seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
manifestasi perang
seorang ksatria kemudian berlari masuk ke dalam ruang perpustakaan yang sunyi. Ia memberi hormat dan mengatakan tujuannya ada di situ. "Tuan Gail ! Kami menemukan empat puluh ribu tentara negeri Forlass mendekat ke kota ini"
Mendengar ini dia langsung berdiri. "apa ! Jumlah itu melebihi dari perjanjian perang kedua negeri ! Apa mereka melakukan invasi terang terangan ?!"
"saya tidak tahu tuan, apa yang harus kita lakukan ?"
Gail diam lalu melihat ke arah Astra dan Oslar. Mereka mengangguk. "cepat kumpulkan semua pasukan yang kita miliki. Minta kota kota terdekat untuk membantu kita juga"
"tapi tuan ! Pasukan di kota ini hanya-"
"lakukan cepat ! Kita memiliki dua penyihir perang di sini"
Ksatria itu pun berlari untuk melaksanakan perintah itu. Oslar dan Astra juga berdiri. "Sasha tunggu di sini"
Sasha mengangguk dengan respon. Ketika mereka pergi ia tersenyum kecil. "ohoho.... Situasinya sangat mendukung... Baiklah... Mari kita laksanakan... Aku harap ini berjalan lancar"
Singkat cerita empat puluh ribu pasukan Forlass bertemu lima belas ribu pasukan Angran. Mereka diam saling berhadap hadapan. Gail maju bersama Astra dan Oslar dengan kudanya sedirian. Begitu juga dengan Forlass. Mereka bertemu di tengah tengah.
"apa maksud dari ini ! Kalian melanggar perjanjian perang"
Kapten Forlass mengangguk. "tetapi bukan kamilah yang memulainya. Ini adalah perintah dari raja Forlass sendiri. Kami hanya akan mengambil alih kota terdekat dari sini. Setelah itu kita impas"
Villna muncul secara tiba tiba di sebelah komandan Forlass. "mata untuk mata, kalian melanggar kehormatan mereka yang mati..."
Tiba tiba suara teriakan terdengar para ksatria menunjuk ke arah langit. Sebuah distorsi ruang terjadi dengan jelas. "apa apaan ini ! Apa kalian mencoba membunuh kami juga ?" tanya Gail dengan marah.
"aku baru mau menanyakan hal yang sama" Villna melihat ke arah langit.
Dari distorsi itu sebuah tangga terbuat dari energi sihir murni muncul. Kemudian sesosok wanita dengan jubah putih, hitam, ia mengenakan topeng putih polos dengan coretan senyuman lebar.
"oh... Kalian akan melakukan pertumpahan darah ? Lagi ? Sebuah pemandangan yang... Indah sungguh..."
Semua orang mengangkat senjatanya. Keberadaanya cukup untuk mengancam mereka. "siapa kau ?"
"huh ? Oh iya... Hahaha aku lupa memperkenalkan diri. Namaku bellum manifestasi dari apa yang telah kalian manusia lakukan..."
Wajah Oslar terlihat bingung. "tunggu ! Apa kau yang menghabisi ksatria Forlass ?"
"hm... Mungkin ? Hahaha"
Villna melempar belati ke arah Bellum namun ia menangkapnya dengan dua jarinya. "oh... Ada apa ? Apakah anjing Forlass marah ? Hahaha... Cukup. Alu di sini hanya ingin memperkenalkan diri... Sekarang aku perkenalkan peliharaanku kepada kalian"
Wanita misterius itu kemudian merapal. "the twelve: One"
Sebuah lingkaran sihir raksasa muncul di langit. Para pasukan yang melihatnya langsung mempersiapkan senjata mereka dengan ketakutan. Oslar melihat ke arah langit dengan terror dan kekaguman.
"apa yang..."
Ke dua belah pihak mundur melarikan diri. Dari lingkaran sihir utu seekor naga berwarna hitam hampa dengan mata merah menyala layaknya bintang dadanya mengeluarkan cahaya yang sama tubuhnya seperti batu yang retak mengeluarkan cahaya meraj menyala kemudian naga itu mendarat dengan guncangan hebat.
Di balik topeng itu Sasha tersenyum bangga. (hm.. Mari kita lihat bagaimana orang-orang dari dunia ini menghadapi monster boss terlemahku...)
Gail yang melihat monster ini langsung menarik pedangnya dan melompat ke arah naga itu. "reality slash !" pedangnya mengeluarkan gelombang tak terlihat yang memotong udara.
Namun gelombang itu hanya mengikis kulit naga itu di mana lukanya mengeluarkan cahaya merah. Kemudian mahkluk itu mengayunkan cakar besarnya.
Villna, Oslar, Gail dan Astra langsung menghindar dari tangan raksasa itu. Jendral pasukan Forlass terhempas jauh.
"sial ! Seranganku tidak berguna..."
Tongkat Oslar bersinar terang. "serahkan kepadaku... Orbital nuke"
"guru... Kau..."
"mahkluk itu bukan naga biasa, cepat menjauh !"
Mendengar ini Villna menghilang dari tempatnya. Astra mengangkat Gail dan terbang menjauh. Di sisi lain Oslar bertahan di tempat mengendalikan tongkatnya yang berguncang hebat.
Tiga cahaya bintang jatuh turun dengan kecepatan tinggi menghantam monster itu secara langsung. Suara monster itu tertelan pedakan itu. Asap memenuhi area besar. Oslar menghela nafasnya.
Namun cahaya merah keluar dari asap itu. "sudahku duga... Itu tidak cukup... Ak sudah menggunakan semua manaku untuk itu..."
