Apa yang akan terjadi jika seorang gadis yang bernama Alicia Putri Alexa dengan sejuta bakat yang dimilikinya tiba-tiba melakukan perpindahan jiwa saat tertidur.
Lalu apa yang akan dilakukan Alicia saat mengetahui fakta di balik penyebab transmigrasi nya. Ikuti terus kisah perjalanan hidup seorang Alicia Putri Alexa dalam mengungkap semua misteri dan rahasia kehidupannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Xavi dan Alicia
Seorang anak laki-laki yang berusia sekitar sepuluh tahun saat ini sedang duduk di bawah pohon yang ada disekitar taman, anak laki-laki tersebut menatap pemandangan yang dia lihat di depan nya saat ini, pemandangan dimana terdapat seorang anak yang sangat disayang dan dimanjakan oleh kedua orang tua nya.
Saat anak lakukan tersebut memperhatikan apa yang dilihat nya saat ini dengan ekspresi kesepian di wajah nya saat ini, tiba-tiba terdengar sebuah suara perempuan dari disebelah nya.
"kenapa kamu terus menatap ke arah sana?, apakah ada yang menarik di situ?" tanya suara perempuan itu.
Anak laki-laki tersebut langsung saja menoleh ke sumber suara yang ada disebelah nya itu, dapat dilihat oleh anak laki-laki tersebut penampilan dari perempuan yang berbicara tadi yang mungkin berusia sekitar 15 tahun dan selisih 5 tahun lebih tua dari Xavi saat ini, benar Xavi adalah nama dari anak laki-laki tersebut.
Xavi tertegun sesaat saat melihat penampilan gadis yang dilihat nya saat ini, perempuan itu terlihat seperti seorang peri sangat cantik, dia adalah perempuan paling cantik yang pernah Xavi lihat karena itu Xavi mengira bahwa perempuan yang dilihat nya saat ini adalah seorang peri yang turun ke bumi.
Sedangkan perempuan yang melihat anak laki-laki di depan nya saat ini tidak berbicara akhirnya berdeham lalu kembali bertanya.
"Kenapa kamu terus menatap ke sana tadi" tanya perempuan itu setelah mendudukkan tubuh nya disebelah Xavi saat ini.
Xavi yang mendengar itu tersadar dari lamunannya kemudian berbicara : "Bukan urusan mu" ucapnya ketus setelah itu mengalihkan pandangannya dari perempuan disebelah nya saat ini.
Sedangkan perempuan yang mendengar ucapan ketus anak laki-laki disamping nya tidak tersinggung melainkan sedikit tersenyum kecil merasa anak laki-laki disebelahnya saat ini sangat imut dan menggemaskan.
"Kamu ternyata anak laki-laki yang cukup imut ya" ucap perempuan itu tersenyum.
Xavi yang mendengar ucapan perempuan disebelah nya mengatakan yang dirinya imut pun tidak terima kemudian menatap perempuan di sebelahnya saat ini lalu berbicara : "Aku tidak imut dan aku tidak suka dikatakan imut" ucapnya sambil melirik perempuan disampingnya saat ini tidak senang.
"Lah kenapa? Kamu kan memang imut saat ini" ucap perempuan itu tidak mengerti.
"Sudah ku bilang aku tidak imut" ucap Xavi sedikit berteriak karena dipanggil imut, dia cukup kesal dan emosi saat ini.
Perempuan itu yang mendengar ucapan anak laki-laki itu pun mengangguk mengerti.
"Baiklah kamu tidak imut tapi kamu tampan " ucap perempuan itu seolah sedang serius.
Xavi yang mendengar bahwa dirinya dikatakan tampan pun seketika wajahnya memerah karena malu. Kemudian dia mengalihkan tatapannya dari perempuan itu agar dia tidak ketahuan sedang malu. Ini adalah pertama kali nya seseorang mengatakan dirinya tampan dan tidak takut pada nya, karena semua orang yang akan ketakutan saat melihatnya.
Perempuan itu tidak memperhatikan ekspresi wajah Xavi yang memerah saat ini karena pandangannya saat ini sedang ke tangan Xavi yang terlihat banyak bekas luka saat ini. Kemudian mengerutkan keningnya saat melihat itu, bagaimana bisa seorang anak yang baru berusia sepuluh tahun bisa memiliki banyak bekas luka di tangannya saat ini, ucap perempuan itu membatin.
Perempuan itu kemudian meraih tangan Xavi lalu dia langsung saja melototkan matanya saat melihat bukan hanya ditelapak tangannya yang terdapat bekas luka tetapi bahkan dilengannya pun banyak bekas luka meski semua itu sudah hampir sembuh tetapi perempuan itu tidak bisa bayangkan bagaimana sakitnya saat anak laki-laki didepannya mendapatkan luka ini, kemudian dia berbicara : "Hey, bagaimana bisa kamu bisa memiliki bekas luka sebanyak ini, pasti ini sangat sakit" ucap perempuan itu terlihat sedang sedih saat melihat semua bekas luka yang ada di lengan dan telapak tangan anak laki-laki di depan nya saat ini.
