Catharine Briana Wilson dan Cathalina Andromeda Wilson adalah saudara kembar identik yang sengaja dipisahkan sejak bayi oleh sang ibu
Catharina yang tinggal bersama orang tuanya harus menghadapi kepahitan hidup setelah sang ibu meninggal dunia dan ayahnya menghadirkan ibu tiri untuknya
Memiliki ibu tiri yang jahat, adik tiri teratai putih dan ayah jenderal bajingan, Cathalina yang mengantikan posisi sang kakak yang dibunuh pada saat pernikahannya berniat membalas dendam
Menginjak-injak mereka dan menjadikan mainan! Mata dibalas dengan mata !
Memiliki suami yang lumpuh dan kejam,Cathalina akan membuatnya bertekuk lutut dan membayar semua penghinaan yang diberikan lelaki tersebut kepada sang kakak.
Putri yang luar biasa dengan berbagai macam keahlian yang akan menggemparkan kekaisaran Lunox.
Bahkan kaisar membutuhkannya untuk bertahan hidup dan mengamankan singhasananya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETEGASAN CATHARINE
Melihat kereta dengan lambang istana Benedict bergerak keluar halaman, Marquess Betrand yang merasa jika ini hanya kesempatan yang dimiliki untuk bertemu putri sulungnya segera menghentikan kereta.
"Ada apa? ",tanya Catharine penasaran.
"Ada tuan Jenderal didepan nona",jawab Lili memberi informasi.
Catharine yang penasaran dengan niat sang ayah menghentikan kereta kudanya pun segera turun.
Baru juga kaki Catharine melangkah turun, suara berat Marquess Betrand membuat hatinya geram.
"Jangan harap kamu bisa kembali ke istana Benedict sebelum token pasukan Darkmare kamu serahkan! ",ujar Marquess Betrand penuh intimidasi.
Mendengar ucapan sang ayah yang baru pertama di temui, Catharine terkekeh pelan.
Lelaki ini memang difinisi ayah bajingan, bukannya menanyakan kabar sang anak malah sibuk mengurusi sesuatu yang bukan menjadi haknya.
“Jenderal Betrand, dengan kemampuan yang anda miliki, apakah anda layak memimpin pasukan Darkmare?”
Catharine menatap ayah kandungnya tersebut dengan sinis sambil berjalan mendekat.
“Saya pikir, anda sebaiknya segera mengundurkan diri dari posisi Jenderal karena itu tak layak mengingat anda sama sekali belum pernah berangkat ke medan pertempuran yang sesungguhnya dan hanya mengandalkan penghargaan yang diperoleh kakekku, jadi buang jauh-jauh harapan anda untuk memimpin pasukan Darkmare karena anda tak layak! ”.
Kata-kata Catharine yang tajam kembali mengingatkan orang-orang jika selama ini memang Jenderal Betrand sama sekali belum pernah pergi ke medan pertempuran yang sesungguhnya dan gelar yang didapatkannya hanya meneruskan jejak Jenderal Tua Wilson yang wafat di medan perang enam tahun silam.
Hal ini terjadi karena Marquess Betrand masih belum memiliki token pasukan Darkmare milik keluarga Wilson sehingga dia tak bisa menggerakkan pasukan elit milik mertuanya itu untuk ikut turun dimedan perang.
Sementara untuk dua pasukan besar lainnya dikekaisaran yaitu pasukan Lunox dan pasukan Benedict semuanya ada dibawah kendali Raja Dexter sehingga adik tiri kaisar itulah yang selama ini turun ke medan pertempuran hingga mmebuat wilayah kekaisaran Lunox semakin luas dan ditakuti oleh musuh.
Merasa harga dirinya tersentil, Marquess Betrand yang marah pun segera melompat turun dari atas kudanya dan berteriak “Lancang! Dasar anak durhaka!” sambil melayangkan pukulan ke wajah Catharine.
Hendak diserang oleh sang ayah, Catharine bukannya mundur tapi malam bergerak maju , memalingkan wajahnya kekanan untuk menghindar dan menampar balik Marquess Betrand dengan keras hingga tubuhnya jatuh telungkup ketanah.
Marquess Betrand berusaha untuk bangun, akan tetapi Catharine dengan cepat melangkah dan meletakkan kakinya dipunggung sang ayah sambil menekan dengan kuat hingga wajahnya menempel ketanah dan tak bisa bergerak.
Mendapat serangan secara mendadak seperti itu membuat pikiran Marquess Betrand kosong seketika.
Dia sama sekali tak menyangka jika putrinya yang dianggap bodoh dan tak memiliki kemampuan apapun mempunyai tenaga sebesar itu hingga hanya dalam satu kali tamparan sudah bisa membuatnya terjerebab ke tanah.
“Apakah ini masih benar-benar putriku? ”, batin Marquess Betrand penuh tanya.
