Oh My Lord Mr.Mafia

IMPOSSIBLE

Vincent kembali membuka matanya. Ucapan Jack juga masih mengiang di telinganya. Walaupun dia seorang mafia yang kejam dengan julukan heartless. Vin juga tahu batasannya jika orang lain yang tak bersalah ikut terbunuh karenanya.

Meski ada beberapa orang tak bersalah yang pernah dia bunuh, namun mereka ada sangkut pautnya dengan musuhnya. Berbeda dengan satu keluarga yang ada di dalam mobil tersebut.

“Fuck the past!” umpat Vincent kesal hingga dia mulai meminum sebotol minuman keras yang berada di wadah botol kotak beling.

Pria itu meneguknya berulang kali, berharap pening di kepalanya hilang. Merasa gerah Vincent langsung membanting botol kotak tersebut hingga pecah berserakan.

Vin melepas kaosnya hingga dia bertelanjang dada, sepasang kakinya melangkah cepat keluar dari ruangannya. Wajah tampannya yang kini berkeringat akibat pengaruh alkohol, sorot matanya tajam hingga tanpa sengaja dia melihat salah satu maid hendak menuju dapur.

“Hei, you!” panggil Vin pada maid tadi yang hanya menggunakan pakaian santainya, celana pendek dan kaos kelombor. Wanita itu langsung terkejut hingga menunduk hormat saat tahu, tuannya ada di sana.

“Ya Tuan?”

“Come here.” Pinta Vin bersuara serak dingin membuat wanita tadi tersenyum tak sabar hingga kulitnya merinding.

Saat wanita cantik berambut sebahu itu menghampiri tuannya. Tangan kanan Vin langsung meraih kasar tengkuk wanita itu dan melumat bibirnya hingga menggigitnya dengan kasar sampai maid tadi terpekik kesakitan.

Saat ciuman terlepas kembali, terlihat bibir bawahnya terluka hingga berdarah karena kekasaran Vin. Namun wanita itu tersenyum tipis karena untuk pertama kalinya Vincent Douglas menyentuhnya. Oh ayolah, itu adalah kesempatan emas untuk mendapatkannya.

Tangan Vin yang masih berada dileher maidnya, pria itu berulang kali memejamkan matanya ketika wajah maid yang ada depannya saat ini bertukar dengan wajah cantik seorang wanita berkulit putih dengan rambut sebahunya.

Wajah Grace! Vin mengerutkan keningnya saat dia melihat wajah Grace ketika menyamar menjadi Jacqueline Odelia. Sambil menyeringai kecil tangan maid tadi bergerak menyentuh perut sixpack Vin yang masih memandangi wajah Grace di depannya.

Ya! Dia pikir wanita di depannya adalah Grace. Seringaian wanita itu serta gerakan tangannya membuat Vin tercengang. “Miss me?!” ucap Grace masih tersenyum nakal.

Tak bisa menahannya lagi dengan kejadian luar biasa di malam itu. Vin ingin mengulanginya lagi karena dia juga marah ketika tahu kebohongan tersebut.

Vin menjambak rambut maid itu hingga kepala Grace mendongak, namun tak ada rasa sakit yang Grace tunjukkan dan hanya senyuman nakal saja. Kenyataannya, maid yang saat ini pemilik tubuh itu merasa sakit akan jambakan tuannya.

“I will never let you go..” Ucapnya tepat di dagu Grace.

Vin bergerak menuju leher jenjangnya, menghirup serta menciumi nya, dari sisi kanan dan kiri. Pria itu menikmatinya hingga menggigitnya tepat di tulang selangka nya. Kedua tangannya mulai bergerak merobek pakaian maidnya.

“Tuan Vin... Hentikan...” Lirih maid tadi yang merasakan sakit kulit lehernya serta payudara kanannya yang mendapat remasan kuat, sangat kuat.

Mendengar rengekan itu, Vin menghentikan aksinya dan kembali menatap sang maid.

Sebenarnya tak masalah bagi si wanita tadi, namun yang membuat maid tadi merintih meminta berhenti karena dia tahu Vin tidak melihatnya melainkan orang lain.

Menyadari bahwa wanita yang dia cumbu kasar tadi bukanlah Grace, Vincent kembali terdiam hingga melepaskannya kembali. Terlihat kaos yang maid tadi kenakan nampak sobek belakang hingga compang-camping tak karuan. “Kau boleh pergi.” Pinta Vin berpaling hingga pergi begitu saja.