Sedangkan Xavi yang sedang tidak fokus tadi tidak sempat memperhatikan tatapan perempuan yang ada di sebelahnya saat ini ke tangannya. Hingga saat Alicia meraih dan memegang tangan nya lalu kemudian melihat bekas luka yang ada di seluruh tangannya membuat Xavi terkejut, Xavi khawatir jika perempuan yang sedang melihat bekas luka di tangannya saat ini juga akan ikut takut saat melihat semua bekas luka di lengan serta telapak tangan nya saat ini, bahkan Xavi sendiri merasa bahwa semua bekas luka itu cukup menyeramkan.
Namun dirinya lagi-lagi terkejut saat perempuan itu bukan hanya tidak takut saat melihat bekas luka di tangannya itu, tetapi perempuan itu bahkan menatap dirinya dengan ekspresi sedih dan kasihan?, pikir nya bingung, yang membuat Xavi menatap lekat wajah perempuan itu saat ini yang sedang menatap tangannya dengan ekspresi seolah akan menangis.
Padahal dirinya bukan siapa siapa bagi perempuan itu, Ini aneh, biasanya setiap kali seseorang menatap dirinya dengan ekspresi seperti itu Xavi pasti akan merasa itu menyebalkan serta merasa tidak nyaman dan risih bahkan Xavi akan memiliki niat untuk membunuh setiap orang yang menatapnya kasihan, tetapi untuk perempuan di depannya saat ini berbeda Xavier tiba-tiba memiliki pemikiran untuk bertingkah menyedihkan di depan perempuan ini agar semua perhatian, tatapan dan semua ekspresi yang ada di wajah perempuan itu saat ini hanya mengarah pada dirinya seorang.
Tetapi dia kemudian mengusir pemikiran nya itu, tidak untuk saat ini, pikir Xavi. Dia tersadar dari pikirannya saat mendengar pertanyaan dari perempuan di depan nya : "Apakah itu menyakitkan? lalu bagaimana bisa kamu mendapatkan semua luka ini?" ucap Alicia.
"Itu tidak sakit, dan bagaimana bisa aku mendapatkan semua bekas luka ini? itu tidak ada hubungannya dengan mu. Kita tidak saling kenal terlebih kita tidak seakrab itu" ucap Xavi dengan nada dingin dan acuh tak acuh milik nya.
Alicia yang mendengar itu membenarkan ucapan Xavi dalam hatinya, aku memang bukan siapa siapa nya anak laki-laki ini, ucap Alicia membatin.
Kemudian dia berbicara : "Kamu benar kita memang tidak saling kenal, kalau begitu kenalin nama aku adalah Alicia putri, kalau kamu nama kamu siapa?" ucap Alicia sambil tersenyum menanyakan nama anak laki-laki di depan nya saat ini setelah dirinya memperkenalkan diri nya.
Xavi yang melihat senyum manis di wajah Alicia saat ini pun seketika terpesona dia kemudian berdehem lalu berbicara : "Hm, karena kamu memaksa dan sangat ingin mengetahui nama ku maka dengan enggang aku akan memberitahu mu siapa nama ku. Dengar kan ini dengan baik-baik karena aku tidak akan mengulangi nya, nama ku adalah Xavi" ucap Xavi dengan nada dan ekspresi seolah terpaksa untuk memberitahukan nama nya pada Alicia di depannya saat ini.
Sedangkan Alicia tercengang saat dirinya yang mendengar ekspresi dan nada Xavi yang seolah sedang terpaksa itu. Kapan dirinya memaksa Xavi untuk memberitahukan namanya itu? Alicia cukup yakin bahwa dirinya tidak pernah memaksa Xavi tadi agar memberitahu namanya. Tetapi kemudian Alicia tidak lagi memikirkannya.
"Jadi Xavi kecil, kenapa kamu bisa memiliki banyak bekas luka seperti ini?" tanya Alicia kemudian.
"Hum, meskipun aku sudah memberitahu namaku. Tetapi bukan nya aku sudah katakan bagaimana aku bisa mendapatkan semua bekas luka ini bukan urusan mu!! dan tidak ada hubungannya dengan mu!! Dan juga aku bukan anak kecil, aku sudah berusia sepuluh tahun dan sudah dewasa" ucap Xavi dengan nada dingin dan tidak senang. Alicia yang mendengar nada dingin dari Xavi itu tidak lagi menanyakan tentang asal bekas luka itu. Karena Alicia menduga alasan dari Xavi tidak ingin membicarakan nya tentang asal dari bekas luka itu pasti merupakan kenangan kelam dan menyakitkan bagi Xavi.
