Zhang Xuanye, seorang pemuda desa, mendapatkan penunjuk takdir yang menghubungkannya dengan tahta Kaisar Giok, penguasa langit. Dalam perjalanannya untuk mengklaim kekuasaan tersebut, ia menghadapi berbagai ancaman dan mengungkap rahasia kelam. Dengan bantuan teman dan kekuatan baru, Zhang Xuanye berjuang untuk menyatukan dunia manusia dan ilahi.
Saya usahakan double up tiap weekend bilamana ada waktu lebih. Sekian, terima kasih🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Yang Egois?
Pertempuran di puncak Gunung Langit Utara pecah dengan kekuatan yang dahsyat. Makhluk-makhluk yang keluar dari gerbang batu mengamuk, melepaskan kekuatan gelap yang memenuhi udara. Suara derap kaki, benturan pedang, dan raungan para monster menggema di antara tebing-tebing tinggi.
Xiaolun Ruixiang melesat maju, pedangnya memancarkan cahaya suci yang semakin terang. Dengan serangan cepat, dia menebas salah satu makhluk besar, tetapi luka yang dia torehkan segera sembuh. "Ini tidak mungkin! Mereka tak bisa dihancurkan!" serunya, frustrasi.
Yufeng, yang berada di dekatnya, menangkis serangan monster lain dengan tombaknya. Matanya menyipit saat dia mengamati medan perang. "Mereka mungkin tidak bisa dihancurkan dengan cara biasa," gumamnya sambil memikirkan strategi. "Kita harus mencari titik lemah mereka."
Zhang Xuanye dan Biksuni Fengqing berdiri di dekat gerbang, tidak terlibat langsung dalam pertarungan. Mereka fokus mengendalikan energi yang menyembur keluar dari gerbang batu, mencoba menjaga keseimbangan antara kekuatan yang baru saja mereka lepaskan. Namun, jelas terlihat bahwa mereka mulai kesulitan.
"Kita harus menghentikan gerbang itu," kata Yufeng tegas. Dia menoleh pada Xiaolun Ruixiang. "Kamu dan beberapa prajurit lainnya tahan mereka! Aku akan mencoba mendekati gerbang dan mencari cara untuk menyegel kembali."
Xiaolun Ruixiang mengangguk, lalu meneriakkan perintah kepada para prajurit elit Huanyu yang tersisa. Meskipun jumlah mereka sudah jauh berkurang, semangat juang mereka tetap berkobar. Formasi mereka diperketat, mencoba menahan gempuran monster-monster yang terus berdatangan.
Yufeng berlari melintasi medan pertempuran, dengan lincah menghindari serangan-serangan makhluk raksasa. Setiap langkah yang dia ambil semakin mendekatkan dirinya ke gerbang batu yang memancarkan cahaya gelap yang semakin intens. Sesampainya di depan gerbang, Yufeng merasakan tekanan besar yang datang dari energi di dalamnya. Udara seolah-olah bergetar di sekelilingnya, membuat tubuhnya terasa berat.
"Gerbang ini terhubung langsung dengan dunia bawah," gumam Yufeng, matanya menyala penuh tekad. "Aku harus menemukan cara untuk menutupnya sebelum makhluk-makhluk yang lebih kuat keluar."
Namun, sebelum dia sempat mengambil tindakan, Zhang Xuanye melangkah maju, menghalangi jalannya. "Jangan berpikir untuk menutupnya, Pangeran Yufeng," katanya, suaranya terdengar dingin. "Kita membutuhkan kekuatan ini untuk melawan apa yang akan datang."
"Ini bukan solusi! Kamu sedang membangkitkan kekuatan yang tidak bisa kau kendalikan!" balas Yufeng tegas. "Kau sedang mempertaruhkan dunia ini!"
Zhang Xuanye hanya menggelengkan kepala. "Kau tidak tahu apa yang akan kita hadapi. Dunia bawah sudah bergerak, dan kita tidak punya pilihan selain melawan dengan kekuatan ini. Jika tidak, kehancuran akan datang lebih cepat dari yang kau bayangkan."
Tiba-tiba, ledakan energi besar terjadi di belakang mereka, membuat Yufeng dan Zhang Xuanye terlempar. Xiaolun Ruixiang berteriak, "Mereka datang lagi! Lebih banyak makhluk keluar dari gerbang!"
Makhluk baru yang keluar dari gerbang lebih besar dan lebih menakutkan. Dengan kulit hitam berlapis baja dan mata merah menyala, mereka menghantam para prajurit Huanyu dengan kekuatan yang luar biasa. Suasana pertempuran semakin kacau, dan pasukan Huanyu mulai terdesak.
Melihat ini, Yufeng menyadari bahwa tidak ada waktu lagi. "Kalau kau tidak mau menghentikan ini, aku akan melakukannya sendiri," ujarnya kepada Zhang Xuanye, matanya penuh determinasi.
Namun, sebelum Yufeng bisa bergerak lebih jauh, Biksuni Fengqing mengangkat tangannya, membentuk sebuah segel dengan jari-jarinya. Cahaya biru muncul di sekelilingnya, dan tiba-tiba sebuah kekuatan tak kasatmata menahan Yufeng di tempat. "Maafkan aku, Pangeran Yufeng, tetapi kami tak bisa membiarkanmu mengganggu rencana ini."
Xiaolun Ruixiang melihat kejadian itu dari kejauhan, dan dengan kecepatan luar biasa, dia melompat menuju Biksuni Fengqing, mencoba memutuskan segel yang dia buat. Tapi Fengqing, dengan gerakan anggun, mengeluarkan cambuk energi dari lengannya dan menangkis serangan Xiaolun.
"Sudah cukup!" seru Yufeng, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Fengqing. "Ini akan menghancurkan kita semua!"
Suara gemuruh semakin keras, dan dari dalam gerbang, muncul bayangan raksasa. Makhluk yang keluar kali ini jauh lebih besar dari yang lain, dengan tubuh yang dipenuhi duri dan sayap yang membentang lebar. Aura kegelapan yang dipancarkan membuat seluruh pasukan Huanyu bergetar ketakutan.
"Sekarang kita melihat siapa musuh sebenarnya," gumam Zhang Xuanye, wajahnya penuh ketegangan.
Yufeng memandang makhluk raksasa itu dengan perasaan getir. "Apakah ini harga yang harus kita bayar untuk menyelamatkan dunia?"
Xiaolun Ruixiang kembali ke sisinya, napasnya terengah-engah. "Kita tidak bisa membiarkan mereka menang," katanya. "Apapun yang terjadi, kita harus menutup gerbang itu dan menghentikan makhluk-makhluk ini sebelum lebih banyak yang keluar."
Yufeng mengangguk. "Kita akan melawan dengan segala kekuatan yang kita punya."
Pertarungan terakhir di puncak Gunung Langit Utara baru saja dimulai, tetapi nasib dunia sekarang tergantung pada mereka.