NovelToon NovelToon
My Little Happiness

My Little Happiness

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Dokter Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Sesampainya di stasiun, Jinan mencari keberadaan mamahnya Cindy untuk dia jemput. Dia mencari kesana kemari dan tidak ketemu kemudian dia menelepon dia, namun tidak kunjung diangkat yang membuatnya khawatir. Tetapi dari belakang sebuah tepukan menuju pundak Jinan yang membuatnya terkejut dan membalikan tubuhnya dan ternyata itu mamahnya Cindy.

"Astaghfirullah Bu ngagetin saya aja" Jinan terkejut dengan siapa yang menepuk dirinya

"Hehehe maaf nak, nyariin saya yah tadi?" Kekeh

"Iya Bu saya cari ngga ketemu ehh ternyata disini"

"Maaf ya nak tadi handphone ibu mati Jadi ngga bisa hubungi kamu lagi"

"Iya Bu gpp, ya udah kita ke mobil yah Bu"

"Iya nak"

Jinan membawa barang bawaan mamahnya Cindy dan mereka berdua menuju mobil kemudian melaju ke apartemen Jinan.

*

Disisi lain Cindy dan Ayana telah menyelesaikan sushi yang mereka buat, walaupun tidak Serapi buatan restoran Jepang namun tak apa karena mereka berdua juga pertama kali membuatnya jadi tak masalah.

Mereka menyusun hasil masakan mereka di meja makan dan Ayana juga mengambil beberapa momen untuk kontennya itu. Setelah itu Ayana meminta Cindy untuk memegang kameranya untuk mengambil momen Ayana mencoba sushi hasil masakan mereka.

Saat mencobanya Ayana terlihat senang karena rasa dari sushi-nya cukup enak dan sesuai dengan ekspektasinya pada saat membuatnya, walaupun sederhana tapi tetap enak. Setelah mengambil video, Cindy juga mencoba hasil masakannya itu dan memang rasanya sesuai dengan ekspektasinya.

"Kak sisanya buat kak Jinan?" Tanya Ayana yang melihat Cindy memisahkan beberapa sushi-nya

Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya ay kasian dia kerja barangkali belum makan"

"Iya sih, ya udah kak kita makan"

Cindy menganggukkan kepalanya dan mereka melanjutkan makan siang mereka, namun pada saat mereka sedang makan pintu kamar Jinan terbuka yang membuat mereka berdua terkejut.

Kemudian Cindy ingin menyambut kekasihnya itu yang baru saja pulang langsung menunda makan siangnya dan menuju pintu kamar Jinan.

"Assalamualaikum" salam Jinan

"Walaikumsalam gimana tadi nan?" Sambut Cindy

"Ya gitu deh banyak pasien"

"Gitu yah, loh kok" Cindy terkejut ternyata Jinan tak sendirian

"Assalamualaikum" salam mamahnya

"Walaikumsalam mamah kok" sambut Cindy dan menyalaminya

"Hehehe maaf ya Cind mamah ngga ngabarin kamu" kekeh mamahnya melihat anaknya cemberut

"Tapi kenapa mah? Tumben biasanya ngabarin" Cindy merasa tidak enak

"Gpp mamah mau main aja" jawab mamahnya

"Ya udah deh, kebetulan aku sama Ayana tadi buat sushi barangkali mamah sama Jinan mau kita makan bareng ya" ucap Cindy yang baru saja menyelesaikan masakannya

"Iya nih tadi ngga sempet makan" balas Jinan dengan berbohong

"Lah kenapa?" Tanya Cindy

"Gpp kok pengin makan di rumah aja" bisik Jinan

"Alasan aja kamu" Cindy memukul pelan pundaknya

"Hehehe, ya udah Bu silahkan masuk" Jinan mempersilahkan mamahnya Cindy untuk masuk

"Iya nak"

Mereka berdua masuk ke dalam kamar Jinan dan Jinan menutup kembali pintu kamarnya kemudian menuju meja makan.

"Ehh Bu selamat datang" sapa Ayana dan menyalami mamahnya Cindy

"Ehh iya nak Ayana" balas mamahnya Cindy

"Datang kapan Bu?"