"Huft, baiklah karena kamu tidak ingin mengatakan nya. Ini sudah hampir sore, dimana orang tua mu saat ini? Biar kakak antar kamu ke mereka" ucap Felicia lalu kemudian berdiri dari duduk nya.
"Mereka tidak disini" ucap Xavier pelan tetapi masih dapat didengar oleh Felicia yang saat ini mengernyitkan keningnya.
"Jadi apakah kamu datang sendirian ke sini tanpa memberitahu orang tua mu atau siapa pun" ucap Alicia menebak, tetapi dia melihat Xavi yang menggelengkan kepalanya.
"Tidak" ucap Xavi singkat yang membuat Alicia semakin bingung.
"Tidak? Lalu dimana mereka?" tanya Alicia lagi.
"Mereka semua sudah mati" ucap Xavi acuh tidak ada ekspresi sedih saat dirinya mengatakan itu. Tetapi Alicia tidak memperhatikannya karena saat dirinya mendengar bahwa kedua orang tua dari Xavier sudah tidak ada Alicia merasa sedikit bersalah. Dia pikir Xavi pasti sedang bersedih saat mengingat orang tuanya yang sudah tidak ada.
"Jadi apakah kamu punya rumah?" tanya Alicia.
"Tidak ada" jawab menggelengkan kepalanya. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Alicia saat mendengar jawaban nya.
"Kalau begitu apakah kamu ingin ikut kakak ke rumah, kebetulan aku hidup sendiri karena orang tuaku juga sudah meninggal seminggu yang lalu karena kecelakaan" ucap
Alicia mencoba mengajak Xavi untuk tinggal dirumahnya.
Xavi yang mendengar ucapan dari Alicia itu pun menyeringai puas di hatinya saat ini. Tetapi ekspresi yang ditunjukkan di wajahnya saat ini tatapan waspada saat menatap ke arah Alicia saat ini
"Apakah kamu seorang penculik anak?" tanyanya dengan sikap waspada.
Alicia yang mendengar dan melihat ekspresi waspada Xavi di depan nya saat ini terkejut. Apakah dirinya terlihat seperti seorang penculik anak?, pikir nya membatin.
"Tidak Xavi kamu salah paham, kakak bukan seorang penculik, kakak mengajak mu ke rumah kakak itu karena kakak ingin menjaga dan merawat mu" ucap Alicia menjelaskan ke pada Xavi saat ini.
"Benarkah? Kak Alicia tidak sedang bohong kan? " tanya Xavi dengan ekspresi seolah sedang curiga di wajahnya, tetapi dalam hatinya dia tertawa menikmati ekpresi panik dan terkejut Alicia tadi.
"Itu benar! Jika Xavi ingin ikut dengan kakak mulai sekarang kita akan hidup bersama dan saling menjaga" ucap Alicia lagi.
"Baiklah, tapi kak Alicia harus berjanji padaku, bahwa kak Alicia akan selalu hidup bersamaku selamanya jika perlu saat Xavi besar nanti kak Alicia harus menikah nya dengan Xavi dan menjadi milikku mulai sekarang " kalimat terakhir Xavi hanya mengucapkan nya di dalam hati nya.
Sedangkan Alicia yang mendengar permintaan aneh dari Xavi itu mengerutkan keningnya bingung, namun dirinya tetap menjawab 'Iya' karena Alicia pikir mungkin karena Xavi masih kecil jadi dan tidak terlalu mengerti arti dari menikah itu sendiri. Dan saat besar nanti pasti Xavi akan melupakan ucapannya saat ini, pikir Alicia sambil menganggukkan kepalanya.
Xavi yang mendengar bahwa Alicia mengiyakan permintaannya itu pun tersenyum lebar di wajahnya saat ini. Dia tahu apa yang sedang dipikirkan Alicia saat ini dan menganggap bahwa ucapannya itu akan dia lupakan saat besar nanti. Tetapi baginya karena Alicia sudah mengiyakan dan berjanji pada nya. Maka mulai sekarang Alicia adalah miliknya sekarang. Itulah pikiran Xavi saat ini.
Kemudian Xavi menatap Alicia dengan tatapan obsesi yang terpancar di matanya saat ini. Alicia yang tidak sengaja melihat tatapan Xavi yang seperti terobsesi akan sesuatu pun menggelengkan kepala nya. Tidak mungkin Xavi yang berusia 10 tahun itu bisa memiliki tatapan obsesi seperti itu. Dia pasti salah lihat. Benar pasti salah lihat tadi. Pikir nya.
Kemudian Alicia kembali menatap Xavi yang saat ini menatap nya dengan bingung.
"Ada apa kak Alicia?" tanya Xavi
Bersambung...
agak terganggu bacanya. gemeesshh banget seh..!
lanjut up lagi thor