Harga diri Marquess Betrand sebagai jenderal besar di kekaisaran Lunox runtuh seketika ketika didepan umum dia dipermalukan sedemikian rupa oleh putri yang dianggapnya sampah dan tak berguna itu.
Melihat Catharine tak melepaskannya begitu saja, Marquess Betrand yang masih tengkurap dengan separuh wajah menempel kuat ditanah merasa nafasnya naik keatas kepala hingga dia memuntahkan seteguk darah sebelum pandangannya menjadi gelap dan dia jatuh pingsan.
Marchioness Sandra yang melihat suaminya pingsan segera berteriak dengan marah kepada parjurit yang berjaga dikediaman “Kenapa kalian diam saja melihat gadis jahat itu menganiaya Jenderal! Apakah kalian hanya makan gaji buta! Cepat bunuh gadis sialan itu!”.
Dia tak lagi menyembunyikan niat jahat untuk membunuh anak tirinya itu melihat bagaimana beraninya Catharine bertindak saat ini.
Marchioness Sandra berpikir dia cukup ceroboh hingga tak menyadari jika Catharine memiliki kemampuan sehebat itu.
Meki suaminya bukan yang terkuat, namun melihat bagaimana Catharine bisa mengalahkan Marquess Betrand dengan sangat mudah, Marchioness Sandra menyakini jika anak tirinya itu pasti telah melakukan latihan bela diri selama bertahun-tahun karena kekuatan seperti itu tidak bisa didapatkan secara instan.
Yang jadi pertanyaan dalam benaknya saat ini adalah, kapan Catharine berlatih dan siapa gurunya karena selama tinggal dikediaman dia sama sekali tak melihat anak tirinya itu berlatih dan memiliki guru karena memang Marchioness Sandra tak menyediakan untuknya.
Diapun mulai menaruh kecurigaan jika beberap guru yang dikirim untuk mengajari anak-anak kandungnya ada yang berkhianat dengan memberi pelajaran secara diam-diam kepada Catharine.
Hanya hal ini lah yang mampu Marchioness Sandra tarik dari apa yang terjadi tanpa dia tahu jika anak tiri yang ada dihadapannya itu bukanlah Catharine melainkan adik kembarnya yang tak pernah dia ketahui, Cathalina.
Ketengana terus terjadi didepan kediaman keluarga Wilson, dan para prajurit yang berjaga, begitu mendengar teriakan dari Marchioness Sandra merekapun segera bergerak.
Namun baru juga mereka hendak maju, George yang hari ini mengawal Catharine pulang ke kediamanannya segera menghunuskan pedang panjangnya sambil berteriak lantang
“Jangan berani ikut campur! Ini murni masalah pribadi antar ayah dan anak. Jika kalian berani menyerang sang Putri maka kalian dianggap mengabaikan istana Benedict, meremehkan kaisar dan akan langsung dibunuh tanpa ampun!”.
Mendengar perkataan George yang merupakan salah satu jenderal muda milik pasukan Benedict, orang kepercayaan raja Dexter, membuat mereka tak bisa meremehkannya.
Semua orang sadar jika status Catharine sebagai putri Benedict lebih tinggi daripada status Jenderal Betrand yang hanya seorang Marquess.
Jenderal Betrand bisa memukul Catharine dengan status sebagai ayah, tapi mereka,status apa yang mereka miliki hingga berani menyerang Catharine?
Meremehkan Putri Benedict sama dengan meremehkan istana Benedict!
Meremehkan raja Dexter!
Meremehkan keluarga kerajaan!
Meremehkan Kaisar!
Mengingat semua itu membuat semua prajurit yang berjaga dikediaman keluarga Wilson tak berani bergerak.
Catharine kali ini merasa bangga dengan statusnya sebagai Putri Benedict yang tak pernah dia bayangkan bisa sangat berguna seperti ini.
Melihat ayahnya pingsan, Catharine hanya bisa mencibir kesombongan lelaki itu yang hanya bisa berteriak dengan lantang tanpa ada pembuktian dalam tindakan.
“Cih, hanya segini saja kekuatannya menginginkan token pasukan Darkmare. Mimpi!”, ujarnya sinis.
Melihat ayahnya masih tak bergerak, Catharine melepaskan kakinya sambil menoleh kearah Marchioness Sandra yang gemetaran dan secara naluriah berjalan mundur dengan ekpresi ngeri diwajahnya.
“Ap-apa yang akan kamu lakukan?”,ucap Marchioness Sandra gugup.
Melihat ibu tiri yang tadinya sangat angkuh dan berkuasa kini ketakutan, Catharine terkekeh pelan.
“Jangan takut! Aku tak akan membunuhmu sekarang karena itu terlalu mudah”, ujarnya menyeringai lebar.