Ia kemudian jatuh ke tahan dengan lemas. Bertahan dengan berpangku ke tongkat sihirnya. Naga itu membuka mulutnya lebar lebar san mengeluarkan suara melengkik yang nyaring menusuk telinga. Mengakibatkan semua orang menutup telinga mereka kesakitan. Oslar terjatuh ke tanah sambil menutupi telinganya.
Asap telah bersih, naga itu menyala merah seluruh kulitnya hancur karena serangan sebelumnya. Namun itu masih berdiri kokoh. "Astra ! Cepat tingkatkan aku ! Aku aoan mengarah dadanya..."
Astra melihat ke arah Gail dengan tidak yakin. "apa ? Kau gila ! Memangnya kita punya waktu ?"
"lakukan saja !"
Astra meletakan tanganya di punggung Gail lalu menyalurkan mana ke tubuhnya. "seberapa banyak ?"
"semuanya"
"tapi tubuhmu"
"lakukan saja... Aku akan menahannya..."
Naga itu menyadari apa yang Gail dan Astra berusaha lakukan itu kemudian berlari ke arah mereka dengan langkah besar.
"sial ! Dia mendekat..."
"fokus !"
Namun tiba tiba Villna muncul entah dari mana di hadapan naga itu. "thousand ghost strike"
Tubuh Villna berubah menjadi tembus pandang tak terlihat. Gerakanya menjadi cepat dan ia menyerang menyayat dan memotong tubuh naga itu. Belatinya tidak bisa masuk begitu dalal tetapi itu cukup untuk membuat naga itu teralihkan.
"Baguslah dia memberi lebih banyak waktu untuk kita..."
Sementara itu kedua belah pihak pasukan merasa bingung apa yang harus di lakukan. Secara mengejutkan jendral pasukan Forlass berhasil kembali ke barisan pasukanya terluka bersama kudanya.
"kapten ! Kita harus membantu nona Villna !"
"kau gila ! Memangnya apa yang bisa kita lakukan ? Tidakkah kau lihat makhluk itu baru saja selamat dari serangan penyihir agung Oslar ?"
Pasukan Angran juga merasakan yang sama. Mereka akan menjadi beban jika mendekat. Di sisi lain mereka tidak memiliki persenjataan untuk melawan monster sebesar itu.
Bellum terbang di atas langit menaiki platform sihir. (hm... Mengejutkan mereka berhasil menjatuhkan darah Black dragon ke 55% kelihatanya mereka alan mengaktifkan fase ke duanya... Semoga mereka tidak mati...)
Tiba tiba saja naga itu mengeluarkan gelombang hitam besar. Membuat Villna terhempas jauh, tubuh naga itu kemudian bermetamorfosis tubuhnya berubah menjadi asap meninggalkan kristal merah di dadanya.
Gail melihat itu dan merasa itu adalah kesempatannya. "Astra lepaskan dan dorong aku !"
Astra melepas saudaranya dan merapal. "Boost"
Gail lompat ke arah depan dengan kecepatan tinggi. Mengakibatkan tanah yang ia pijak retak dan Astra terlempar. Namun itu tidak penting sekarang, musuh sedang dalam keadaan tidak berdaya.
Angran kemudian memotong jarak dengan cepat, lalu mengayunkan pedangnya ke arah kristal besar itu. "reality strike !"
Bellum dengan terkejut. "tidak mungkin !"
Gelombang reality strike itu mengakibatkan kristal itu retak namun pukulan pedang Gail lah yang menghancurkan kristal itu berkeping keping. Seluruh asap hitam naga itu tertepan masuk ke dalam kristal merah itu sebelum meledak menghempaskan Angran mengakibatkan luka bakar yang hebat.
"Angran !" Astra sambil mengendong Oslar di punggungnya.
Namun ia tak sadarkan diri karena ledakan sebelumnya.
Tiba tiba Bellum mendarat di hadapan mereka bertiga sambil bertepuk tangan. "hebat ! Hebat... Kalian berhasil mengalahkan peliharaanku..."
Astra dengan amarah yang meluap. "bajingan ! Blast !"
Ledakan muncul dari telapak tanganya ke arah bellum. Menyebabkan asap yang menutupinya. Namun ketika asap itu bersih wanita itu masih ada di sana berdiri tak tergores.
"heh... Kau pikir sihir rendahan seperti itu dapat melukaiku ?"
Villna muncul di belakang Bellum. Dan berusaha menanamkan belatinya di leher Bellum dengan sekuat tenaga. Ia bahkan memutar tubuhnya untuk kerusakan penuh.
Namun ketika belati itu nyaris menyentuh kulitnya sebuah gelombang kejut mendorongnya jauh. Karena tidak menduga itu Villna terhempas dan terkapar di tanah. Topengnya terlepas menunjukkan wajahnya.
"dasar... Kau pikir menjadi cepat cukuo untuk membuatku lengah ?"
Oslar dengan lemas di punggung Astra menu juk dengan tongkatnya. "kau... Apa yang kamu inginkan ?! Kenapa... Kau..."
Bellum dengan nada sombong dan arogannya. "aku ? Aku ke sini hanya ingin sedikit pamer dan... Memperkenalkan diriku kepada kalian... Ingatlah alasan aku ada di sini adalah kalian..."
Tubuh Bellum kemudian terdistorsi dan berbengkok. "ooh... Sepertinya waktuku habis... Tidak masalah... Aku akan kembali ketika kalian memulai perang lainnya..."
Ia kemudian menghilang. Semua orang langsung merasa bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Banyak pertanyan di pikiran orang orang. Asumsi, teori, hipotesis semua muncul secara bersamaan. Namun satu yang pasti Bellum adalah ancaman.