"Baru aja tadi dijemput nak Jinan"

"Kenapa ngga ngabarin Bu nanti aku sama kak Cindy siap-siap buat nyambut ibu" Ayana merasa tidak enak

"Ehh ngga usah, ibu juga mau main aja sama mau ketemu Cindy udah lama ngga ketemu" ucap mamahnya Cindy menjelaskan tujuan

"Gitu yah"

"Ehh Jinan kemana?" Tanya mamahnya Cindy yang tidak melihat Jinan

"Lagi ganti baju mungkin mah" jawab Cindy yang menduga Jinan sedang mengganti pakaiannya

"Ohh, gimana kamu udah daftar wisudanya?" Tanya mamahnya tentang wisudanya

Cindy menggelengkan kepalanya, "Belum mah, ini aku lagi daftar sama ngerjain revisi juga"

"Cepetan yah biar ngga molor" ucap mamahnya yang sedikit memaksa

"Iya mah ini Cindy lagi berusaha"

"Ya udah deh, udah tau kamu nanti mau kerja dimana?" Tanya mamahnya kembali

"Pas itu Cindy ditawarin buat kerja di rumah sakitnya Jinan tapi nanti liat lagi deh" jawab Cindy yang sedang mempertimbangkan tentang tawaran direktur rumah sakit tempat Jinan bekerja

"Ohh mau Deket sama Jinan gitu ceritanya?" Canda mamahnya dengan menggodanya

"Ihh bukan gitu mah, pas aku selesai magang direkturnya nawarin aku jadi staff hukum disana" balas Cindy namun dengan wajah cemberutnya

"Ohh mamah kira mau dekat-dekat sama nak Jinan hehehe" mamahnya kembali menggoda anaknya

"Mamah mah gitu" Cindy menepuk tangan mamahnya dan memasang wajah cemberutnya kembali

"Ada apa nih?" Tanya Jinan yang baru saja bergabung

"Ehh nak Jinan, gpp kok lagi godain anak mamah ini" jawab mamahnya Cindy

"Mamah ihhh"

"Hehehe jangan gitu Bu nanti ngambek" canda Jinan

"Gpp kok ibu udah biasa, ya udah yuk kita makan sama-sama" ajak mamahnya Cindy

Mereka bertiga menganggukkan kepalanya dan memakan hasil masakan Cindy dan Ayana. Mamahnya Cindy dan Jinan menikmati hasil masakan mereka dan itu membuat Ayana senang apalagi dengan Cindy yang melihat reaksi Jinan yang sangat menikmati makanannya.

"Semoga aku bisa merasakan kebahagiaan ini dan seterusnya yah nan" batin Cindy

*

Di lain tempat, setelah bertemu dengan Jinan Gita ingin menemui Ariel di kantornya. Pada saat sampai di kantornya Gita tidak menemukan Ariel disana dan itu membuat Gita khawatir, kemudian dia menghubungi adik Ariel.

"Haloo eve"

"Iya kak kenapa?"

"Kamu tau kakak kamu kemana?"

"Lah bukannya dia lagi di kantor yah"

"Ini kakak di kantornya dianya ngga ada"

"Aku juga ngga tau kak"

"Kalo ada tanda-tanda dia kabarin yah, kakak mau ngomong serius sama dia"

"Iya kak nanti aku bilang"

Gita menutup telponnya kemudian dia menuju rumah sakit kembali untuk menemui Indira disana.

Eve menutup telponnya. Setelah menutup telponnya ternyata orang yang dimaksud Gita sedang di depan Eve.

"Dia ngomong apa?" Tanya Ariel yang duduk tepat di depan Eve

"Katanya mau ngomong serius sama Lo" jawabnya

"Hahh mau ngomong apalagi sih" Ariel yang tak habis pikir dengan Gita

"Ehh Lo harusnya bersyukur dapet bini kayak kak Gita, kalo gw cowok sih gw bersyukur banget" tegas Eve yang sudah muak dengan kelakuan kakaknya itu

"Ya udah Lo aja yang nikah sama dia" balas Ariel dengan entengnya

"Lo ye awas yah gw laporin Lo" ancam Eve

"Ya udah sana" Ariel yang tak takut dengan ancamannya

"Ehh malah ngelunjak" ucap Eve yang mulai emosi

"Lo juga sebagai adik ngga dukung" Ariel yang juga mulai emosi

"Ehh gw dukung pernikahan Lo sama kak Gita karena dia tulus sayang sama Lo tapi Lo ngga" Eve yang ingin kakaknya sadar

"Emang ngga kan"

"Ya udah deh terserah Lo aja deh gw cape"

"Udah ah gw mau pulang" pamit Ariel

"Sana Lo"

Ariel meninggalkan kos Eve yang tak jauh dari kantornya.

"Ini sodara gw kenapa sih ngga buka hatinya, ya tuhan semoga dia bisa bisa buka hatinya" batin Eve

*

Setelah makan siang, Jinan sedang mencuci piring bekas makan mereka Ayana tidur di kamar tamunya dan Cindy serta mamahnya kembali ke kamar mereka. Saat sedang mencuci piring, dia sedang memikirkan sesuatu yaitu apa yang membuat Cindy senang dan juga tidak mengecewakan dia juga.

