itu, aku baru saja bekerja di sebuah perusahaan besar di kota ini. Disana aku berkenalan dengan banyak teman, dan salah satunya bernama Wulan, ia 8 tahun lebih tua dariku, dan sosok Wulan selalu mengayomiku.

Ditempat kerja, akupun mudah membaur dengan teman-teman baruku. Hingga tak terasa sudah 1 tahun berlalu.

Suatu hari teman-temanku berencana untuk berendam, refreshing ke Ciater setelah selesai bekerja. Mereka mengajaku, dan itu kali pertama aku pergi bersama teman-teman diluar pekerjaan.

Awalnya aku menolak, tetapi teh Wulan langsung turun tangan menelpon ayahku, meminta izin agar aku bisa ikut bersama mereka.

"Halo yah, ini Wulan..".

"Iya Wulan, Tumben telepon, ada apa? Apa Puteri buat masalah ditempat kerja?." Ayahku bertanya dengan sedikit keheranan.

"Enggak kok yah, Wulan telepon karena mau minta izin, untuk mengajak Puteri. Malam ini rencananya kami mau pergi berendam ke Ciater!" jelas Wulan.

Telepon tersebut tiba-tiba hening, ayah tidak segera menjawab pertanyaan Wulan, seolah tengah berpikir, kemudian beliau bertanya.

"Boleh ayah bicara dengan Puteri?"

"Ooh boleh yah, sebentar!"  Wulan memberikan teleponnya kepada Puteri

" Halo yah!" Dengan sura yang sedikit gemetar.

"Teh, kamu mau ikut ke Ciater?",

" Hmm i-iya yah, itu juga kalau diizinkan sama ayah", jawabku ragu.

"Siapa aja yang ikut?? Ada cowoknya??"

Tiba-tiba saja jantungku berdebar kencang saat mendengar pertanyaan beliau, pasalnya ayahku tentu tidak akan mengizinkan, karena beliau begitu khawatir kepadaku, apalagi jika tahu aku pergi bersama cowok.

" A-ada yah, hmm... itu temennya teh Wulan yang bawa mobil ,"  jawabku lirih.

Rasanya percakapan meminta izin ini hanya akan sia-sia saja, pergi malam-malam ketempat jauh dan baru, tanpa pengawasan beliau, mustahil akan diizinkan.

"Tolong kasih teleponnya sama Wulan, ayah mau bicara!!", tanpa menjawabnya aku pun segera menyerahkan gagang telpon itu kembali kepada teh Wulan.

" Iya yah ini Wulan..", sahut Wulan begitu menerima gagang telpon dariku.

"Wulan, ayah titip Puteri yah, ayah kali ini izinkan karena Puteri pergi bersama Wulan, ayah percaya sama Wulan, Wulan bisa jagain Puteri disana, jangan macam-macam ya, hati-hati dijalan, jangan ngebut bawa mobilnya, semoga kalian selamat sampai tujuan dan kembali pula dengan keadaan selamat, kalau ada apa-apa langsung telepon atau sms ayah ya!!", cerewet ayahku yang mengizinkan, dengan amanah pada teh Wulan.

"Baik yah Wulan pasti bakal jagain Puteri dan ingat pesan-pesan ayah, terima kasih karena sudah mengizinkan Puteri ikut bersama kami , dan Wulan pastikan Puteri akan baik-baik saja dan pulang dalam keadaan selamat", jawabnya dengan senang. Kemudian telepon pun ditutup dengan salam oleh keduanya.

**************************

Sebenarnya pria yang ikut dengan kami ada 3 orang, karena si pria yang menyetir mobil mengajak kedua temannya. Kami bersembilan orang, dengan 6 wanita dan 3 pria dalam 1 mobil.

Akhirnya kami pun sampai ditempat yang kami rencanakan, yaitu salah satu tempat wisata berendam air panas belerang Ciater Subang, pada pukul 12 tengah malam.

Dikarenakan acaranya dadakan, maka aku dan kedua temanku termasuk teh Wulan tidak membawa baju ganti, alhasil kami hanya duduk-duduk bermain air dan merendamkan kaki saja, sambil mengobrol diiringi canda tawa bersama teman-teman yang lain, namun telponku terus berdering.

Jujur saja aku merasa risih karena hampir 5 menit sekali telepon itu berdering dan membuat teman-temanku yang lain mengejeku.

Aku bangkit dari pinggiran kolam menuju meja penyimpanan barang, mengambil ponselku, lalu menjauh dari mereka, untuk menerima telepon.

"Iya ada apa yah?". Jawabku sedikit berbisik.

"Kamu sudah sampai teh? Dari tadi ayah telepon kok gak diangkat-angkat!"

"Sudah yah, ini ponselnya ditas, teteh lagi ngobrol sama temen-temen, jadi gak kedengeran!" Jawab Puteri bohong, padalah dari tadi ia sudah mendengar ponselnya berdering, namun ia abaikan.