“Hari ini, aku memutuskan hubungan dengan rumah Jenderal!”
“Aku bukan lagi putri sah Marquess Betrand!”
“Namun, aku masihlah pewaris sah keluarga Wilson karena hanya aku satu-satunya wanita yang memiliki darah keluarga Wilson maka dari itu, segala hal yang berhubungan dengan keluarga Wilson akan aku ambil alih, termasuk kediaman yang kalian tempati sekarang!”.
Meski tak membaca keseluruhan, Catharine yang memiliki daya ingat yang sangat bagus, dalam sekali pandang, apa saja yang tertulis dalam surat kepemilikan yang tadi dia ambil didalam ruang rahasia sang kakak dia tahu.
Termasuk rumah yang saat ini ayah dan keluarganya tempati, merupakan salah satu warisan yang ditinggalkan oleh keluarga Wilson untuk keturunan sah mereka, yaitu dirinya.
Marchioness Sandra sangat lemah sekarang dan sang suami masih pingsan, jadi dia tak bisa membuat keputusan.
“Wanita jahat! Bagaimana bisa kamu mengusir kami seperti ini!”, teriak Marchioness Sandra penuh amarah.
Catharine menatap ibu tirinya dengan sinis. Wanita tak tahu diri itu, selain jahat dia juga serakah, bahkan dalam kondisi seperti ini masih saja ingin menguasai harta peninggalan ibunya.
“Nyonya, anda masuk kedalam kediaman ini hanya membawa badan saja. Sudah untung keluarga Wilson mau menampung anda. Sekarang anda bilang saya jahat! Lalu, sebutan untuk orang yang menumpang dan ingin menguasai harta peninggalan keluarga ibu saya setelah merampas suaminya apa itu namanya? ”, ujar Catharine membalik keadaan.
Melihat banyak masyarakat yang menonton pertikaian mereka, merasa masih memiliki kesempatan,Marchioness Sandra tiba-tiba merubah raut wajahnya dengan cepat.
“Catty, setelah ibumu meninggal, akulah yang membesarkanmu dan mendidikmu dengan tulus. Memberikanmu sosok seorang ibu dan merawatmu dengan sepenuh hati. Tapi, setelah menikah dan menjadi Putri, inikah balasan yang kamu berikan kepada kami, orang tua yang telah merawat dan membesarkanmu dengan keringat dan darah”,ujar Marchioness Sandra dengan mimik wajah menyedihkan.
Dia bahkan mengusap sudut matanya dengan saputangan secara perlahan, hingga semua orang yang menonton pun merasa iba.
Catharine yang sudah tak sabar ingin kembali pun berusaha untuk mempertegas semuanya, agar image buruknya yang selama ini sengaja dihembuskan oleh ibu dan saudara tirinya bisa mereda.
“Sejak kapan nyonya memperlakukan saya seperti anak kandung sendiri?”
“Apakah itu dengan meracuniku hingga wajahku rusak?”
“Atau tak memperbolehkanku mendapatkan guru dan belajar agar aku menjadi bodoh?”
“Atau mungkin yang ibu maksud memperlakukanku sebagai anak sendiri dengan menjadikanku pelayan didalam kediaman yang sebenarnya menjadi hak ku karena hanya akulah satu-satunya pewaris asli keluarga Wilson, sementara anda hanyalah orang luar yang dengan sengaja merangkak naik ke ranjang Jenderal demi bisa keluar dari kemiskinan! ”
Apa yang Catharine ucapkan membuat semua orang yang menonton keributan menghela nafas dingin.
Secara keseluruhan apa yang Catharine ucapkan menjadi penjelasan kenapa selama ini nona tertua keluarga Wilson dirumorkan jelek dan bodoh.
Ternyata semua itu akibat pengaturan yang dibuat oleh Marchioness Sandra untuk menekan sang pewaris asli agar anak-anaknya bisa mendapatkan hak yang seharusnya menjadi milik Catahrine.
Dikeluarga Bagsawan,intrik dan persaingan seperti ini merupakan hal yang biasa, bahkan saling membunuh pun merupakan hal yang wajar, tidak mengejutkan semua orang jika sampai hal itu terjadi.
Catharine yang merasa jika semuanya telah jelaspun kembali bersuara lantang “Nyonya, seperti yang saya ucapkan tadi jika saya akan mengambil semua yang seharusnya menjadi milik saya. Dan untuk kediaman ini, saya memberikan sedikit toleransi. Dalam waktu tiga hari dari sekarang, begitu waktunya tiba, saya akan mengosongkan kediaman ini suka atau tidak suka”, ucap Catharine penuh ketegasan.
Setelah mengatakan hal tersebut, tanpa menunggu reaksi Marchioness Sandra, Catharine segera naik keatas kereta kudanya dan meninggalkan kediaman Wilson.