Maid tadi merasa sedikit kesal karena tuannya tak jadi menyentuhnya lebih lama dan dalam lagi.

Vin yang sudah berada di kamar lain pun langsung memutuskan ke kamar mandi dan menyalakan shower, membiarkan air tersebut mengalir dari ujung kepalanya hingga kakinya.

Kepadanya yang masih bertelanjang dada membuat Vin terlihat seperti seseorang yang sedang dilanda kekesalan, kepanikan yang entah semuanya bercampur aduk.

...***...

“Ayo semuanya, mulai bekerja!” pinta Maida kepada para maid yang sudah berkumpul.

Beberapa maid yang masih bersama Maida dan menunggu pekerjaan lain yang akan wanita itu berikan, mulai bergosip. Seperti saat ini, Sia— maid berkulit cokelat yang cukup dekat dengan para maid lainnya bahkan Maida sendiri. Namun wanita itu masih belum pernah dijamah oleh Vin.

“Kau harus mencari maid baru Bibi maida.” Ujar Sia sekedar memberi tahu.

“Why?” tanya Maida lupa.

“Untuk menggantikan Grace. Maid baru yang bernasib malang itu!” jawab maid lainnya yang juga ada di sana.

Seketika Maida teringat kembali dengan Grace. Ada rasa kasihan sedikit pada wanita polos itu. “Ya... kau benar.” Balas Maida seraya mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

“Tidak perlu.” Tiba-tiba Victoria menghampiri mereka.

Mendengar hal itu, Maida mengernyitkan keningnya karena dia tidak suka diperintah balik selain dengan Vincent. “Kenapa lagi?” tanya Maida menatap ke Victoria dengan heran.

Dengan wajah dan tatapan sombongnya, wanita berambut blonde itu melirik ke arah lorong menuju ke kamar tuan Vincent.

“Tuan Vincent membawanya kembali. Semalam aku melihatnya.” Ujar Victoria membuat mereka terkejut mendengarnya.

Bahkan saking terkejutnya, salah satu maid sampai menutup mulutnya yang menganga tak percaya. Maida sendiri yang mendengarnya pun juga tak percaya.

“Aku harap ucapanmu itu bukanlah kebohongan, karena jika itu kebohongan maka kau akan mendapat hukuman.” Ancam Maida mempertegas.

“Aku tidak berbohong, jika kalian tidak percaya maka lihat itu." Kata Victoria yang kini menatap ke arah lain.

Seketika Maida dan maid lainnya juga ikut menoleh ke sisi kiri. Benar, mereka hampir tak percaya saat melihat Grace masih kembali dengan utuh. “Impossible.” Gumam Maida. Seumur hidupnya dia bekerja di Mansion VincentDo, tak pernah sekalipun melihat maid kembali setelah Vincent mengajaknya.

Tatapan Grace berubah drastis, wanita itu nampak berjalan dengan cepat. Bahkan piyama tidur yang dia kenakan terlalu terbuka bak seorang nyonya pemilik Mansion.

Lingerie merah maron, celana pendek dengan warna sepasang serta rompi berjaring tembus pandang. Wanita itu terlihat cantik walaupun rambutnya yang panjang tampak berantakan.

“Grace!” panggil Maida namun Grace tak mendengarkannya dan tetap berjalan melengos pergi. Benar-benar tidak dapat dipercaya.

Kedua mata Maida melotot ketika dia dihiraukan oleh seorang maid baru. Tak cuman itu saja, mereka juga melihat luka perban di lengan Grace yang menunjukkan bahwa tidak sedang baik-baik saja dengan wanita itu.

Sementara Grace yang masih berjalan cepat, wanita itu menuju ke luar halaman Mansion menuju ke gerbang. Namun langkahnya dihalangi oleh Jack.

“Kau tidak boleh pergi.” Ucap Jack dengan suara dinginnya yang kini mereka berdua saling berhadapan.

“Minggir.” Balas Grace tak peduli dengan ucapannya. Dia tidak akan mau lagi tinggal di Mansion itu setelah tahu kegilaan di sana.

...°°°...

Hai guyss!!!!! Semoga kalian bisa paham di bab ini ya, alasan Vincent membawa Grace kembali.

Bukan cuman masalah malam panas saja, namun juga masalah kecelakaan yang Vincent sebabkan. Dan saya harap kalian bisa menebaknya sendiri 😁👍

Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!

Thanks and See Ya ^•^