"Ya sudah, jangan terlalu lama main airnya, nanti kamu masuk angin!!

"Iya yah!!!" Kemudian aku menutup teleponnya. Dan kembali duduk bersama teman-temanku.

20 menit kemudian teleponku terus berdering lagi, aku pun segera bangkit lagi dari pinggiran kolam, menghampiri meja, dan kulihat panggilan masuk dari ayah, dari sebrang sana kulihat tawa teman-temanku yang mengejeku.

" Cie yang dari tadi di telpon nya bunyi mulu!, kenapa kagak diangkat Put?, pasti cowok nya ya!," Ledek salah seorang temanku.

"Cowok? Gak salah tuh, paling juga ayah nya yang nelponin, kan si Puteri jomblo!," Balas teman yang lain.

" Hahaha dasar anak ayah!, malam minggu aja yang telepon ayah!, yang ngapel ayah!, kerja juga dianter jemput ayah!, kamu udah gede Put, masa iya gak punya pacar, cari pacar dong!, kamu kan masih muda! Maennya kurang jauh nih hahahaha".

Seketika senyumku hilang dan menjadi murung, mendengar ucapan mereka, mungkin maksud kata-kata mereka hanya bercanda, tetapi candaan itu jelas tidak ku sukai, hingga aku begitu risih mendengar telponku yang terus berdering.

Teh Wulan yang menyadari perubahan ekspresiku, lalu mendekat dan mencoba menghiburku, ia mengatakan jika aku tidak perlu memperdulikan ledekan mereka, abaikan saja, tidak perlu dimasukan ke dalam hati.

Namun memang benar kata mereka, yang menelponku terus menerus itu adalah ayahku lagi, yang sedang khawatir dengan keadaanku disini.

Bete dan risih, itu adalah jawabanku apabila ditanya bagaimana kesan-kesanku selama berada disini. Aku tidak menikmatinya sama sekali.

********************

Sekitar pukul 3 subuh kami pun memutuskan untuk pulang, diperjalanan kami menemukan tukang bubur dan berencana ingin mengisi perut terlebih dahulu, karena kedinginan setelah berendam tadi malam.

Setelah makan kami pun melanjutkan perjalanan berkeliling-keliling sambil menunggu pagi untuk pulang ke rumah masing-masing.

Namun karena jam masih menunjukan pukul 4.30, maka kami memutuskan untuk ikut ke toilet sambil istirahat sejenak di rumah Risa, salah satu teman kami yang kebetulan dirumahnya sedang kosong.

Pria yang mengantar kami lalu melanjutkan perjalanannya setelah menurunkan kami didepan gang rumah Risa. Mungkin karena kelelahan, kamipun hanya ngobrol-ngobrol ringan sambil tiduran diatas karpet di ruang tengah rumahnya.

Tanpa terasa pagi pun tiba, aku memutuskan untuk pulang bersama teh Wulan karena kita searah.

Sesampainya dirumah, orang yang pertama membukakan pintu adalah ayahku, dengan tatapan khawatir beliau bertanya,

" Kenapa telepon ayah dari semalam gak kamu angkat lagi teh? Ayah khawatir, kamu tuh anak gadis, gak pernah main apalagi malam-malam begitu, ketempat yang jauh pula!", ucap beliau dengan lirih.

Aku memang sengaja tidak mengangkat teleponnya lagi, setelah teman-teman meledekku.

"Sinyal jelek yah dan baterainya semalam lowbat gak ada buat charge hp nya", jawabku berbohong.

" Apa kamu sudah sarapan?", tanya ayah lagi.

" Sudah"

Kemudian ayah mengusap kepalaku dan berkata,

" Yasudah kamu istirahat dulu, kamu gak pernah begadang, jangan sampai kamu sakit!"

Aku hanya menjawab "baik yah" , Lalu pergi menuju kamarku.

Jujur saja terkadang aku benar-benar risih dengan keadaan begini, ayah memperlakukanku seperti anak kecil, padahal usiaku sudah 19 tahun, sudah seharusnya aku mempunyai pacar, diantar jemput oleh pacarku, dan malam mingguan, seperti teman-teman yang lainnya, tetapi apa? aku justru diejek oleh mereka habis-habisan karena aku jomblo dan itu membuatku kesal.

Hari itu aku habiskan dengan mengurung diri di kamar untuk merenung, begini ya rasanya, ketika kita dibully oleh orang?.

Sakit sekali dan seperti menyisakan trauma yang membekas, karena takut terjadi lagi. Ledekan mereka tidak parah memang, tapi cukup meninggalkan jejak didalam ingatanku.

Terpopuler

Comments

☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡

☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡

salam kenal 👋jika berkenan mampir juga👍🙏

2024-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!