Di saat membutuhkan uang tambahan, Roro yang bekerja sebagai perawat mendapat tawaran pekerjaan untuk mengasuh anak yang menderita kanker darah.
Tidak disangka anak itu adalah anak direktur rumah sakit tempat Roro bekerja.
"Ternyata pak direktur adalah duda!" seru Roro.
Direktur sekaligus dokter bedah itu tidak pernah dikabarkan sudah menikah, lantas bagaimana sudah menjadi seorang duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerja Sama
Chila membuka matanya di pagi hari ketika ada cahaya yang menerpa wajahnya. Ternyata cahaya itu berasal dari Roro yang membuka gorden jendela kamar gadis kecil itu.
"Anda sudah bangun, Nona," tegur Roro dengan senyuman merekah.
Roro mendekat dan tanpa ragu mencium kening Chila dengan lembut. "Good morning, Nona sangat cantik hari ini!"
"A... apa ini?" Chila tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu dari Roro.
"Kenapa? Apa salah memberi ucapan selamat pagi dan pujian?" Roro justru bertanya balik tanpa dosa.
"Sebelum mandi, Nona harus berjemur sebentar, jadwal Nona hari ini akan sedikit berbeda," lanjut Roro.
Anehnya Chila yang biasanya akan melakukan perlawanan langsung seperti kerbau dicucuk, gadis kecil itu menurut saja.
Sudah ada tempat duduk yang disiapkan oleh Roro di balkon kamar Chila.
Gadis itu duduk dan Roro tidak memberi gadget yang biasanya Chila mainkan, justru Roro membawa sebuah buku cerita.
"Aku akan membacakan dongeng untuk Nona supaya tidak bosan," ucap Roro seraya membuka buku ceritanya.
"Bukankah membaca dongeng biasanya dilakukan sebelum tidur?" tanya Chila yang merasa aneh.
"Karena kalau sebelum tidur, Nona akan bersama dengan tuan Armon jadi baca dongengnya sekarang saja," jawab Roro.
Walaupun terasa aneh membaca dongeng di pagi hari tapi Chila tetap mendengarkan Roro yang membaca dongeng bahkan sesekali tertawa.
Sampai waktu berjemur Chila pun tidak terasa.
"Saya akan menyiapkan air hangat," ucap Roro seraya berjalan ke arah kamar mandi.
Biasanya Chila lebih senang berendam di dalam bathub dan bermain air gelembung tapi kali ini Roro hanya memandikannya saja.
"Kita harus cepat dan jangan banyak membuang waktu," ucap Roro. Dia menggendong Chila untuk dia pakaikan baju.
Di atas nakas sudah tersedia salep untuk mengobati bekas suntikan di tubuh Chila.
Anak itu kembali tantrum dan berteriak karena tidak suka bekas lukanya disentuh dan diobati.
"Tidak mau!" teriak Chila seraya membuang apa saja yang bisa diraih oleh tangannya.
"Ini supaya bekas lukanya cepat hilang," Roro masih berusaha membujuk.
"Kalau aku bilang tidak artinya tetap tidak," Chila masih berusaha memberontak.
Dan teriakan-teriakan itu didengar oleh Armon yang baru turun ke lantai bawah untuk sarapan.
"Apa yang terjadi?" tanya Armon.
"Biar saya yang melihatnya, Tuan," ucap Vincent yang ingin naik lantai kamar Chila berada.
Sebenarnya teriakan Chila bukan hal asing di kediaman Brisek, tapi Vincent harus tetap melihat apa yang terjadi pada nona mudanya.
"Biar aku saja yang melihatnya sendiri," Armon mencegah Vincent dan ingin melihat keadaan putrinya sendiri.
Lelaki itu naik ke lantai kamar Chila dan melihat putrinya mengamuk di sana.
"Daddy..." Chila berlari ke arah Armon ketika melihat sang daddy.
Armon segera menggendong Chila yang masih tidak memakai baju.
"Ya Tuan, tolong pegang nona Chila," Roro merasa ini adalah kesempatan bagus.
"Tidak mau daddy," Chila masih berusaha berontak digendongan Armon.
Anak itu berpikir kalau Armon ada dipihaknya, ternyata Chila salah karena Armon lebih berpihak pada Roro.
"Jangan bergerak, okay," ucap Armon yang memegang kuat putrinya supaya tidak berontak dan jatuh.
Kesempatan itu digunakan oleh Roro dengan baik, gadis itu berlari dan dengan segera mengoleskan salep di bekas luka nona mudanya.
"Ini kerja sama yang bagus, Tuan. Sering-sering saja begini," ucap Roro kesenangan.