Sebenarnya Jinan ingin melamar Cindy namun dengan kondisi dia belum memberitahu mamahnya apakah itu diperbolehkan atau dilarang namun dari pihak Cindy sudah memperbolehkan mungkin itu diperbolehkan.

Yahh memang Jinan sering tidak bisa tidur dan juga fokus kerja karena masalah keluarganya yang memang cukup rumit apalagi sejak papahnya meninggal dunia semua kehidupan yang Jinan alami berubah drastis dari yang memang dia diperbolehkan memilih apa yang dia ingin pada akhirnya tetap harus meneruskan perusahaan yang sudah kakeknya bangun.

Setelah menyelesaikannya, Jinan menuju balkon depan kamar tidurnya dan menyalahkan sepuntung rokoknya. Ya benar Jinan merokok, entah kenapa dia ingin merokok mungkin dari faktor tertekan yang menyebabkan dia ingin atau hal lain dia tidak tahun namun hal ini tidak diketahui oleh Cindy yang membuat dia takut jika ketahuan olehnya.

Beberapa menit dia habiskan untuk menenangkan pikirannya, tiba-tiba ada suara ketukan dari pintu kamar Jinan dan Jinan langsung menghampirinya. Setelah dibuka ternyata itu adalah mamahnya Cindy.

"Assalamualaikum nak Jinan" salam mamahnya Cindy

"Walaikumsalam ehh Bu saya kira ibu sudah tidur di kamar" balas Jinan

"Ngga nak, ibu mau diskusiin sama kamu"

"Tentang apa Bu?"

"Hari ulangtahun Cindy dong nak"

"Ehh iya Bu maaf, ya udah Bu masuk dulu" ucap Jinan yang lupa tentang itu dan mempersilahkan mamahnya Cindy untuk masuk

"Iya nak"

Mamahnya Cindy masuk ke dalam kamar Jinan dan duduk di sofa serta Jinan menutup pintu kamarnya dan juga ikut duduk di sofa miliknya.

"Jadi gimana Bu?" Tanya Jinan apakah mamahnya Cindy memiliki rencana

Mamahnya Cindy menggelengkan kepalanya, "Ibu ngga punya rencana buat ulangtahun dia"

"Saya juga Bu tapi sebelum itu saya ingin tanya boleh Bu?"

"Boleh gpp kenapa nak?"

"Maaf ya Bu mungkin ini terlalu mendadak tapi saya ingin melamar anak ibu" ucap Jinan ingin melamar anaknya

"Kamu serius nak?" Tanya mamahnya Cindy apakah Jinan benar-benar serius atau hanya bualan

"Iya Bu saya serius karena saya ingin Cindy menjadi bagian dari hidup saya dan juga bisa menjaga ibu" jawab Jinan dengan yakin

"Kamu udah pikirkan semuanya setelah itu?" Tanya mamahnya Cindy kembali

"Belum semuanya Bu tapi saya akan usahakan yang terbaik" jawab Jinan yang masih belum yakin

"Kalo memang begitu ibu setuju tapi kamu harus memenuhi syarat dari ibu"

"Apa itu Bu?"

"Ibu ingin kamu benar-benar jaga Cindy karena ibu takut dia sepertinya papahnya" jawab mamahnya Cindy tentang syaratnya itu

Jinan menganggukkan kepalanya, "Baik Bu saya akan melakukan apa yang membuat Cindy aman dan nyaman"

"Iya nak, semoga lancar sampai hari H ya nak" doa mamahnya Cindy

Jinan menganggukkan kepalanya, "Iya Bu terimakasih, selanjutnya kita mau merencanakan apa Bu?"

"Apa gini saja nak..."

Mereka berdua merencanakan sesuatu untuk memberikan kejutan untuk Cindy serta niat Jinan untuk melamar dia.

***

Alhamdulillah akhirnya author bisa update cerita ini lagi nih setelah sekian lama hehehe...

Gimana nih kabar kalian apakah kalian benar mudik atau di tempat rantauan aja karena kehabisa tiket atau ada hal lain? Semoga kalian dan keluarga sehat semua dan yang mudik hati-hati dan jaga prokesnya yah...

Ohh iya selamat idulfitri yah kawan-kawanku sekalian yang merayakan kalo author merayakan kalo kalian gimana hehehe...

Setelah 2 tahun ini akhirnya author bisa merasakan sholat bareng warga sekota lagi dan tidak ada pembatas jadi yah bisa mencari betina betina yang baru memakai hijab hehehe...

Waduh keliatan banget yah niatnya tapi bener author bersyukur karena bisa sholat di lapangan bareng warga lagi, kalo kalian gimana suka sebelum pandemi atau sesudah pandemi?...

Semoga kalian dan keluarga sehat semua dan jangan lupa jaga kesehatan yah, dan semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...

Thanks for reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!