kehadirannya tak pernah di harapkan. kelahirannya di anggap kesalahan besar dan bencana.
ia lahir karena sebuah kesalahan.
Dia...
seorang anak haram dari seorang pengusaha terkenal.
Ryicki Mahendra Setiawan Ananta.
dia lahir dari rahim seorang wanita malam yang sengaja di jadikan jebakan untuk menghancurkan nama baik sang pengusaha.
mampukah ia menjalani kehidupannya dengan baik,
setelah hal buruk juga perlakuan buruk tanpa keadilan kerap kali ia terima dalam setiap jengkal langkahnya.
dalam setiap hembusan nafasnya,
hanya hinaan yang ia terima.
dialah gadis cantik berwajah dingin...
Maurelia Agastya prameswari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34 keterkejutan Maura
Akhtar masih setia menatap punggung Maura yang terus menjauh.
Sungguh bukan karena Maura mengaku seorang anak pelayan yang membuat seorang Akhtar terdiam.
Tapi ia mencoba mengingat siapa pemilik rumah besar ini karena ia merasa tak asing dengan rumah ini.
" semoga ada hal yang akan selalu membuat kita terikat Maura...." bisik pemuda itu kemudian.
Andai boleh jujur.
Saat ini sebenarnya ia merasa berat melepas gadis itu. Tapi ia tak punya hak apapun atas gadis itu.
Ia pun merasa tak yakin dengan perasaannya sendiri.
Ia takut mengambil keputusan.
Apalagi,
sepertinya tak ada jejak apapun dari peristiwa malam itu.
Ia semakin merasa tak memiliki alasan untuk memaksa Maura tetap berada di sisinya.
" tunggu sampai aku menyelesaikan urusanku dengan Clara,
dan aku yakin dengan perasaanku yang sebenarnya padamu..." lanjutnya lagi.
tak lama.....Akhtar pun meninggalkan tempat itu.
Maura nampak baru saja menaiki anak tangga dan sampai di depan pintu kamarnya.
Cklek....
Maura membuka pintu kamarnya dengan kening berkerut,
Pasalnya ia tak pernah meninggalkan kamarnya dalam keadaan lampu menyala dan pintu kamar tak terkunci seperti ini.
Matanya menyipit dan keningnya semakin berkerut ketika ia menangkap bayangan seseorang berada di dalam kamarnya dan tengah berdiri di sisi jendela.
" anda...." kata kata Maura menguap di udara.
" pulang bersama siapa kamu ?! " tanya seseorang itu yang tak lain adalah Ricky.
Tatapannya masih menatap kearah luar jendela.
Tepatnya ke arah luar pagar, pada sebuah mobil mewah yang baru saja terlihat meninggalkan tempat itu setelah diam cukup lama di sana.
Entah kenapa,
tiba tiba...
Jauh di sudut hatinya ada perasaan tak rela.
Ia takut....
Seseorang itu akan membawa gadis itu pergi suatu hari nanti.
Sementara Maura....
Sungguh ia di buat terkejut bukan main melihat pria itu berada di dalam kamarnya.
Selama hampir 19 tahun kini usianya, baru kali ini rasanya ia melihat laki laki itu berada di dalam kamarnya.
" kenapa diam saja ?! Kau belum menjawab pertanyaanku ?! " kata Ricky lagi.
Maura sedikit tergagap.
" bukan siapa siapa...hanya seorang teman " jawab Maura lagi dengan sedikit tergagap.
ia sedang mati matian menenangkan jiwanya yang tiba tiba seperti ingin bersorak.
Antara bahagia yang tak bisa terlukiskan dan terucapkan.
Dan masih ada perasaan euforia yang lain yang tersemat di dalam hatinya.
" seorang teman ?! Laki laki ?! " tanya Ricky lagi.
" emm...i...iya...." Maura semakin tergagap, ia sudah seperti seorang anak yang ketahuan melanggar aturan orang tuanya saja.
" berhati hatilah memilih teman laki laki....laki laki yang baik tidak akan membawa seorang perempuan berkeliaran di luar rumah hingga larut malam " kata Ricky lagi sambil memutar tubuhnya dan melangkah menuju pintu.
Glek.....
Maura sontak menelan ludahnya sendiri mendengar ucapan pria itu.
Perlahan ingatannya pada malam kelam itu kembali berkelebat di benaknya.
Ia jadi....
Merasa bersalah.
" sedang apa anda di kamarku ?! " tanya Maura ketika ia melihat pria itu telah berada di ambang pintu kamarnya.
Ia menghentikan langkah Ricky Ananta.
Sungguh ia merasa tak rela laki laki itu akan keluar begitu saja dari kamarnya.
Ia baru saja bisa merasakan sedikit perhatian dari laki laki itu kepadanya
Ia ingin sedikit lebih lama berada dalam situasi seperti ini.
" ini adalah rumahku, di setiap sudut di rumah ini juga milikku.......aku berhak berada di manapun yang aku mau di rumah ini " jawab Ricky dingin kemudian ia melanjutkan langkahnya meninggalkan kamar Maura.
Meninggalkan Maura yang terdiam tercenung demi mendengar kata katanya.
Maura sejenak menghela nafas setelah kepergian laki laki itu.
Tampaknya...
Ia sudah terlalu tinggi meletakkan assa.
Setelah keluar dari kamar Maura, pria itu menerima sebuah panggilan telephon di ponselnya.
Bergegas ia melangkah menjauh dari kamar itu.
Ricky :( Hallo.....iya Bram....bagaimana ?! Apa dia belum pulang juga ?! )
terdengar suara Ricky berbicara dengan seseorang pada sambungan telephonnya.
Saat ini pria itu telah berada di dalam ruang kerjanya yang ada di rumah itu.
Bram : ( belum presdir....)
Terdengar jawaban dari seberang
Ricky : ( ini sudah satu bulan Bram....apa yang terjadi ?! Kenapa dokter Budi belum juga kembali ?! )
Bram : ( katanya...putri dokter Budi mengalami koma paskah melahirkan presdir, beliau berpesan...
Jika presdir berkenan kita bisa mengirimkam samplenya dan dokter Budi akan melakukan pemeriksaan di sana )
Ricky : (tidak tidak Bram....aku tidak bisa melepaskan sample itu begitu saja.
Aku ingin pemeriksaan dan tes itu di lakukan di sini dan di bawah pengawasanku langsung.
Kau mengerti Bram ?! )
Bram : ( Saya mengerti presdir )
Ricky : ( baiklah...katakan kepadanya aku akan menunggu sampai dia kembali,
Dan selama itu, kau simpan baik baik sample itu.
Ingat.....
Tak ada yang boleh tahu akan hal ini selain kamu dan dokter Budi )
Bram : ( baik presdir )
Klik....
Sambungan telephon di matikan.
Ricky nampak mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
Di tatapnya rambut dalam genggamannya.
" siapa sebenarnya kamu....mungkinkan kamu benar benar......"
Kata kata pria itu menggantung di udara.
Tiba tiba ia merasakan jantungnya berdetak kencang dan darahnya seolah berhenti mengalir ketika otaknya memikirkan sesuatu.
serrraaaangngng....🔫🔫🗡️🗡️💣💣
btw, majikanmu masih hidup jadi perjuangin... kalau perlu minta tolong sama kakek nenek Maura. mereka kayaknya udah mulai sayang sama Maura.
biar Ricky nyesel udah nyia-nyiain anak kandung sendiri demi anak orang.
anak yang kata-katain anak pelacur malah anak gadis baik-baik. justru yang dianggap istri yang baik malah seorang wanita murhn